Wednesday 16 December 2009

jembatan semanggi

04:37 0 Comments

saat itu gelap, senja belum lama berakhir. mendadak ada deru diiringi desingan peluru ke segala penjuru. entah mengenai siapa, entah dari mulut senapan siapa yang pasti ada beberapa yang bersarang di tubuh para mahasiswa. seolah mereka adalah musuh, seolah mereka lebih busuk dari para koruptor, setelah puas menembaki, para penembak itu memekikkan nyanyian kemenangan di antara mayat-mayat mahasiswa.

adegan itu membekas kuat di otakku. Aku merasa aku ikut hadir di jembatan Semanggi dan dapat merasakan kebengisan para penembak itu meski aku hanya menyaksikan dari sebuah sinema dokumenter. Ada ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang mengatasnamakan keamanan dan ketidakadilan itu hingga hari ini masih terus dipertahankan. sebuah ironi yang harus kita tanyakan bersama, ada apa? apa nurani sudah mati?

ditulis sebagai paragraf inspirasi sebuah cerpen. :)

Monday 23 November 2009

I Love Somebody

22:03 0 Comments
Saya mencintai seseorang, seseorang yang dekat dengan kehidupan saya. meski kami jarang mengatakan saling mencintai, saya tahu persis dia mencintai saya dan saya pun juga merasakan yang sama.

bahkan sering, saya merasa dia lebih mencintai saya daripada saya mencintainya. Namun, saya sering mengecewakannya. Saya sering membuatnya marah dan kecewa atas pilihan saya meski dia tak pernah berkata, "Nada, kamu sangat mengecewakan". percaya atau tidak, dia tidak pernah mengatakan hal itu kepada saya.

Dia adalah orang yang begitu memahami saya sejak dulu, dia selalu mengerti bagaimana menyikapi seorang Nada dan memberikan cinta dalam porsi yang pas, bahkan kadang lebih.

beberapa kali, bahkan dulu, tiap hari saya sering kesal padanya begitu pula dia. Saya merasa dia terlalu benyak membuat peraturan dan saya harus dibuat patuh. belakangan, saya baru sadar, itu semua karena dia mencintai saya dan tak ingin saya 'jatuh'. hanya terkadang kami saling tak memahami bahasa masing-masing.

dia mencintai saya tanpa tendensi apa-apa, dia tak pernah meminta apa-apa dari saya. dia ingin saya bahagia, itu saja.

sangking luar biasa rasa cintanya itu, sehingga saya kadang sulit memahami betapa kompleks rasa cintanya, betapa luar biasa kasih tulusnya.
betapa saya belum dapat membalas dengan cinta yang sebanding.

saya terlalu sering memikirkan apa yang saya sukai, bukan apa yang bisa membuat saya bahagia sekarang dan nanti, memikirkan sesuatu yang sungguh membuat dia bahagia pula. saya belum dapat mencintai dengan tulus, seperti dia mencintai saya selama ini.

mengapa saya bisa mencintainya adalah pertanyaan yang tidak sebanding dengan pertanyaan "Mengapa dia bisa begitu mencintai saya yang tidak pernah memberikan apa-apa?"

karena saya, adalah anaknya.
Karena dia adalah Ibu, wanita luar biasa yang berhasil membesarkan LIMA ANAK sendirian.
Karena dia adalah Ibu, wanita yang sangat berarti dan paling penting dalam hidup saya.
Ibu dengan tulus dan sepenuh hati saya katakan,
" SAYA MENCINTAIMU".

Monday 16 November 2009

SIMAK UTUL

22:28 0 Comments
Buat anak-anak kelas 3 SMU yang pengen ngelanjutin di UI, siap-siap nih..
Pendaftaran online dibuka tanggal 18 Januari 2010 sampai 26 Februari 2010. Tes masuknya atau yang lebih dikenal dengan SIMAK UI bakal dilaksanain tanggal 14 Maret 2010.

Selengkapnya klik aja di sini.

buat yang pengen di UGM juga uda ada info nih, lebih lengkap kalau buka di sini.

buat UTUL UM, pendaftaran mulai tanggal 21 Januari sampai 16 Maret 2010.
So prepare your self guys! *especially to myself*. Hahahahaha*
jadi Inget kata-kata Dara, temen sekelasku, RAJIN_RAJIN, SEMANGAT!

Saturday 14 November 2009

wajah baru

17:27 5 Comments
Yeyeyeyeyeye…
Saya seneng banget nih sekarang tampilan blog saya udah lebih enak dimata dan berasa lebih eksklusif aja. *halah*

Soalnya, template blog ini dibikinin sama temen kakak saya yang baik hati sekali. Namanya mas Fauzan. Jadi ceritanya saya ditawarin gitu deh, “Mau nggak blogmu dibikin jadi bagus?”

Tentu langsung saya jawab mau dong!! Dan hasilnya, taraaa..
Seperti inilah, lebih apa ya? Lebih bagus lah pokoknya. :-)

Kenapa saya bilang eksklusif?



coba scrool sampe pojok bawah atau Lihat deh gambar di atas, disitu kan ada tulisan theme by harunasoul. Tadinya kan kalo pake template download hasilnya pasti theme by source_template¬nya_apa_gitu. Nah, karena sekarang by saya sendiri, harunasoul :) jadi saya ngerasa eksklusif getoo.. :-D
Hahahahaha *tawa penuh kepuasaan*

Kalau buku tamu itu, sebenarnya chatbox. tapi dibikin baru muncul kalo pointer mouse diarahin kesitu. buat saya yang nggak ngerti soal html dan design, that's cool man!!!

kalo yang udah ahli, mungkin nggak seberapa ya. tapi buat saya yang buta dunia begini, sekali lagi, THAT'S COOL!

Selain itu, sekarang saya mulai mikirin konsep blog ini. Udah nggak saatnya, blog ini Cuma jadi tempat sampah saya dalam berkeluh kesah doong. Saya pengen gitu ngasih tema blog ini, tapi *doeeng* bodohnya saya, saya nggak tahu tema apa yang mau saya pakai.
That’s way, blog ini saya ganti jadi Pelataran Nada. Sekadar kata kok kayaknya uda nggak pas lagi ya..
Oke, back to theme..
Kalau soal resep masakan, saya nggak bisa masak. Kalau soal fashion, model baju saya aja jadul semua :-D, kalau soal pendidikan, ilmu pengetahuan, :-S saya yang dudul ini jelas nggak tahu apa-apa.

Jadi sekarang masih searching tema gitu.. ada yang mau kasih saran???

resensi film GIE

03:25 3 Comments

well, sebenarnya ini resensi yang sangat telat, tapi karena merupakan tugas dari sekolah dan saya pikir mungkin berguna, jadi saya post aja ya..
*actually, tugasnya uda kemarin-kemarin juga sih :D*

SOE HOK GIE

Gie, semangat pembaharu sejati
Film Gie yang mengambil setting antara tahun 1956-1969 ini menceritakan tentang kisah hidup Soe Hok Gie, pemuda Indonesia keturunan Cina yang aktif menetang kesewang-wenangan penguasa melalui tulisan-tulisannya. Sejak kecil, Gie memiliki kepekaan sosial dan budaya yang melampui teman sebayanya. Ketertarikannya pada sastra dan bacaan membuatnya secara alamiah untuk terus menulis, mencatat apa yang terjadi di sekelilingnya dan Gie melihat segala yang terjadi secara kritis dan berpihak kepada rakyat-rakyat yang tertindas.
Saat duduk di bangku SMA, Gie bahkan berani mengatakan bahwa demokrasi terpimpin bukanlah demokrasi. Hal ini tentu sangat ‘berani’ dalam kondisi yang serba tidak menentu pada saat itu. Keberanian Gie tersebut makin menjadi setelah dia menjadi mahasiswa fakultas sastra UI. Di sana pikirannya semakin terasah dan di sana pulalah Gie menemukan sahabat-sahabat yang memiliki minat yang sama sepertinya, gunung dan film.

Pada saat itu semangat revolusi yang didengung-dengungkan justru membuat situasi memanas. Dalam lingkup UI saja, bermunculan organisasi-organisasi yang terbentuk karena kepentingan agama dan golongan, seperti PMKRI dan HMI. Gie yang seorang katholik, diajak bergabung ke PMKRI oleh temannya, Jaka. Namun, gie menolak. Dia merasa bahwa politik yang membawa kepentingan agama dan golongan bukanlah jalan untuk membawa perubahan hidup bangsa Indonesia.

Alih-alih terlibat organisasi, Gie lebih memilih untukdiskusi dan menulis dalam melawan kelaliman penguasa. Kekritisan GIe dalam mengkritik pemerintah, disadari oleh seorang aktivis gerakan yang bernama Ben. Gerakan yang diikuti Ben tersebut dipimpin oleh Sumitro yang memiliki ide-ide yang sama dengan Gie. Ben pun mengajak Gie untuk bergabung dalam gerakan ini dan menulis utnuk pamflet gerakan tersebut yang disebarkan secara underground.

Salah satu usaha Gie yang lain adalah ikut dalam senat. Latar belakang keaktifan Gie semula ketika dia melihat para calon ketua senat yang berasal dari oraganisasi-oraganisasi yang membawa kepentingan golongan dan agama. Gie tidak ingin senat dikuasai oleh orang semacam itu. Gie lalu mengajukan Herman, sahabatnya, sebagai calon ketua. Gie melihat bahwa Herman tidak membawa kepentingan agama dan golongan manapun dan inilah yang akan menjadi kelebihannya.

Pada 30 September 1965, terjadilah penculikan para jendral Angkatan Darat. Sejak saat itu ketegangan semakin meningkat. Hingga akhirnya harga-harga melambung tinggi. Dalam pandangan GIe, ini sesungguhnya adalah taktik pemerintah untuk mengalihkan perhatian rakyat dari penumpasan komunis.

Mahasiswa UI saat itu bersatu, mereka berusaha meminta hak-hak rakyat dengan cara berdemo secara besara-besaran. Mahasiswa ini mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah yang dikenal sebai tritura. Tuntutan mahasiswa ini hingga Februari 1966 belum terpenuhi, bahkaan Presiden sendiri menegaskan bahwa tidak akan membubarkan PKI.

Mahasiswa berdemo lagi. Keadaan di masyarakat semakin kacau. Baru pada tanggal 11 MAret 1966, Supersemar seolah menjadi jawaban atas keadaan saat itu. Soekarno menyerahakan mandatnya kepada panglima angkatan darat Soeharto. Saat itulah sesungguhnya militer yang sebelumnya bersitegang dengan PKI mendapat kekuasaan.

Para anggota PKI pun diburu, ditangkap, disiksa dan dibantai. Gie yang bukan ‘kiri’ atau ‘kanan’ tersentil rasa sosialnya untuk menulis kesewenang-wenangan dan kebiadaban orde baru.

