Keukenhof, sebuah
tempat yang kamu janjikan. Sebuah tempat yang katamu selalu membuat kamu
terlepas dari dimensi waktu. Tempat di mana kamu selalu merasa tak ada yang
lain selain keindahan dan kedamaian. Sebuah tempat di mana bunga-bunga mekar
begitu indahnya.
Kamu selalu ingin
membawaku ke taman-taman indah di seluruh dunia, seperti Keukenhof itu. Karena
itu tak lelahnya kamu bekerja, mengumpulkan uang yang kamu rasa tak pernah
cukup untuk bisa membawaku melihat taman-taman indah itu. Kamu merasa cara
mencintai terbaik adalah dengan menunjukkannya semaksimal yang kamu mampu,
dengan membawaku ke taman yang kamu puja itu.
Hingga akhirnya
kamu terbaring di sini, sekarang, kelelahan dan sakit. Menatapku dengan
pandangan sesal dan air mata yang kamu tahan. Karena itu, dengarlah sayang,
sekali ini saja.
Cinta bukan soal ke
mana kamu bisa membawaku, tapi soal di mana saja kamu bisa bersamaku. Cinta
bukan soal sebagus apa rumah yang kamu bangun untukku, tapi seberapa mampu kita
menjadi rumah bagi satu sama lain. Cinta soal menerima satu sama lain apa
adanya dan merasa bahagia.
Kamu tak perlu
membawaku ke mana-mana sayang, keberadaanmu sudah lebih dari cukup untuk
membuatku merasakan kembali perasaan indah yang sejak pertama kali bertemu gagal
kita terjemahkan itu. Kamu, dengan caramu yang sederhana saja, membuatku selalu
bersyukur kita bersama.
Cinta bukan
bagaimana kamu membahagiakanku atau aku membahagiakanmu, cinta adalah kita
sama-sama merasa bahagia, sayang. Cinta bukan kehilangan waktu untuk
membahagiakan yang lain, cinta adalah merasa bahagia ketika menghabiskan waktu
bersama.
Jadi sayang, tak
perlu lagi kau kejar Keukenhof, taman sejuta bunga yang katamu akan membuatku
bahagia. Cukup nikmati senja berdua denganku, di teras rumah kita. Menikmati bunga-bunga
yang sedang bermekaran di taman kecil kita. Memang jumlahnya terbilang hitungan
jari, namun bukankah waktu bersamalah yang tak bisa kita beli?
Berjanjilah sayang,
selepas kau sembuh nanti, kau akan mencintaiku dengan sederhana. Karena aku
pun, mencintaimu apa adanya dan itu sudah sangat membuatku bahagia. Berjanjilah
sayang, kita akan menghabiskan waktu berdua, tak perlu ke mana-mana. Cukup di
taman depan rumah kita sambil menikmati sajak yang pernah kamu bacakan untukku.
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain
dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh
warna
Padang rumputnya tak berbanding
perdamaian
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia
dan ‘nusia
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tulisan pendek ini, saya bacakan saat Festival Seni Surabaya akhir November lalu. Terinspirasi dari puisi di atas. Taman - Chairil Anwar.
No comments:
Post a Comment
jangan cuma baca, tapi komen juga ya