Saturday 26 November 2011

Dua Orang Manusia

01:15 2 Comments

Dua orang manusia duduk saling berhadapan. Tanpa kata bersahutan. Hanya sesekali mata mereka bertatapan. Selebihnya, diam.

Dua orang manusia berjalan bersisian. Tanpa perlu saling bergandengan, hati mereka sudah bertautan.

Dua orang manusia membaca bersamaan. Membaca perasaan yang sering kali digembar-gemborkan orang. Tersipulah mereka, dengan senyum merona merah. Rindu itu sudah pecah. Tak lagi galau, tak lagi gelisah.

Dua orang manusia berucap bersamaan.
“Hatiku ini sudah kuserahkan. Hatimu itu sudah kuamankan. Maukah menjadi rekan perjalanan dalam kehidupan?”.

Aku yang mendengar berucap lirih,”Itu mantra, Itu cinta”.

Keduanya berjalan menuju matahari yang sinarnya malu-malu
memulai dari awal untuk mengeja rindu

Kamu yang melihat berbisik pelan,”Sayang, itu kita, bukan?”


Kampoeng Ilmu, 26 November 2011

Thursday 17 November 2011

Tempat Terakhir

21:17 0 Comments

Padi-Tempat Terakhir
meskipun aku di surga mungkin aku tak bahagia
bahagiaku tak sempurna bila itu tanpamu
lama sudah kau menemani langkah kaki di sepanjang
perjalanan hidup penuh cerita
kau adalah bagian hidupku dan akupun menjadi bagian
dalam hidupmu yang tak terpisah
* kau bagaikan angin di bawah sayapku
sendiri aku tak bisa seimbang, apa jadinya bila kau tak di sisi

reff:
meskipun aku di surga mungkin aku tak bahagia
bahagiaku tak sempurna bila itu tanpamu
aku ingin kau menjadi bidadariku di sana
tempat terakhir melabuhkan hidup di keabadian
bila nanti aku kehilangan, mungkin itu hanya sesaat
karena ku yakin kita kan bertemu lagi

tanpamu tak akan sama


- - -
dalam keheningan deru-deru kota
nadamu memecah kalbu
menjadi separuh aku yang kau bawa
menjadi aku yang separuh mendamba

dalam riuhnya jangkrik dan malam yang dingin
senyummu yang samar membekukan waktu
pada satu titiknya
aku menolak untuk maju
aku ingin selamanya berada disitu
dalam satu detiknya
aku ingin waktu melepas kita dari dimensinya

dalam hatiku, dalam hatimu
nama kita bersaut-sautan mencari jalan kembali

Surabaya, 18 November 2011

Sunday 6 November 2011

Antara Idul Adha, Sapi dan Global Warming

01:51 3 Comments

Idul Adha itu bikin global warming tambah parah.

itulah kesimpulan yang bisa saya ambil setelah membaca  pernyataan dari salah seorang kawan saya yang non-muslim. Selain karena pernyataan tersebut SARA banget, pernyataan tersebut kurang mendasar. Artinya pernyataan tersebut disimpulkan dari pemahaman bahwa Idul Adha identik dengan penyembelihan sapi, sapi adalah penyumbang gas metan terbanyak untuk global warming. Jika setiap tahun sapi terus disembelih, maka akan semakin banyak peternakan sapi semakin banyak pula gas metan yang dihasilkan. Semakin banyak hutan yang ditebang untuk dijadikan padang rumput bagi si sapi.

Eh, iya juga ya? terus gimana dong? 
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu apa saja efek gas methan pada global warming dan hukum kurban dalam perayaan Idul Adha.