Jalan film ini selanjutnya memaparkan keberanian untuk terus mengkritik hingga sampai pada satu titik Gie merasa ‘lelah’ dan terus mendapat reaksi keras dari orang-orang yang merasa terusik atas ulah Gie. Film ini pun diakhiri dengan ending yang abu-abu. Tidak bahagia, tidak juga sedih. Tidak bahagia sebab tentu karena Gie mati muda pada bulan Desember 1969. Tidak sedih sebab pada dasarnya Gie merasa beruntung. Sebelumnya Gie pernah mengatakan bahwa nasib baik adalah tidak dilahirkan dan mati muda. Gie meninggal dalam usia 27 tahun di Gunung Semeru dalam pangkuan sahabatnya, Herman Latang.

Rekam sejarah

Gie adalah tokoh yang sangat kritis menilai politik dan keadaan sosial masyarakat. Film Gie ini sendiri menjadi film yang memutar ulang sejarah dengan sudut yang berbeda dari buku-buku teks yang selama ini kita baca, terutama buku teks pelajaran.

Bagaimana sesungguhnya pergolakan politik yang terjadi disampaikan melalui pemikiran-pemikiran Gie, siaran radio, berita dan lainnya. Sutradara dan penulis naskah Gie berhasil membawa dimensi pikiran Gie kepada para penontonnya tanpa terkesan menggurui, meskipun sedikit berat. Narasi-narasi Gie maupun dialognya memang bukan dialog ringan melainkan dialaog yang sarat makna.

Cara Gie memaknai revolusi, kebenciannya kepada para penguasa yang memasung demokrasi, kepekaannya dan rasa sosialnya yang tinggi, kegeramannya terhadap orde lama yang korup dan berkuasa secara absolute juga orde baru yang bertindak sewenang-wenang, sedikit banyak akan berpengaruh kepada para penonton yang masih mau berpikir dan peduli terhadap bangsa. Pandangan kita mengenai sejarah yang semula hanya benar di satu sisi dan salah besar di sisi lain ( sesuai penjelasan teks-teks buku pelajaran kuno) menjadi terbagi adil disini. Dalam sejarah, tak pernah ada pihak yang sepenuhnya salah tak ada yang sepenuhnya benar. Oleh karena itu, pembantaian manusia tidak pernah bernilai benar.

Gie sebagai manusia

Film yang menarik tentu memiliki kisah cinta di dalamnya, begitu juga film ini. Meskipun tidka menonjol, kisah cinta Gie cukup menarik untuk diamati. Cinta segitiga antara Gie, Ira dan Ita. Gie dan Ira yang saling menyukai namun sama-sama canggung dan Ita gadis yang akhirnya menjadi pacar Gie. Cerita cinta mereka agak pilu, sebab ketiganya tidak mendapatkan cinta mereka masing-masing.
Sisi kemanusian Gie yang lain adalah kesalahan. Gie remaja tidak begitu akrab dengan kakaknya, Arif Budiman. Selain itu, Gie juga tidak begitu peduli dengan keluarganya meski sesungguhnya Gie menyayangi mereka. Gie juga mudah marah, tampak dalam beberapa adegan. Meski terlihat santai, gerak tubuhnya jelas menandakan dia larut terbawa emosi.

Gie

Sebagai sebuah film, Gie berhasil menjadi film mengagumkan dalam segi artistic dan moral. Film ini meyuguhkan gambar-gambar kota Jakarta yang masih ‘segar’ dan pemandangan gunung. Dari segi tata music, film ini sangat hidup dengan lagu-lagu yang sangat mendukung. Seperti back song saat Gie berdemo mampu membawa atmosfer dan semangat pemuda ke dalam benak dan membuat merinding. Juga lagu-lagu dan music yang tergolong ‘cerdas’.

Film ini juga sarat pesan. Kita bisa mengambil pesan dari buah pikiran Gie sepanjang film ini, jika sikap dan keteguhan hatinya. Film ini memang tergolong film yang berhasil bercerita kepada para penontonnya dan sangat layak untuk ditonton juag mungkin menjadi salah satu film Indonesia yang sangat membanggakan dan akan terus dikenang.


satu lagi, film ini jadi tambah yahud karena pemain utamanya NICHOLAS SAPUTRA yang cool banget itu. I'm one of his fans.

Tuesday 10 November 2009

20:12 2 Comments
aku menyapa angin yang baru saja lewat, dengan senyum yang dingin dia memberi kabar kamu telah pulang. aku lalu buru-buru menuju pelataranmu dengan langkah yang tersaruk-saruk. ah, kamu ternyata masih belum pulang, lagi-lagi aku ditipu kabar angin.


--ini postingan tanpa draft--
uda lama banget saya nggak nulis lagi di blog nih. faktor utama : MALES. kedua karena uda kelas 3 jadi makin nggak sempet aja :D

well, banyak sebenarnya yang pengen saya rombak dari blog ini, biar jadi rame dan banyak peminat. tapi saya masih belum bisa nentuin konten yang pas gitu. ada yang mau ngasih ide?

Thursday 3 September 2009

surat seorang pemuda

03:24 1 Comments
Semula, aku tidak begitu peduli padamu. Bahkan, untuk tahu siapa namamu aku tak tergerak sama sekali. Dimataku, kamu tak ubahnya seperti gadis lain, cerewet, cuka mencari perhatian dan manja. Satu lagi, kamu keras kepala. Pertemuan pertama kita membuatku langsung membuatku menilai begitu padamu. Gerak-gerikmu yang lincah dan kenes membuatku sedikit muak. Sedikit saja sebab ternyata pada pertemuan berikutnya aku merasa muak jika aku tidak melihat gerak-gerikmu itu.
Jujur, kamu sangat menyebalkan. Kamu adalah gadis keras kepala yang selalu membuatku beradu argument. Kamu selalu merasa kamulah yang paling benar, kamulah yang paling mengetahui seolah kamu adalah yang paling bijaksana. Ini membuat harga diriku sebagai lelaki terusik. Kamu selalu saja menganggapku tak pernah bisa apa-apa. Kamu memang begitu menyebalkan, kamu selalu mencari kesalahan-kesalahanku. Namun, di saat yang sama kamu adalah satu-satunya yang membuatku berusaha dan merasa berarti. Kamu selalu menyajikan sajak-sajak dari lapak kata-katamu sehabis kita beradu argument dan jujur saja, itu yang membuatku jatuh berkali-kali.
Kamu orang yang sangat keras kepala sekaligus lembut, kamu tidak pernah mau mengakui suatu hal secara terang-terangan di hadapanku. Semua kau buat berbelit-belit dulu, baru setelah aku lelah kamu tersenyum nyengir dan membuatku gemas. Kamu selalu membuatku kehilangan kata-kata setiap mendengar kata tolong dan terima kasih dari bibirmu. Kamu selalu meluruhkan pertahananku terhadap kamu. Kamu selalu begitu dan selalu kamu yang begitu kepadaku.
Hal menyebalkan lain adalah, kamu sangat cuek. Kamu tidak peduli aku berkata jilbabmu norak, atau suaramu cempreng. Kamu terus saja asyik menulis saat aku bilang kamu tidak peduli dan egois. Kamu, kamu, kamu benar-benar m embuatku lelah. Bahkan, saat aku bilang kamu begitu menarik kamu hanya menatapku tanpa ekspresi apa-apa. Sulit, sulit sekali mencuri perhatianmu. Kadang, jika sedang beruntung aku mendapat senyummu.
Satu hal yang membuatku terus menjagamu dalam benakku adalah kenyataan bahwa kamu adalah gadis biasa saja yang mampu membuat intelegensiaku mendadak hilang saat kita beradu pandang. Kamu adalah gadis biasa yang luar biasa, yang memberiku semacam transfer semangat spontan di saat kita bersua.
Sayangnya, sebelum aku sempat mengatakan semua itu, kau terburu-buru pergi. Sebelum aku mengkhitbahmu, kau sudah tak sabar menjadi bidadari surga. Aku yakin, kau menungguku di sana bukan? Aku yakin sebab catatan terakhir yang kau bubuhkan dalam secarik kertas lusuh di ujung senja itu yang bertuliskan ”Di dekatmu, membuatku merasa aman. Mendengarmu, hidup menjadi lebih ringan. Bersamamu, aku yakin kau akan membawaku menuju Jannah-Nya”
Sayangnya, kau terlalu terburu-buru menemuinya..
sang pemuda meninggalkan surat ini diatas makam sang gadis. tepat, 10 hari sebelum mereka menikah

Saturday 29 August 2009

ganti template

06:56 2 Comments
hmhmh..
saya sebenernya uda eneg banget sama blogspot ini. Uda saya setting kayak apapun, link buat komen tetep nggak mau muncul.
* Oh Tuhan, apa salah dan dosaaku.. hhuuuu..* padahal saya tahu kalo sebenernya banyak yang mau ngomen *yaiks! pede puool!!*

selain itu, template-nya ternyata nggak efisisen deh..
bosen ding sebenernya.. hehehe..:P

pengen saya ubah secara gede-gedean tapi saya gaptek, jadi nggak tahu gimana deh.. ada yang mau ngajarin?

tapiiiiiiiiiii..
karena ini satu-satunya yang saya punya, tetap akan kurawat sampai nanti, sampai mati..* letto mode : on*

akhirnya, saya putuskan buat ngganti template. yang biasa aja lah, neko-neko malah terkesan sumpek. begitu kan ya?

blog yang kosong

02:09 0 Comments
Akhir-akhir ini, dua blog saya, satu di blogspot dan akun multiply ini agak jarang saya urusi. Maaf untuk yang membuka dan kecewa karena isinya belum juga berubah. Sebenarnya, ini gara-gara facebook. Haduuh.. mlah nyalahin yang lain ya..
Jadi begini, saya merasa kalu saya memposting tulisan di facebook ,akan lebih banyak di baca orang daripada saya post di blog. Buktinya jelas, cerpen-cerpen saya langsung disambut dengan antusias. Berbeda sekali dengan blog dan multiply. Sepi..
Salah saya juga sih, kurang pandai mencari relasi di dunia maya. Tapi semoga, dengan ke-intens-an yang bertambah, begitu juga teman saya bertambah di dunia maya ini.
Soal facebook, saya merasa sangat banyak manfaatnya untuk saya. Bagaimana tidak, lewat facebook, tulisan-tulisan saya akhirnya dapat dibaca oleh sastrawan-sastrawan tanah air. Gimana nggak ‘bangga’ tuh..
Awal mula dari kisah ini begini. Saya memiliki sosok seorang idola, Gus Mus. Sosok kiai yang sangat mengayomi dan menjadi panutan. Oleh beliau, saya disarankan untuk membagi tulisan-tulisan saya di facebook agar bisa dinilai oleh orang lain dan tahu, sejauh mana kualitas tulisan saya.

Saya manut, akhirnya, cerpen saya yang berjudul ‘SURAT’ saya posting. Tak ketinggalan, Gus Mus ( akun facebooknya SIMBAH KAKUNG) juga saya tag. Sambutan yang saya terima lumayan, komentar-komentar atas cerpen saya itu membuat saya tambah semangat saja. Tapi, saya tunggu-tunggu komentar dari Gus Mus kok nggak ada.
Paginya saya terkejut ketika melihat notifikasi. Ternyata Gus Mus me-repost tulisan saya itu dan men-tag sastrawan-sastrawan seperti Sitok Srengenge dan Timur Sinar Suprabana. Air mata saya mengalir. Antara bahagia dan haru. Saya tidak menyangka Gus Mus sepeduli itu terhadap saya. Saya menjadi semakin mengidolakan beliau. Terima kasih, Simbah Kakung..

Friday 10 July 2009

LIBURAN!!!!

22:33 0 Comments

mengejar ombak di parangtritis

Liburan kali ini bener-bener liburan buat saya. Otak saya seger kembali. Sampai berhari-hari nggak sempat ngurus blog dan menuliskan pengalaman serru selama liburan ini. Soalnya mulai dari acara ZEBRA kemarin, acara yang lain udah banyak nyusul.

Mulai dari acara akad nikah sepupu saya di Magelang, dek Wafi, tanggal 30 Juni. Jangan kaget, walaupun saya panggil dek, tapi usianya jauuuuh di atas saya. Saya panggil dia dek, soalnya dia putri dari bulik saya, adik Abah. Acara nikahan dek Wafi sederhana saja, tapi auranya.. masyaallah air mata saya sampai ndleweran. Agak heran juga saya ini, mata saya ini kok gampang sekali bocor. Hehehe.. di acara itu, otomatis saudara-saudara pada kumpul dong. Seru deh! Saya sempet nginep juga di tempat bulik, kumpul sama sepupu samapai lupa waktu. Malamnya, sekitar jam 10an gitu, kami nonton film di komputer, Perempuan Berkalung Sorban.

Buat siapapun yang pernah nonton film ini, saya cuma pengen ngasih tahu. NGGAK SEMUA PESANTREN KAYAK GITU. Memang ada, tapi nggak semua. Dinamika kehidupan pesantren memang nggak gampang dipahami oleh orang yang nggak ada di Pesantren. Gregeten sendiri saya, lihat buku-buku dibakar di film itu, kok kesannya pesantren salaf itu kolot banget. Apalagi waktu roman Bumi Manusia dibakar, tercabik-cabik hati saya. Saya langganan baca buku Pramudya dan semua baik-baik saja. Keluarga saya nggak pernah protes. Nggak otoriter. Demokratis sekali dan sesungguhnya pesantren salaf yang demokratis itu banyak sekali.

Okelah untuk urusan cinta di film itu, mengharukan dan cukup membuat mata saya kering. Akan tetapi untuk urusan pesantrennya, ndilalah Hanung bukan orang pesantren jadi dia menggambarkan seperti itu. Ya, ndilalah.

Oke, lanjut ke liburan saya berikutnya.
Tanggal 5 Juli saya berangkat ke Surabaya. Nikahan dek Wafi lagi, tapi di tempat mempelai pria, namanya Zakaria Mukhtar. Selamat menempuh hidup baru ya.. semoga damai selalu, halah..

Walaupun di Surabaya, saya nggak jalan-jalan kemana-mana. Tapi ngglundung. Soalnya naik mobil, kan ban mobil ngglundung, bukan jalan. Hehehe.. di Surabaya, saya nggak lama, lanjut ke Jember. Ke tempat Mertua Paklik saya, Lik Labib. Adik ipar Paklik saya itu nikah juga, tapi sebenarnya tanggal 12 Juli. Karena keluarga Magelang tidak bisa kondangan hari itu, maka kondangan pun digasiki. Sekalian mumpung sudah sampai Surabaya.

Perjalanan Surabaya-Jember ternyata sama jauhnya dengan Magelang- Surabaya. Kemeng juga pantat saya di jejalkan terus di jok. Tapi tak apalah, kolo-kolo. Ada pengalaman menarik sewaktu saya mampir di salah satu POM bensin di daerah pasuruan ( kalau nggak salah ).

Ada seorang nenek tua yang mengumpulkan sampah plastik. Ketika ada kulit pohon kering ( blarak tipis ) nenek itu mengambilnya, kemudain duduk di pojokan. Saya menghampiri beliau. Sekedar menanyakan dimana rumahnya, bagaimana keluarganya. Suami nenek itu sudah meninggal, beliau sekarang tinggal dengan anak dan cucunya. Nenek itu bercerita, dia sekarang sudah tak mampu bekerja. Orang-orang sudah enggan menggunakan tenaganya. Jadi yang bisa beliau lakukan adalah mengumpulkan sampah plastik kemudian menjual kembali kepada pengepul. Kalau sedang mendapat sedikit, beliau mencari kayu untuk bahan bakar. Minyak tanah dan gas mahal, begitu ujar beliau. Blarak yang tadi belaiu ambil pun, juga untuk bahan bakar memasak besok.

Mendadak mata saya memerah. Orang setua ini, masih semangat dalam menjalani hidupnya. Dalam wajah beliau yang teduh itu, saya tak melihat ada wajah mengeluh. Keriput-keriput di wajahnya justru menggambarkna rasa syukur. Saya kemudian teringat kepada pengemis-pengemis yang sering ada di jalan atau di pasar. Mereka sesungguhnya mampu bekerja, tapi mereka enggan. Saya kadang gemas dengan tingkah mereka. Hidup dari belas kasihan orang lain buat saya hidup yang tak ada artinya. Berbeda dengan nenek yang saya temui, beliau masih begitu gigih.

Saya kemudian beranjak ke mobil. Saya ingat, sebelum pelang dari Surabaya, kami memiliki roti cukup banyak yang belum dimakan. Saya ambil salah satu tas, kemudian roti-roti itu saya masukkan. Kira-kira empat atau lima. Roti-roti itu cukup besar dan cukup membuat kenyang. Saya hautrkan tas itu kepada nenek itu. Wajah beliau berkaca-kaca saat saya berkata bahwa roti-roti ini untuk cucu nenek. Gantian mata saya yang berkaca-kaca saat beliau mengatakan bahwa Allah lah yang akan membalasnya. Kemudian, kardus-kardus makan kami yang masih penuh namun belum termakan, saya haturkan juga. Berkali-kali beliau mengucapkan terima kasih. Berkali-kali saya merasa haru. Merasa begitu bahagia saat melihat sajah nenek itu bahagia memakan makanan yang saya berikan.

Sayang, saya belum sempat bertanya nama beliau.

Terima kasih nek, telah mengajariku hidup itu harus dihadapi dan Tuhan yang akan mengaturnya. Terimakasih untuk wajah berbinar-binar yang membahagiakan. Terimakasih.

That ‘s the story. Back to my trip.

Sepulang dari Jember, kami ke Surabaya lagi. Mampir ke tempat Lik Ma’ruf sebab kemarin belum sempat singgah. Seblum samapai disana, kami sempatkan diri dulu, mampir ke Lumpur Lapindo. MasyaAllah, SubhanaLlah.

Ternyata lumpur sidoarjo ( LUSI) itu Luaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas sekali. Sangking uasnya, kalau hendak mengitari seluruh tanggul perlu waktu tak kurang dari setengah hari. Saya melihat bagaimana sumber lumpur itu tertutup kabut panas, sebab sangking panasnya. Baunya, masyaAllah, menusuk hidung. Yang saya dengar, Lusi menggenangi 3 kecamatan dan 16 desa. subhanaLlah..

Ketika saya amati, ternyata permukaan lumpur itu tidak rata, tapi agak menyembul di tengah. Di bagian tepi, yang ada hanya air berwarna abu-abu, sedangkan lumpur menggenang di tengah. Tanggul terus di pertinggi, sebab lumpur terus menyembur tak mau di ajak berkompromi. Alam protes terus disiksa. Saya hanya bisa mengelus dada.

Okay, back to the trip. Hari kamis kemarin, tanggal 9 Juli ada Scientific Tour (ST) yang diadakan anak-anak KIR. Saya jelas ikutan dong. Walaupun acara agak molor, karena nunggu Miu datang, tapi lancar kok. Tujuan pertama, candi gedong songo di Bandungan. Karena tempatnay di perbukitan ( atau pergunungan ya? ) bis kami tidak bisa naik. Padahal jarak masih 6 km. Akhirnya kami menyewa angkot. Bayar ekstra tapi nggak apa-apa lah. Sampai disana, mulut kami tak berhenti berdecak kagum. Lanskap di bawah, pemandangan kota Semarang, betul-betul memukau. Apalagi di kelilingi gunung yang menjulang tinggi, AlhamduliLlah, subahanaLlah, indah sekali! Untuk melihat candi-candi yang ada, kami harus sedikit, eh banyak ding, mendaki. Jarak antar candi lumayan jauh. Sayang, ada beberapa candi yang sudah rusak. Ndilalah, Indonesia, kok ya..

Setelah foto-foto narsis disana-sini. Kami turun, karena harus melanjutkan perjalan ke MAJT, masjid Agung Jawa Tengah. Tolong jangan tanya rute, sebab saya merem sepanjang jalan. Bangun-bangun sudah sampai parkiran masjid. Hehehe.
Kesan pertama masjid ini, BESAR, RAPI, INDAH, EKSOTIS, ATRAKTIF, IMAJINATIF ( 3 yang terkhir saya ngawur ^^) . waktu saya masuk, yang muncul di benak saya, ni masjid kok kayak mal ya. Jan betah disini. Coba semua masjid kayak gini, masjid-masijd nggak kalah rame dengan mall ya. Arsitektur masjid ini benar-enar memukau. Luuuuuuas banget! Baguuuuuuus banget! Di dalam masjid ada liftnya juga lho, tapi rusak. Ndilalah, Indonesia kok ya..

Setelah sholat, kami menuju menara masjid setinggi 19 lantai. Jujur, sebagai cah ndeso, saya baru kali itu berada di bangunan yang tingginya 19 lantai. Untuk diperbolehkan naik lift ( tiket sih sebenarnya) kami harus bayar 5000. Lumayan dapet ’bonus’ marimas 2 sachet. Liftnya tergolong cepet lho, 1,2,3 ujug-ujug 18 trus 19. nggak sampai satu menit deh kayaknya, udah tiba di puncak. Waaaa.. jadi inget tadi di gedong songo. Nonton city view yang keren. Ada teleskop juga disana. Tapi teleskopnya kayak telepon umum. Soalnya kalau mau make harus pake koin 500an. Banyak cah ndeso yang belum pernah pegang teleskop pada antri, termasuk saya. Menurut saya, jebule biasa saja. Lebih bagus melihat dengan mata telanjang.