Gas metan dalam global warming
Meskipun hingga saat ini karbon dioksida menjadi penyebab utama efek rumah kaca, gas-gas lain juga ikut memberi sumbangsih. Gas-gas tersebut di antaranya gas methan, gas N2O dan CFCs. Keberadaan gas metan sebagai salah satu penyebab global warming sendiri baru diketahui sejak 1940 sejak dilakukan penelitian oleh Migeotte. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan konsentrasi metan di atmosfer sebesar 1720 ppbv, dua kali lebih banyak dari pada yang dihasilkan oleh pre-industri yaitu sebesar 700 ppbv.
The current global average atmospheric concentration of methane is 1720 ppbv, more than double its pre-industrial value of 700 ppbv [8].( A.R. Moss et al., 2000)
Jumlah tersebut memang jumlah yang besar dan pastinya punya pengaruh besar. Nah, soal kotoran sapi menjadi sumber gas metan, itu memang benar. Tapi perlu dicatat sapi bukanlah satu-satunya sumber gas metan. Justru gas metan yang dihasilkan oleh sapi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada yang dihasilkan produksi padi. Nah, lho?! Yang mengatakan mau mengurangi global warming dari sisi gas metan kalau mau konsisten harusnya juga justru tidak makan nasi. Tapi apakah dengan begitu menyelesaikan masalah? Itu yang perlu dikaji lebih dalam.

Agriculture contributes about 21–25, 60 and 65–80% of the total anthropogenic emis-sions of carbon dioxide, methane and N2O respectively [36, 56, 152]. Agriculture is also thought to be responsible for over 95% of the ammonia, 50% of the carbon monox-ide and 35% of the nitrogen oxides released into the atmosphere as a result of human activities. ( A.R. Moss et al., 2000)
Artinya, Nad? Artinya, pertanian itu justru menjadi sumber besar gas-gas yang mengakibatkan efek rumah kaca, mulai dari karbon dioksiada, metan, N2O, ammonia, carbon monoksida sampai nitrogen oksida. Pertanian yang menjadi sumber gas tersebut dipaparkan dalam tabel berikut.

Methane emission rates from agricul-tural sources. Source: Watson et al. [152].
Agricultural sources Methane emission rates
(million tonnes per year)
Enteric fermentation   80
Paddy rice production   60–100
Biomass burning 40
Animal wastes   25
Total 205–245

Nampak jelas bahwa kotoran hewan dalam hal ini sapi atau hewan rumen lain, memerikan pengaruh leih kecil daripada produksi padi.
Tapi kan tetep aja berpengaruh, Nad. Tetep aja sapi nyumbang gas metan.

Iya, saya juga tidak menyangkalkanya. Tapi apakah kemudian dengan menghentikan peternakan sapi kemudian akan secara drastis mengurangi jumlah gas metan? Sapi dan hewan rumen lain berperan penting dalam kehidupan manusia, karena mereka dapat mengubah serat menjadi sumber protein. Untuk bisa mengurangi jumlah gas metan, dari paper yang saya baca itu, justru bisa dilakukan dengan mengatur pola pemberian makan. Hal itu akan berpengaruh pada pencernaan sapi dan tentunya berpengaruh pula pada gas metan yang dihasilkan. Lebih lengkapnya, paper tersebut menyebutkan.

Methane is an end-product of fermenta-tion of carbohydrates in the rumen. The gen-eration of this can be decreased by promot-ing a shift in fermentation toward propionate production, but cannot be eliminated com-pletely without adverse effects on ruminant production. Increasing animal productivity seems to be the most effective means of reducing methane release in the short term. It must be borne in mind that this method is only successful if overall production remains constant. The means to achieve this increase in productivity have been discussed, but nearly all involve the increased use of feed containing higher quality/lower fibre sources of carbohydrate. However, the rea-son that ruminants are so important to mankind is that much of the world’s biomass is rich in fibre and can be converted into high quality protein sources (i.e. meat and milk) for human consumption only by rumi-nants. 
Sapi dalam Idul Adha
Dalam Islam, tradisi kurban bukanlah suatu ibadah yang diwajibkan namun disunahkan. Tujuan kurban ini pada intinya adalah mengajari tentang keikhlasan berbagi. Apa wajib sapi? Tidak. Bisa kambing, bisa unta. Tapi karena unta di Indonesia tidak ada, maka dipilihlah sapi. Daripada buat beli sapi, duitnya kan mending disumbangin buat pendidikan? Kamu beruntung bisa tiap hari makan daging, tapi apakah pernah membayangkan orang yang tiap hari cuma mampu beli tempe bahkan tidak mampu sama sekali? Makan sendiri termasuk kebutuhan pokok manusia, sama halnya dengan pendidikan. Keduanya memberikan kebahagian bagi yang menerima. Nah, yang ingin saya garis bawahi adalah Islam tidak mengajarkan untuk berbagi daging, tapi berbagi kebahagian. Hak masing-masing individu untuk mengartikan kebahagiaan itu.
Kembali soal sapi, dalam Islam sendiri kalau tidak ada hewan berkaki empat bisa diganti dengan unggas. Tapi tentunya ada ketentuan tersendiri kalau hendak memilih unggas sebagai hewan kurban.