Puas berkeliaran di MAJT, ST berlanjut di Simpang Lima. Kami jalan-jalan di mal ciputra. Cuma di beri waktu 2 jam. Saya dan Miu, sempat foto-foto gila di photobox, hasiknya biasa saja. Lha wong Cuma 10000. setelah itu, saya ajak Miu nonton. Miu nolak, takut telat. Saya yakinkan, enggak! Kita tanya dulu, durasi filmnya berapa. Masih jam setengah 4. masih ada waktu 90 menit. Kebetulan, ada film yang mau diputar, GARUDA DI DADAKU. Waktunya 90 menit. Siip! Cocok! Berkali-kali Miu merengek, kalo telat gimana, saya bilang, nggak telat! Waktunya pas! Akhirnya kami nonton juga. Nanti deh saya kasih review film ini. Pokoknya ini salah satu tontonn wajib keluarga Indonesia! Film yang mendidik bukan seperti SINETRON atau INFOTAINMENT.
Setelah film itu usai, jam di tangan saya sudah menunjukkan jam 5 lewat 10 menit. Saya langsung lari sama Miu. Sampai di depan parkiran, Melita telpon. Saya jawab, sudah di depan Bis. Dengan wajah nyengir, saya masuk. Ternyata, benar kata miu, kami telat. Hehehe. Miu bilang, nad jangan bilang-bilang kalau kita nonton. Saya bilang, iya. Nggak bilang kok, (tapi saya posting di blog). Hheheh…

Dari simpang lima, Lawang sewu adalah tujuan berikutnya. Waktunya udah sore-sore gitu. Jadi nuansanya tambah horor. Kami masuk dengan 2 guide. Saya sama miu, gandengan kenceng banget. Takut saya nggandeng yang lain, takut bukan miu yang saya gandeng. Kami muter-muter dalam kegelapan yang hanya di terangi oleh senter. Bener-bener horor. Tapi sebenarnya bagus sih. Ada mozaik jendela kaca, yang walaupun udah sore, kelihatan baguuuuuuuuuuuus banget. Warnanya masih awet padahal lawang sewu itu dibangun 105 tahun yang lalu! Kami kemudian naik. Kata pak Guide, lawang sewu juga dippakai untuk syuting film Ayat-ayat cinta. Kami ditunjukkan flat Maria. Pancen bener jebule, mirip dengan di film. Bedanya di film suasananya nggak horor. Lalu kami menuju Gudang. Dulu, waktu jaman belanda, memang gudang, tapi saat jaman Jepang, gudang menjadi tempat PEMBANTAIAN! Saya langsung menjerti mendengar kata itu. Merinding!!!!

Ada juga lorong misteri. Konon, di lorong misteri sering muncul hantu. Kami di tantang untuk melewati berempat saja, tidak ada yang berani. Huuuuuuuuuuuu, penakut semua! (termasuk saya). Puas muter-muter, kami keluar. Lega,akhirnya keluar juga.

Dalam kondisi horor begitu, kami masih sempat foto-foto. Dasar. Jiwa narsis.

Sesunggunhnya,liburan kali ini nggak culup hanya satu posting. Tapi, piye yo? Satu tempat nggak bisa dijelaska dengan lengkap sebetulnya. Kapan-kapan deh, saya tulis lagi. Pokoknya, that’s the real holiday!!

Thursday 2 July 2009

MINESWEPPER

03:33 0 Comments

MINESWEEPER

Sebenarnya ini kisah yang agak memalukan. Sebagai orang yang kenal komputer dari SD, baru kelas 2 SMA saya tahu gimana cara memainkan game satu itu dan MENANG. Penting dicatat, MENANG! Sebelumnya saya hanya asal pencet. Saya nggak tahu apa tujuan dari permainan minesweeper itu.

Nah, akhirnya suatu hari ada kakak kelas saya yang memainkan game ini kemudian saya tanya apa sih tujuan dari game itu. Untungnya saya tidak ditertawakan. Kakak kelas saya itu baik sekali, saya diajari dan bodohnya saya lupa. Akhirnya, kamis malam kemarin saat suntuk belajar materi agama yang akan diujikan jumat pagi saya mengutak-atik minesweeper. Saya coba buka help. Hal bodoh yang tidak saya lakukan dari dulu-dulu. THARA!! Dan pahamlah saya.
Ternyata game ini bertujuan untuk menghindari BOM dan membuka semua kotak yang ada dalam waktu sesingkat-singkatnya. The object of Minesweeper is to locate all the mines as quickly as possible without uncovering any of them. If you uncover a mine, you lose the game. Itu kata mas help yang kurang lebih sama dengan yang saya sebutkan tadi.
Kelihatan dari gambar disamping, saya mencoba tingkat beginner. Di tengah situ ada angka 2 yang artinya dari delapan kotak yang mengelilingi angka 2 tadi, kemungkinan ada 2 bom. Yang harus saya lakukan adalah jangan sampai saya meng-klik bom. Sejauh ini, rekor saya untuk tingkat beginner adalah 39 detik. Hohohhho.. gitu aja kok bangga ya? Kan harusnya malu.
Mungkin teman-teman sudah mahir, bahkan game satu ini sudah dianggap ketinggalan jaman. Tapi, ya memang begitulah saya. KATROK. Hehehehhe...
Tapi saya yakin, dari sekian banyak orang di Dunia, kegedean, SE INDONESIA lah, atau bahakan se Magelang lah, ada yang nggak tahu juga game satu ini.
Ini game yang asyik. Buat para pemula nggak ada salahnya nyoba game ini!

Friday 26 June 2009

ZEBRA 2009

21:07 0 Comments

Hari Kamis dan Jum’at kemarin, tanggal 25 sampai 26 Juni 2009, saya dan keluarga besar dari Abah mengadakan acara ziaroh dan wisata keluarga. Tempat tujuannya adalah ziaroh di makam leluhur dari pihak Mbah Kakung, Mbah Asrori.

Sayangnya tidak semua bisa hadir, ada beberapa berhalangan. Dari keluarga saya sendiri, Mbak Widad, kakak sulung saya, tidak bisa ikut sebab sedang test pondok. Dari keluarga Bulik Sintho’, Dek Iza dan Dek Naja absen juga. Dari keluarga Lek Sa’id, Dek Lubaid nggak datang. Dari keluarga Lek Aqil, Blik Ivati, Tata dan Nabih yang tidak ikut. Kemudian dari keluarga Lek Kholil, Bulik Inay dan Khulail absen. Walaupun banyak yang tidak bisa hadir tapi peserta ( agak canggung menyebut peserta, serasa sedang lomba) cukup banyak, 38 orang. Itu baru dari Bani Asrori lho, belum termasuk sopir dan mertua Lek Ma’ruf yang ikut juga Mbah Karto yang kepincut ikut. Yang terakhir saya sebut ini, Mbah Karto adalah sepupu Mbah Ahmad. Mbah Ahmad adalah ayah dari Mbah Kholil. Pendek kata, Mbah Karto ini sepupu dari Mbah Buyut saya. WAW!!

ZEBRA- ziaroh wisata bani Asrori- ini dimulai dari ziaroh ke makam Mbah Asrori, Ayah dari Ahmad Haroen Asrori ( Alm) ayahanda saya, juga Mbah Ahmad Kakung Putri, Mbah Buyut saya. Setelah itu ZEBRA meluncur ke Salam Kanci ke makam Mbah Kholil, Mbah Canggah saya. Begitu istilah jawanya. Jadi Mbah Kholil ini adalah Mbah Buyutnya Abah saya. WAW kan!!

Lanjut acara ke Dilem, sowan ke tempat Mbah siapa, saya lupa namanya. Pokoknya sudah sepuh. Lanjut kemudian ke Makam Mbah Chasanah, kalau nggak salah nih. Mbah Chasanah ini adalah istri dari Mbah Kholil. Setulah itu kami, ZEBRA berlanjut ke Kalangan, ke makam Mbah juga. Tapi saya kurang paham, Mbah siapa.

Setelah urusan ziaroh di daerah Magelang ini beres, ZEBRA segara menuju Jogja, lebih tepatnya pantai Parang Tritis. Seru banget! Kita bisa puas main pasir, main ombak, sampai saya teles klebes, basah kuyup! Nggak lupa saya juga naik kuda lho, sendiri! Agak ngeri juga soalnya kudanya, beringas gitu deh. Hampir jatuh juga, untung selamat.

Selain foto-foto dan mengejar ombak, sunset juga cukup menarik. Kami baru hengkang dari bibir pantai setelah mentari benar-benar pulang. Samapai agak malam kami disini, sebab makan-makan dulu gitu deh sampai kenyang.

Setelah itu ZEBRA ke tempat Mbah Andi’. Mbah Andi’ ini adalah sepupu dari Mbah Rayi saya. Kami menginap disana. Makan malam dan makan pagi juga disana. Lumyan masakan enak, tidur pulas, silaturahmi jalan terus! Paginya, setelah sarapan dan ziaroh ke Mbah Mujab, suami dari Mbah Andi’, (Mbah Andi’ ini wanita lho ya. Jangan salah!) kam segera menuju taman pintar.

Saya dan banyak sepupu lain baru pertama kali ini ke Taman Pintar Jogjakarta. Lumayan juga. Bisa nambah ilmu pengetahuan. Banyak hal baru yang saya tahu, nyobain gempa, lihat simulator tsunami, dan yang paling seru nonton fiml 4D! Seru banget! Nyesel kalau ke Taman Pintar tapi nggak sempat nonton film 4D.

Abis itu, kami ke Gerjen di daerah Sleman. Silaturahim ke Pakde Asrori ( jangan bingung, nama Mbah saya juga Asrori. Tapi Asrori yang ini itu masih tunggal Canggah sama Abah saya) sekaligus ziaroh ke tempat orang tua dari Mbah Kholil, Mbah Canggah saya. Istilah jawa dari orang tua Mbah Canggah adalah Mbah Udhek-udhek siwur. Cukup aneh ya? Hehehe..

Perjalanan kami berakhir disini. Setelah dari Gerjen Kami segera kembali ke Magelang. Senang, dengan kebersamaan yang sangat menyenangkan ini sekaligus sedih karena kebersamaan ini akan segera berakhir.

Lek Ma’ruf, paman saya yang berdomisili di Surabaya, tidak menginap lagi. Setelah Maghrib Lek MA’ruf kembali ke Surabaya dan kakak saya, Mas Nabil Haroen, ikut, nunut sampai Kediri. Padahal, saya baru ketemu mas Nabil hari Kamis, Jumat sudah harus pisah. Saya masih kangen, tapi ya mau bagaimana lagi. Sekuat apappun saya menahan, air mata itu jatuh juga, bagi saya perpisahan memang selalu ngilu dan membuat saya semakin rindu pada pertemuan berikutnya.

SAMPAI JUMPA DI ZEBRA SELANJUTNYA!!

Tuesday 23 June 2009

olimpiade sains provinsi

23:08 0 Comments

tanggal 9-10 Juni 2009, di hotel Patra Jasa Semarang. tim olimpiade sains nasional dari kota magelang bidang komputer dan astronomi bertanding pada hari itu. manusia-manusia itu adalah saya, viko adi , kevin kuhu untuk komputer, daniel, kamal, dan arga untuk astronomi. dan untuk pembimbing, Pak Astho

kami tiba di hotel itu sekitar jam 2. saya yang cah ndeso, agak heboh, soalnya baru pertama kali nginep di hotel, hotel berbintang pula!!! fasilitas hotelnya lumayan. saya sangat menyarankan buat yang lagi cari hotel di semarang, hotel Patra Jasa ini layak diperhitungkan!

oke, kembali ke masalah lomba yang sesungguhnya. jam 7 kami sudah harus kumpul di aula (sebenarnya bukan aula, tapi saya lupa namanya apa =D. setelah briefing dan pembagian soal dan sebagainya, lomb abaru dimulai sekitas jam setengah sembilan. waktu pengerjaan soal 150 menit. bodohnya, saya lupa nggak pake jaket, padahal duingiiiiiiiiiiin banget AC-nya!

oke, ngelantur lagi. kembali masalah lombanya itu. untuk komputer saya dapat nomor 88. klo nggak salah sih. uda lupa. hehehe..
jumlah soal ada 60. ketentuannya, kalo bener +4, salah -1, kosong 0. jelas dong saya nggak ngisi semua, dari 60 soal itu saya cuma ngerjain 37. hehehehe..^^

untuk hasil, belum tahu nih.
masih nunggu, lama banget, uda 2 minggu lebih belum ada jug ahsilnya..
tapi saya tetep sabar..
hehehe...

doakan bisa lolos ke nasional ya!!

Monday 15 June 2009

LOMBA PENULISAN

22:30 1 Comments
akhir-akhir ini lagi banyak lomba menulis dan saya jadi agak semangat menulis.
hehehe..
yang pertama lomba menulis cerpen remaja 2009. untuk umum tapi serita harus bertema remaja. sejauh ini saya udah bikin 2 cerpen tapi masih menunggu masukan dari teman-teman mana yang layak kirim. kalau tertarik klik saja disini.
trus ada juga lomba menulis artikel yang diselengarakan sama pemerintah Jawa TEngah, tapi saya lupa nama instansinya. lomba ini udah ditutup tinggal nunggu pengumuman 23 juni besok. semoga dari sekolah saya ada yang menang. amin.
terus ada 2 lomba karya tulis. yang satu dari UPN Veteran Jogja dan satunya lagi dari Perpustakaan Jawa Tengah. hadiahnya lumayan-lumayan tuh, berjuta-juta, walaupun nggak samapai puluhan juta rupiah.

kalau saya pribadi sih, nggakmunafik, tertarik sama duit. tapi yang menjadi alasan utama saya ikut lomba nulis seperti itu karena saya suka menulis. ada kepuasaan batin tiap kali saya berhasil menyelesaikan satu tulisan baik cerpen maupun artikel.

saya sendiri sadar, yang menjadi minat saya sesungguhnya adalah menulis. tahun lalu, minat menulis saya menurun drastis. entah kenapa saya tidak pede dengan tulisan saya sendiri, tapi sekarang saya mulai percaya dengan kemampuan saya sendiri dan menjadi semakin semangat untuk menulis.

bagaimana dengan anda?
tertarik menulis juga kah?

Tuesday 2 June 2009

TANPA MENULIS DAN DENGAN PROGAMMING

21:14 1 Comments

hari-hari yang melelahkan dan menegangkan. Sebentar lagi OSP( oimpiade sains provinsi) dimulai tepatnya tanggal 9-10 Juni 2009. makin deg-degan, makin nggak karuan dan justru malah ngerasa nggak siap. Ya gimana ya, semakin hari kok saya malah mikir saya makin bego aja..

pertama sih masih oke-oke aja. Waktu dikasih tugas yang sederhana masih bisa dikerjain tapi makin hari kok makin susah. Salah satu tugas yang belum selesai sampai saya posting tulisan ini adalah tugas obat nyamuk. Jadi gini, saya nulis suatu kata nanti outputnya muter dalam bentuk obat nyamuk.

Contoh

Input

Nada haroen

Output

_ad

hnan

aroe

huruf yang saya bold itu adalah huruf awal terus muternya ke kanan, ke atas ke kiri, ke bawah terus ke kanan lagi.

Mumet saya bikin programnya pake pascal..

Sejauh ini saya udah bikin kaya gini

uses crt;

var

kata:string;

n,m,x,y,midx,midy,i,j:integer;

arr:array [1..10,1..10] of string;

begin

clrscr;

readln(kata);

n:=length(kata);

m:=trunc(sqrt(n))+1;

if m mod 2=0 then

begin

midx:=m div 2+1;

midy:=m div 2;

end else

if m mod 2=1 then

begin

midx:=m div 2+1;

midy:=midx;

end;

x:=midx;

y:=midy;

for i:=1 to n do

begin

if (x>=midx) and (y<=midy) then

begin

if arr[x,y]='' then

begin

arr[x,y]:=kata[i];

end else

if arr[x,y+1]='' then

begin

arr[x,y+1]:=kata[i];

inc(y);

end else

if arr[x+1,y]='' then

begin

arr[x+1,y]:=kata[i];

inc(x);

end;

end

else if (x>=midx) and (y>midy) then

begin

if arr[x,y]='' then

begin

arr[x,y]:=kata[i];

end else

if arr[x,y-1]='' then

begin

arr[x,y-1]:=kata[i];

dec(y);

end else

if arr[x-1,y]='' then

begin

arr[x-1,y]:=kata[i];

dec(x);

end else

if arr[x,y+1]='' then

begin

arr[x,y+1]:=kata[i];

inc(y);

end;

end

else if (x=midy) then

begin

if arr[x,y]='' then

begin

arr[x,y]:=kata[i];

end else

if arr[x,y-1]='' then

begin

arr[x,y-1]:=kata[i];

dec(y);

end else

if arr[x-1,y]='' then

begin

arr[x-1,y]:=kata[i];

inc(x);

end;

end

else if (x<=midy) then

begin

if arr[x,y]='' then

begin

arr[x,y]:=kata[i];

end else

if arr[x,y+1]=''then

begin

arr[x,y+1]:=kata[i];

inc(y);

end else

if arr[x+1,y]='' then

begin

arr[x+1,y]:=kata[i];

inc(x);

end;

end;

end;

for i:=1 to m+1 do

for j:=1 to m+1 do

begin

if arr[i,j]<>' ' then

begin

if j=m+1 then writeln(arr[i,j]) else write(arr[i,j]);

end else write('_');

end;

readln;

end.

Bingung??

Saya juga. Itu aja masih bermasalah..T.T..

Ada dua tugas lagi yang saya masih belum bisa juga. Makin sedih deh.. temen saya, viko, udah berhasil bikin 2 program saya satu aja belum beres. Sedih deh..

Saya ngerasa agak minder gitu deh sekarang. Padahal waktu yang tersisa tinggal seminggu. Apa emang otak cewek dibawah otak cowok ya? Nggak tahu deh..

Yang saya tahu sebenarnya bidang saya itu di nulis. Suruh saya bikin cerpen 10 halaman, jadi! Tapi kalau progamming?!!! Hopeless deh..T.T..

Gara-gara sibuk persiapan buat lomba ini, saya jadi nggak sempet nulis, puisi aja nggak sempet. Padahal, buat saya sehari tanpa nulis rasanya hampa. Seminggu lebih ini saya udah nggak nulis. Saya kangen bermesraan dengan kata, bercumbu dengan diksi dan metafora. Saya rindu berimaji, saya rindu menulis lagi.

Sekedar informasi, buat olimpiade sains provinsi bidang komputer yang dipakai untuk progamming itu free pascal.

Free Pascal (FPC) adalah kompilator Pascal sumber terbuka dengan dua fitur utama: kompatibilitas Delphi tingkat tinggi dan ketersediaan berbagai platform, termasuk Windows, Mac OS X, dan Linux. Kompatibilitas Free Pascal dengan Delphi termasuk tidak hanya dukungan yang sama untuk bahasa pemrograman Object Pascal yang digunakan Delphi, tapi juga untuk banyak librari atas rutin bertenaga dan kelas yang baru dikenal Delphi. Ini termasuk unit familier seperti System, SysUtils, StrUtils, DateUtils, Classes, Variants, Math, IniFiles dan Registry, yang disertakan dengan Free Pascal pada semua platform yang didukung. Free Pascal juga menyertakan unit seperti Windows, ShellAPI, BaseUnix, Unix dan DynLibs untuk mengakses spesifik fitur ke sistem operasi. Ada lusinan unit yang menjadi inti dari apa yang biasanya dirujuk sebagai Free Pascal run-time library (RTL). saya ambil definisi dari sini.


pusing nggak baca definisi diatas?

say pusing pas pertama kali ketemu, apalagi tampilannya nggak banget. kaya gini ini.


oke deh, udah soal pascalnya. saya lagi pengen melampiaskan kenangan dengan kata dan makna. rindu saya bermain dengan mereka.


ah, semoga ini segera selesai dan saya bisa mendapat hasil yang terbaik. doakan ya!




Tuesday 19 May 2009

PULANG KAMPUNG

08:09 0 Comments
Kemarin, iseng-iseng saya googling dengan keyword nasi gono. Sebenarnya hanya mau nge-check blog saya ini bisa masuk google apa nggak. Ternyata blog saya yang alamatnya di nadaharoen.multiply.com ada di urutan pertama *^0^ senangnya hatiku*.
Di urutan kedua, ada sebuah website luar negeri * agak nggak nyambung, gono kok pake bahasa prancis*. Nah, di urutan ketiga ini * backsound: jengjeng..* ada satu blog yang juga membahas nasi gono! Langsung deh saya klik!

Setelah saya baca, saya tambah berteriak melonjak-melonjak karena ternyata sodara-sodara, penulis blog itu berasal dari NGADIREJO, saya tulis gede biar dramatis. Sekali lagi, NGADIREJO TEMANGGUNG! Kampung halaman saya! Rasanya seperti ketemu sodara kandung. Kakak saya memang ngeblog sih, sodara saya yang lain yang juga banyak yang aktif blogging. Yang membuat berbeda adalah saya menemukan blogger sekampung halaman tanpa disengaja. Yang bikin yahui lagi, penulis yang bernama mas Ari itu lagi nulis teenlit yang bersetting di NGADIREJO! Mak nyuus banget deh! Saya nggak sabar pengen baca. *mupeng*

pak *ato mas ya?* Ari udah berkeluarga dan udah lama nggak berdomisili di Ngadirejo. Tapi kecintaannya dengan daerah asal nggak pernah luntur. Sampai-sampai bikin teenlit dengan setting kampung halaman sendiri. Secara pribadi, saya nggak kenal beliau secara beliau sudah berumur dan saya masih abegeh. Tapi entah saat saya membaca blognya saya seperti membaca tulisan Oom saya sendiri.

Bagi anda yang belum pernah meninggalkan kota dimana anda tumbuh, mungkin anda akan sulit memahami perasaan ini. Ya saya sendiri sebenarnya nggak jauh-jauh amat meninggalkan Ngadirejo tercinta itu, hanya di Magelang yang jarak tempuhnya nggak sampai 2 jam. Dekat! Tapi tetep aja perasaan haru itu ada ketika ikatan sekampung halaman itu muncul. Saya akui memang saya agak katrok * nggak cuma agak ding, tapi sangat :-D* saya baru tahu ada jaringan paseduluran *atau apa namanya saya lupa* orang-orang Temanggung. Lebih spesifik lagi NGADIREJO! Bukan Parakan atau Bulu, juga Jumo atau Kedu. Ini NGADIREJO!

Saya jadi nggak sabar pengen ikutan jaringan wong Ngadirejo itu. Pengen lebih mengenal Ngadirejo. 15 tahun hidup disana kayaknya yang saya tahu nggak banyak. Sebatas disekitar rumah. Sekarang tambah terhalang sebab tepat di depan rumah ada tower indosat. Lewat jaringan itu bisa nambah sedulur.

Okok, kayaknya nggak asyik banget ngomong gini tapi nggak ada moral value yang bisa diambil. Baiklah, ehm ehm *dehem, tanda nggaya ^^* sejauh apapun kita meninggalkan asal kita, kita tetap akan mengingatnya, kita akan tetap berusaha kembali kesana. Contoh konkretnya, saya setengah bulan sekali pulang kampung ^^. Contoh lebih realnya, mudik. Dan tentunya kita pulang dengan membawa yang baik-baik dong. Kalau kita merasa belum pantas pulang, masih belum sukses, belum pingin pulang kan? Malu kan?

Kita gunakan analogi ini untuk berbicara tentang Allah. Dari Dialah kita berasal, kepadaNyalah kita kembali. *ada yang mau ngeyel nggak mati?*
Masalahnya kapan kita kembali, kita nggak bisa menentukan kan? Kita nggak bisa memilih waktu kan? Lalu coba bayangkan saat kita kembali dan kita belum pantas untuk disebut hambaNya. Kita pulang tanpa bekal apa-apa. MasyaAllah, saya begidik sendiri. Saya menjadi sadar, saya sendiri pun masih begitu. Masih banyak yang harus saya benahi, masih banyak yang harus saya persiapkan. Saya nggak ingin pulang dalam keadaan nggak pantas dan malu dihadapan Allah. Kalau anda bagaimana?

Sunday 17 May 2009

mendengarkan kata hati

00:04 0 Comments
hari minggu tepat di siang bolong, nggak tahu kenapa saya pengen maen. pengen ngenet.
akhirnya, setelah mandi, nyuci dan njemur cucian, saya meluncur. karen adi daerah Tempuran, tempat saya berdomisili nggak ada warnet saya ngenet di deket sekolah.

dengan sepeda onthel saya meluncur ke rumah paklik saya dulu, niatnya kalo ada yang bisa nganterin saya pengen dianterin. dan benar saja, ada yang bisa nganterin. akhirnya saya dianterin sampai disalah satu warnet deket alun-alun. kata temen-temen saya yang pernah negenet disana, ngenet disana enak, jadi saya nyoba. setelah sampai disana,yang nganterin saya tanya,"ditunggu nggak?"
"nggak...". sebenarnya saya udah kepikiran gini, saya suruh nunggu bentar. ngecek penuh nggak. kalo penuh, bisa dianterin ke warnet lain. dan bodohnya saya, saya nggak manut sama kata hati saya itu. *krik..krik*

karena warnetnya dilantai dua, saya harus naik dulu dong.* ya iyalah masak turun 0_o'*
saya tanya ma yang jaga,"Penuh nggak mas?"
"Penuh, mbak."

dongdong!
saat itu hati saya seolah teriak!"ngeyel lu!"
saya pun turun. yang tadi nganterin uda pulang.
yang lebih ngebetein, ada orang yang kayaknya agak sarap, ngomong gini,"Oo, wis ditinggal". damn.

akhirnya saya naik angkot jalur 1. dalam hati saya agak ragu. mau ngenet dimana.
ada dua warnet yang bisa dilewatin jalur satu, clicks dan yoi.
hati saya bilang gini,
"clicks aja nad,"
tapi otak saya ngeyel, di yoi aja. yoi kan pc nya banyak, nggak penuh. clicks kan cuma dikit.

lebih bodoh dari keledai, saya nggak manut lagi dengan kata hati saya.

sampai di yoi, ternyata malah antri.
"Antri ya mas?", saya tanya.
"iya, mbak. antri 5"

dongdong.
kali ini hati saya uda gregetan. udah ke click aja!
otak saya ngeyrl, paling clicks juga penuh!
tapi nggak tahu gimana akhirnya saya ke clicks juga da ternyata NGGAK PENUH!!!


coba kalo dari tadi saya manut kata hati, pasti nggak perlu muter-muter.
kadang emang kita sering mengabaikan apa kata hati, padahal sesungguhnya itu firasat yang kuat banget.

belajar dari pengalaman, manut kata hati ya...

Friday 8 May 2009

SEMARANG dan JALAN

20:27 2 Comments
uda seminggu lebih ini saya di rumah, di Temanggung. dua hari yang lalu, saya sempet ke KUdus nganterin mbak saya balik ke pondok..
dan kudus ternyata sangat menyenangkan. * buat orang kudus boleh bangga*
kotanya rapi dan nggak macet. penting buat di catet, NGGAK MACET.
beda banget sama semarang * orang semarang silahkan ngamuk ^^v*.
perjalanan dari temanggung ke kudus lewat semarang, di semarang itu lah saya terjebak macet hampir sejam lebih *T.T*. belum lagiterminal terboyo yang lebih pantas disebut empang. sekali lagi EMPANG. genangan air dimana-mana. jalannya rusak. sungguh nggak terawat. heran saya, semarang yang ibu kota provinsi kok bisa kalah sama kota-kota lain.
piye iki wong semarang???

belum lagi di jalanan banyak genangan air. sungai di pinggir jalan warnanya ijo menjijikan..

hadooh..

piye kuwi??

oke, emang nggak semua wilayah semarang sekotor dan separah itu. tapiiiiii...
kayaknya lebih banyak yang seperti itu, yang kotor dan parah. terutama di daerah pinggiran.
saya sampai nggak tega hati mau motret* emang lupa mau motret =D*.

saya berharap. semarang ke depan lebih baik lagi. biar orang jawa tengah berkata dengan mantap.
"ITU LHO SEMARANG! IBUKOTA JAWA TENGAH!"

kalo sekarang ngomongnya masih bisik-bisik.
"SEmarang kok kotor ya? kok nggak rapi ya?"

Thursday 30 April 2009

KASMARAN

22:05 0 Comments
“Nada pacarnya siapa sih?”.
Pertanyaan itu muncul dari seorang teman saya ketika saya menulis sebuah puisi di bukunya. Alis saya langsung terangkat. Kok bisa-bisanya pertanyaan begitu langsung muncul. Saya lantas balik bertanya, apa yang menjadi sebab pertanyaan itu muncul. Teman saya itu lalu tertawa terkekeh. Katanya, biasanya orang yang menulis puisi itu orang yang sedang kasmaran. Saya jadi geli, kalau misalkan benar saya sedang kasmaran, apa itu berarti saya punya pacar? Teman saya itu tertawa menyadari pertanyaannya yang kurang pas itu. Ah, tapi pasti Nada punya pacar. Teman saya itu masih ngeyel. Saya jawab dengan jujur, sejujur-jujurnya, saya tidak punya pacar dan juga tidak sedang kasmaran.

Tapi puisinya kok bisa kayak gitu. Masih ngeyel juga teman saya itu. Saya jawab, ini puisi bikinan saya yang paling saya sukai sampai sekarang. Saya merasa puisi itu maknanya bisa tepat di segala kondisi. Barulah teman saya itu berhenti ngeyel.

Puisi saya yang menimbulkan pertanyaan tadi sebenarnya sangat singkat hanya 1 Bait, 4 baris.

Aku ingin kau tahu
Tapi aku tak permah mampu
Aku ingin kau merasa
Sayangnya aku tak pernah bisa

Hanya itu sebenarnya. Singkat bukan? Tapi padat buat saya. Kau disitu bisa bermakna luas sekali. Bisa seorang yang kita kagumi atau bisa juga pemerintah. Atau siapapapun yang kita kehendaki. Luas objek, luas pula maknanya. Kebetulan saja teman saya tadi memaknainya dengan sempit sehingga kesan kasmaranlah yang pertama kali muncul.
Tak apa, toh dulu memang saya menulisnya saat kasmaran. Dulu sekali.

Dulu memang saya penganut aliran puisi kasmaran, artinya saya hanya menulis saat perasaan -yang entah bagaimana menggambarkannya- itu hadir. Saya lalu jadi melankolis dan menulis puisi kapan saja.

Namun sekarang berbeda. Saya menulis ketika saya merasa ada uneg-uneg. Ad ayang mengganjal. Apa saja itu, bukan melulu urusan cinta. Saya mengungkapkanya kadang lewat puisi, kadang lewat cerpen kadang bisa juga lewat tulisan semacam ini. Macam-macamlah.

Tapi eits, tunggu dulu. Saya mencerna lagi kata kasmaran tadi. Jika kasmaran dimaknai cinta, sepertinya ada benarnya juga kata teman saya itu. Ketika saya menulis puisi tentang tanah air saya, itu berarti saya sedang kasmaran dengan tanah air saya sendiri. Atau saat saya mengumpat tentang negara saya sendiri, berarti saya sedang dalam proses mencintai negara sendiri. Cinta tak harus selalu memuji kan? Lalu pernah pula saya berbicara tentang Tuhan, Allah. Ini jelas, saya sedang menumbuhkan dan menyuburkan cinta saya kepadaNya. Sempat pula saya menulis tentang keluarga, tentang abah, tentang ibu. Tak usah ditebak lagi, alasannya sebab saya memang sangat mencintai keluarga saya.
Saat saya mengerik postingan ini, tiba-tiba ada ide yang ujug-ujug mak bedunduk minta dilahirkan.


Sendiri
Meski di sebelah buku-buku berhimpitan mesra
Bantal yang sedari tadi bercumbu dengan guling mengejek dengan mengerling
Mereka tertawa melihat yang bernyawa di ruang sendirian
Sementara mereka yang tak berdenyut nadinya
Justru bergelimang cumbu dengan sesamanya
Ah sungguh mereka tak paham
D iluar sana
Banyak yang seperti mereka
Bernafas namun berkeliaran memajang hasrat
Sedang aku yang sedang belajar memanusiakan diriku sendiri
Terkungkung dalam kamar yang sepi
Sendiri

Puisi ini tiba-tiba muncul, saat saya memang sedang sendirian di kamar malam-malam. Lantas saya ingat ada kehidupan malam yang sungguh tak pantas saya ceritakan. Saya menjadi bersyukur Allah membiarkan saya sendirian, bukan berkeliaran dengan jalang di jalanan. Saya menjadi mencintai kesendirian ini.

Begitu banyak hal disekeliling saya yang membuat saya sadar, saya berkali-kali kasmaran. Jika kurang percaya, tengoklah cerpen saya yang saya pajang disini. Mungkin akan memberi anda sedikit rasa yakin. Hehehe..

Dan yang pasti saat saya menulis sekarang juga karena cinta. Cinta kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca coretan saya ini. I LOVE YOU!

NASI GONO

01:24 3 Comments

Sejak saya TK dulu, saya sudah akrab dengan nasi satu ini. Bahkan mungkin sejak saya lahir. Tapi ya mulai inget-inget pas TK. Sampai SMP nasi satu ini tetap menjadi favorit saya karena termasuk mudah didapat di sekolah. Setelah saya menginjak SMA dan hijrah ke Magelang, tak ada satupun yang tahu dengan nasi favorit saya itu. Penjualnya pun tak ada. T.T . hikz..

Saat kemarin saya pulang, ibu berbaik hati mengajarkan saya cara memasak nasi satu ini. Waw! Tak terkira gembiranya saya!^^ kalau menurut resep mbah rayi saya, sebenarnya bisa ditambahi macam-macam lagi. Tapi karena saya orang yang simpel dan nggak suka ribet jadi pakai resep yang sederhana saja. Here the recipe..

NASI GONO KHAS TEMANGGUNG

Versi Nada&Mom


bumbu dan bahan:

¼ butir kelapa

5 siung Bawang merah

4 siung bawang putih

½ ons Cabe

1 ruas jari kencur

2 iris kulit jeruk perut

2 helai daun salam

2 iris laos

2 sendok rambangan

garam secukupnya

gula jawa secukupnya

bahan

½ kg beras

10 lembar kubis hijau

Cara :

  1. masak beras hingga menjadi nasi. Sambil menunggu nasi matang siapkan bumbu
  2. parut kelapa
  3. iris kubis hijau tipis-tipis kira-kira 3 mm
  4. haluskan (diuleg) semua bumbu.
  5. setelah bumbu halus campurkan dengan kelapa parutan sampai merata.
  6. tambahkan rambangan ke dalam bumbu
  7. campurkan bumbu dengan irisan kubis hijau
  8. letakkan irisan kubis yang telah dibumbui diatas nasi yang hampir masak
  9. tunggu hingga kubis matang.
  10. angkat kemudian campurkan nasi dengan bumbu hingga merata
  11. taruh dalam piring, nasi siap disantap.

Saturday 25 April 2009

tips menghadapi masa sulit

21:53 2 Comments
Ini hanya sebuah catatan kecil mengenai seorang gadis yang baru saja kacau hatinya *lebay ^^*. Mungkin bukan hanya saya yang merasakannya. Saya yakin sekali dalam hal urusan asmara yang tidak begitu mulus, saya tidak sendirian. Hal itu membuat saya agak lega. Dunia tidak jadi runtuh. Kalaupun runtuh toh tidak hanya saya yang menerima ‘runtuhan dunia’ tersebut.

Ini serius. Untuk sampai pada titik bahwa tidak hanya saya yang merasakan cinta yang tidak mulus, saya perlu waktu. Waktu untuk mengamati sekeliling, waktu untuk menelaah tiap hal yang ada dalam hidup saya termasuk urusan asmara yang tidak begitu mulus tadi ( kita singkat saja UAYTBM, ^^). Bagi sebagian remaja lain yang kebetulan menjadi teman saya, UAYTBM bisa menjadi bumerang. Semangat menjadi drop, mudah tersinggung, sensitif. Saya pun perna mengalaminya ketika UAYTBM saya yang pertama terjadi. Wah, saya bisa menghabiskan seharian hanya untuk menangis. Kalau saya mengingatnya, saya menjadi geli sendiri. Betapa sia-sia air mata yang saya keluarkan itu sebab tidak ada pengaruhnya bagi hidup saya. Hanya sebuah kelegaan saat itu, ya lega. Entah mengapa setelah menangis hati menjadi lebih lega daripada sebelumnya. Mungkin rasa sakit bergelayut pada air mata juga, jadi saat air mata keluar, rasa sakit yang menyesak itu pun keluar.

Baik, kembali pada kesadaran mengenai saya tidak sendiri dalam menghadapi UAYTBM kemarin ini. Tidak ada air mata, tidak ada semangat yang turun. Mungkin hanya agak sensitif dan saya menjadi cenderung pendiam. Beberapa teman dekat saya mengatakan begitu. Saya pikir ini sebuah kemajuan bagi saya. Lalu saya pikir, kalau semua orang mengalami UAYTBM bisa merasa seperti itu juga, mungkin dunia akan sedikit lega.

Baikah, ini tipsnya mengapa saya tidak menjadi drop
1. Mencintai diri sendiri lebih daripada mencintai orang yang mencintai kita
Bukan berarti egois. Makna mencintai disini adalah kita lebih mengenal diri kita sendiri dan paham betul apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Ketika cinta pada diri sendiri melebihi cinta pada orang lain akan muncul suatu kesadaran bahwa air mata kita adalah untuk orang yang sangat kita cintai yaitu TUHAN, keluarga dan diri kita sendiri. Kesannya mungkin agak terlalu teoritis dan muluk-muluk. Tapi memang begitu. Jika ingin anda dapat mencintai mereka yang saya sebutkan tadi, hati-hatilah dalam menyemai cinta anda bagi orang lain. Jangan sampai tumbuh terlalu subur. Bertunas saja sudah cukup. Sehingga kita ’dia’ pergi, anda tetap baik-baik saja.

2. Kesadaran bahwa begitu banyak yang mencintai kita dengan tulus.
selama ini mata anda mungkin tertutup oleh cinta kepada ‘dia’. Bukalah mata anda sekarang. Ada begitu banyak orang yang mencintai anda sesungguhnya, termsuk ALLAH. Coba hitung berapa banyak yang sudah Dia berikan untuk anda. Nafas, langakah kaki, tubuh yang sehat, penglihatan yang normal, hingga anda mampu membaca tulisan ini adalah sedikit dari limpahanNya yang begitu tumpah tuah. Anda dapat menyadarinya tentu saja kalau anda sudah memiliki penafsiran baru tentang cinta. Bagi saya pribadi, cinta adalah sebuah ’pembangkit tenaga’ untuk melakukan sesuatu bagi orang lain dengan tulus. Dengan definisi semacam itu mata saya terbuka untuk melihat betapa cinta Ibu saya begitu besar. Belum lagi keluarga yang lain, belum lagi sahabat-sahabat saya. Kadang memang keinginan saya berbeda atau malah ditentang dari sal;ah satu dari mereka. Bukan berarti mereka tidak mencintai saya karena tidak sependapat dengan keinginan saya. Namun, justru karena mereka paham betul apa yang saya butuhkan sebenarnya. Apakah ‘dia’ mampu mencintai anda seperti itu? Jika tidak, jangan ragu untuk tidak menoleh kebelakang lagi. Just let him go!

3. Saat dilahirkan kita belum mengenal dia, hidup toh baik-baik saja.
Sejak saya lahir jebrol saya mengenal keluarga saya lebih dulu. Saya bayangkan saat saya lahir saya malah bertemu ‘dia’ lebih dulu, yang notabene saat saya lahir dia masih anak kecil. Wah hidup saya pasti sangat kacau. Untungnya saya bertemu dengan keluarga saya dulu. Maka saya pun diasuh hingga mampu menrasakan UAYTBM tadi. Dan ‘dia’? Mengenalnya pun baru sebatas nama, tempat tanggal lahir, alamat, hobi, kebiasaan, dan sedikit asal-usul . coba sebut apa yang lebih dari itu, paling-paling anda juga sama. Cuma itu. Jadi kalau kita menghapus memori yang sedikit itu, hidup kita akan tetap baik-baik saja, kan? Melupakan tidak sesepele itu. Oke,oke jawabannya ada di point 1 dan 2. silakan pahami dulu.
4. Hidup harus dilanjutkan.

Tha last but not least, ini kesadaran yang sangat penting. Masih begitu banyak hal yang menanti untuk kita raih, jika kita hanya stagnan disini hidup pun menjadi mandeg. Ada banyak hal disekeliling kita yang lebih indah daripada perasaan berbunga-bunga saat bersama ’dia’. Ada sunrise yang begitu mempesona, ada jutaan bintang tiap malam yang menawan, ada langit biru yang begitu lapang, ada angin sepoi yang rajin membelai wajah kita. Ada keindahan dalam setiap hal disekililing kita jika kita memandang mereka dengan cinta pula. Itu baru alam, sesuatu yang bukan manusia. Bagaiman dengan keindahan perasaan yang tercipta saat bersama orang lain? Percayalah, hidup lebih indah saat kita tidak sendirian. Kalau UAYTBM membuat anda merasa menjadi sendirian, tolong buka mata. Dunia ini begitu penuh dengan manusia dan anda merasa sendiri? Just forget him.


Thursday 9 April 2009

SINETRON

01:06 2 Comments
SINETRON. Muak saya mendengar kata itu. Sungguh muak. Saya nggak tahu mengapa saya begitu anti saja rasanya. Saya nggak suka nonton sinetron-sinetron Indonesia yang nggak mendidik sama sekali itu. Isinya hanya orang-orang pacaran, berantem, ditindas, orang sok jahat, orang sok baik, kekerasan, kelicikan dan segala macam yang menurut saya amat sangat tidak layak untuk ditonton. Sempat beberapa kali saya nonton sinetron *menonton bersama orang lain dan tidak bisa memindah channel*, ada seorang ibu-ibu memberikan uang kepada sekretaris suaminya untuk mengawasi dan menjalankan rencana jahat untuk suaminya sendiri. Saya tidak habis pikir, mengapa para sineas sinetron itu sengaja memberi ’pelajaran’ seperti itu kepada para penonton Indonesia. Ada yang berkilah,” kami hanya menyampaikan apa yang di masyarakat, mengolahnya. Untuk selanjutnya penilaian kami serahkan kembali kepada para pemirsa”.

Nyatanya orang Indonesia belum siap menilai. Orang Indonesia sangat fleksibel dalam menerima nilai-nilai baru tanpa menilai dulu nilai-nilai tersebut. Jadilah budaya semacam itu ’terserap’ dengan baik. Saya curiga jangan-jangan para koruptor itu juga waktu masih muda gemar nonton sinetron model begitu. dampak lain dari sinetron bisa dilihat disini. betapa oh betapa sinetron mengahancurakan..*halah berle*bihan**

Selain dari sisi isi yang tidak berbobot itu *malas saya membahas isi secara mendalam, hanya membuat geram saja. Silahkan anda lihat saja sinetron itu seperti apa*, dari segi artisitik pun, menurut saya TIDAK artistik. Saya memang bukan orang seni yang paham secara teroritis apa itu seni, tapi sebagai orang awam yang melihat adegan orang-orang berdialog tapi tak diperlihatkan, saya merasa eneg juga.

Bayangkan misal A dan B sedang berdialog. Kamera tidak mengarah kepada A dan B tapi ketika A berbicara kamera mengekspos wajah A habis-habisan. Begitu juga ketika B berbicara, begitu terus. Ada memang sekali dua ditampilkan secara utuh. Tapi jarang sekali. Saya merasa sedang menikamati sandiwara radio saja. Saya pernah membaca suatu ulasan di suatu surat kabar yang isinya kurang lebih seperti apa yang saya sampaikan ini. Coba sekali waktu anda menonton sinetron sambil menutup mata, anda akan tetap mengetahui jalan ceritanya. Coba saja, buktikan. Saya sendiri sudah membuktikan.

Jika dibandingkan dengan serial-serial dari luar negeri, sinetron Indonesia tertinggal jauh. Bahasa yang tepat mungkin begini, tidak variatif, monoton, tidak mendidik dan tidak artistik. Herannya lagi, mengapa sinetron tersebut masih saja laku?
Siapa sebenarnya yang tidak variatif, monoton, tidak mendidik dan tidak artistik? *mengelus dada*.

Baiklah, memang ini negara demokasi *katanya*. Jadi ya terserah lah orang mau melihat apa yang diinginkan asal belum melanggar undang-undang. Dan memang sampai hari ini belum ada larangan menonton sinetron.

Saya pribadi, lebih suka dengan chanel-chanel berita seperti metrotv dan tvone. Menurut saya, lebih memberi manfaat kepada saya. Entah menurut anda. Apakah anda penikmat sinetron juga?

ISI BLOG

00:34 1 Comments
Saya awalnya agak bingung blog ini mau saya bikin seperti apa. Apa hendak saya bikin dengan gaya penulisan yang kocak sepeti blog-blog lain yang sedang menjamur atau akan saya buat ‘berat’ dengan cerita yang dikemas penuh perenungan dan senantiasa taat pada EYD.

Awal-awal ngeblog, saya biarkan berbulan-bulan blog saya ini terkatung-katung sebab bingung mau saya isi apa. Lalu saat saya sedang ‘ gila-gilanya ‘ , teman saya menyarankan saya untuk ngeblog saja. “Sebarkan kekoyaan*mu di blog,” kata teman saya (koya adalah idiom kami untuk menyebut kegilaan). Kekoyaan itu bisa anda lihat disini. Akhirnya saya menulis tentang hari-hari saya di sekolah dengan model lucu-lucuan. Tapi itupun tak bertahan lama, saya merasa nggak comfort, merasa dipaksakan gitu deh.

Lalu akhirnya muncul ide untuk memajang cerpen dan puisi saya di blog. Daripada kosong, begitu pikir saya. Hasilnya lumayan lah, nggak kosong-kosong banget. Mendadak saya jadi mellow, muncullah tulisan tentang ibu, abah dan terima kasih. Sekarang saya bingung lagi mau menulis seperti apa.

Saya melihat di beberapa blog kerabat saya, para wanita kebanyakan membagikan resep. Hmm, menarik sebenarnya. Sayang saya hanya tahu menghabiskan makanan tanpa bisa membuatnya.hehehe... lalu ada juga yang membagi-bagikan ilmunya. Entah tentang komputer, entah tentang web, tentang apapun lah sambil membagi link-link juga.

Lha saya ini nggak punya apa-apa. Ilmu juga masih cethek. Secara masih kelas 2 SMA. Ngaji kitab juga baru sampai Qowaid dan Maqsud. Mau ngomong tentang agama masih belum pantas rasanya apalagi pakai dalil segala. Dua kitab yang baru saja saya sebut itu membahas gramatikal arab. Tentang fiqh juga ilmu saya masih cethek. Baru kemarin ngaji ushul fiqh, itupun baru sampai bab ‘al-umuru bimaqosidiha‘ yang kalau saya terjemahkan bebas artinya segala perkara itu bergantung kepada niatnya. Atau kalau saya maknai gandulan – ini bukan gandul pepaya itu ya..^^, maksudnya gandul itu cara maknai konvensional kitab kuning – utawi perkara iku kelawan sejane. Salahkah? Kalo salah harap dibenarkan. Maklum ilmu masih cethek.

Ngomong-ngomong niat, saya jadi berpikir kembali apa sebenarnya niat saya ngeblog. Sekedara gaya-gayaan, buang-buang duit buat ke warnet, membagi cerita keseharian saya yang sungguh tak penting atau memang saya butuh sesuatu untuk disampaikan? Saya mulai tersadarkan * hasyah.. bahasa sok tinggi*, buat apa saya aktif ngeblog? Jawabannya adalah untuk menyampaikan uneg-uneg saya. Untuk membagi apa yang saya tahu. Saya masih sangat sadar, pembaca blog ini masih begitu minim. Keefektivan menyampaikan aspirasi *berasa pemilu* lewat media blog belum begitu maksimal. Tapi tak apalah, toh membangun jaringan memang harus dimulai dari sedikit. Dan saya yakin semua ini tak sia-sia. Daripada saya hanya diam sambil nonton televisi atau Cuma baca majalah remaja. Sungguh saya tidak ingin menjadi seperti itu.

Saya putuskan saya akan menulis sesuai dengan hati nurani *nggak ada hubungannya dengan partai ya..*. Apa yang ada dibenak saya, saya sampaikan saja. Saya bagi saja. Siapa tahu bisa berbagi ilmu, berdiskusi dan menambah ilmu saya yang masih sangat cethek ini. Mari saling belajar!

Wednesday 1 April 2009

TERIMA KASIH

06:25 6 Comments
Hari minggu kemarin, saya diminta menjadi salah seorang penerima tamu di acara resepsi salah seorang kerabat. Oleh karena itu, mau tak mau saya dirias memakai make up tebal.

Jujur, sebenarnya saya paling enggan dirias. Tapi mau bagaimana lagi? Hendak menolak tak bisa.

Jadilah, saya menerima para tamu dengan wajah 'bertopeng'. Meski hati saya agak dongkol, saya berusaha tetap tersenyum. Kebetulan, saya kedapatan tugas memberikan snack kepada para tamu. Di sinilah saya agak tercengang.

Para tamu itu, seolah tak menatap tumpukan snack di samping mereka sebelum saya mengulurkannya. Budaya sok jual mahalkah ini?

Lalu, ketika saya memberikan snack tersebut dengan senyum yang tulus, alih-alih membalas senyum. Pandangan para tamu tertuju pada snack di tangan saya.
Budaya apa lagi ini?
Perut lebih menguasai hati?

Yang membuat saya agak bertanya-tanya, di antara sekian ratus tamu-tamu yang saya temui tidak lebih dari 3 orang yang mengucapkan terima kasih! Bukannya saya hendak minta pamrih, akan tetapi buat saya pribadi, kata terima kasih adalah kata yang mudah diucapkan tapi mampu luar biasa mendamaikan yang mendengarnya. Bahkan jika mampu membuat bahagia pendengarnya, bisa pula disebut sedekah.

Sepertinya masyarakat kita mulai melupakan budaya terima kasih ini. Terima kasih dianggap hal yang remeh.

Tampaknya tak perlu mengucapkan terima kasih kepada tukang parkir yang menjaga kendaraan karena memang itu tugas mereka. Tak perlu mengucapkan terima kasih kepada petugas kasir di swalayan yang memberikan uang kembalian dengan pas. Tak perlu mengucapkan terima kasih kepada pramusaji yang mengantarkan makanan ke meja kita. Tak perlu mengucapkan terima kasih kepada pembantu yang merawat rumah kita.

Menganggap tak perlu sebab menganggap remeh. Bermula dari hal-hal kecil lama kelamaan kita bisa lupa betapa besar kekuatan terima kasih tersebut. Lalu mulailah lupa kapan dan bagaimana mengucapkannya.

Padahal sesungguhnya terima kasih adalah penghargaan kepada manusia lain yang berbuat baik kepada kita. Apapun konteksnya. Jika rasa menghargai mulai tiada, bagaimana bisa mencintai sesama.

Karena itu saya mengajak anda untuk berterima kasih kepada siapa saja, mulailah dari diri anda dan rasakan apa dampaknya.

Terima kasih telah membaca!

Sunday 29 March 2009

Nasehat Abah

05:54 0 Comments

Siang tadi,sepulang sekolah,saya tidak langsung pulang tapi menuju Rumah Sakit Harapan yang terletak 150meter dari sekolah saya.

Saya kesana untuk menjenguk paman saya yang sudah seminggu dirawat di sana.
Saat saya menunggui paman saya itulah,saya akrab memanggilnya Lik Said,saya mendapat banyak cerita mengenai orang yang begitu saya sayangi dan rindukan namun saya tak punya waktu banyak untuk mengenalnya,ya orang yang diceritakan itulah abah saya.kakak sulung dari paman saya itu.

Cerita ngalor-ngidul itu begitu saya nikmati,cerita betapa 'cerdas'nya abah saya mengakali mbah saya.cerita betapa ayah saya selalu punya cara jitu mengambil hati orang,cerita mengenai ayah saya yang menjadi mahasiswa termuda di arab saudi dulu waktu beliau kuliah disana.cerita mengenai track recordnya yang begitu aneh,nyeleneh.paman saya memilih kata 'antik' untuk abah saya itu.

Siang tadi,saya serasa bertatap muka dengan abah kala muda.banyak orang yang mengenal abah saya,karena kesupelannya.bahkan paman saya mengatakan,hampir semua kyai di jawa,tahu nama abah saya.

Kisah-kisah abah saya yang begitu menarik itu,kapan-kapan mungkin akan saya bagi dengan anda,didapat paman saya justru dari orang lain.Abah tidak suka mengumbar 'keunikan' dirinya,orang lainlah yang mengabarkannya.
Satu hal penting yang saya pelajari dan menjadi inti catatan ini adalah abah tetap dikenang.
Saya berandai-andai,semisal abah masih sugeng,mungkin saya akan lebih dikenali oleh sanak family(bukan berarti saya sekarang tidak mengenal siapa-siapa).
"Owalalah!putrane pak harun temanggung to?"

Mungkin jika abah saya masih ada,sepak terjangnya akan lebih banyak,lebih dikenal.
Lalu saya,sebagai anak,akan ikut pula dikenal.ndompleng.
Tapi tidak,abah telah tiada.abah memang begitu di kenal,tapi tak lantas mewariskan 'ke-terkenal-an' kepada kami,anak-anaknya begitu saja.

Satu hal penting yang saya sadari,abah ingin kami dikenal karena kami sendiri.bukan karena nama Haroen yang melekat di belakang nama kami.Seperti abah yang dikenal karena Haroen,bukan Asrori(nama kakek saya),meski nama abah saya jelas,Ahmad Haroen Asrori.

Ah,saya merindukannya lagi.
Terima kasih Abah,,
Untuk semua yang kau ajarkan dengan perlahan meski kami tak lagi mampu mendekapmu. . .