Bahkan jika dirasa keberadaan sapi ini sangat membahayakan bagi umat manusia, Islam memperbolehkan agar sapi dimusnahkan. Intinya, Islam menginginkan kebahagiaan bagi umat manusia, bukan mempersulit apalagi merusak bumi. Wallahua’alam.

untuk kawan saya itu dan juga kawan-kawan nonmuslim lainnya, saya mengajak menghidupkan kembali diskusi antar agama. bukan untuk mencari persamaan, tapi untuk saling mengerti sehingga tidak timbul kesalahpahaman yang berpotensi mencederai harmoni umat beragama di Indonesia.
Sumber:
Methane production by ruminants: its contribution to global warming. R. MOSS, Angela Jean-Pierre JOUANY, John NEWBOLD. 2000
Wawancara dengan A. Maruf Asrori. Direktur Penerbit Khalista Surabaya.

Thursday 3 November 2011

Dua Kutub yang Keras Kepala

01:59 5 Comments
Aku menulis ini dengan sepenuh kesadaran. Kesadaran bahwa belum tentu kamu membaca dan belum tentu kamu mau tahu aku menulis ini untukmu. Ya, untukmu.

Mengapa harus untukmu? Bukan untuk yang lain saja? Karena aku sudah memilih kamu. Aku memilih kamu bukan karena tak ada yang lain tapi karena aku tak lagi mampu melihat yang lain.

Kamu adalah magnet yang sangat kuat. Kamu adalah kutub utara paling keras kepala yang pernah kukenal, menyebalkan dan tidak pernah mau kalah argumen. Pendapat kita selalu 180 derajat berbeda. Kesepahaman sepertinya adalah keajaiban saja.

Hal remeh temeh seperti apakah makan siang di kantin itu rasanya enak hingga perdebatan serius apakah Indonesia bukan ilusi selalu membuat kita berseteru, tak pernah satu. Maka, akulah kutub selatan dan sesuai dengan hukum alam, perbedaan justru membuat dua hal semakin saling mendekat, melekat.

Aku menikmati semua pertemuan kita yang direncanakan Tuhan tapi tak pernah kita sadari. aku menyukai letupan-letupan dalam perutku tiap kali tanpa sengaja pandangan kita bertubrukan. Aku merindukan senyummu yang lepas, karena setiap kali mengalahkan pendapatku, kamu puas.

Aku merasa sebagai orang yang terlalu dini menyadari kita adalah dua kutub yang berbeda. Aku merasa bodoh karena aku sendiri yang memiliki degupan aneh tiap kali kita berpapasan. Aku tak pernah berhasil tahu apakah kamu merasakan yang sama. Apakah sepertiku, kamu menunggu namaku muncul di layar ponselmu, sekadar sms atau justru telepon. Apakah sepertiku, kamu selalu rajin memantau timeline twitter, untuk mengamati kapan aku serius kapan aku bercanda, kapan aku tidur kapan aku terjaga (aku mulai sadar kamu seorang gadget addict)

Aku penasaran namun aku tak bisa bertanya, karena aku perempuan. Hakikatku menunggu. Menunggu kamu menyapa dan menganggapku bukan lagi sekedar angin lewat atau teman biasa. Menunggumu menjadikanku istimewa.

Apakah aku sedang menunggu sesuatu yang sia-sia?

---
penulis adalah orang yang suka menebar kegalauan. bisa disimak pula lini masanya yang menyebalkan. :-D 

Saturday 29 October 2011

Antara Eyang Pram, Gadis Jawa dan Kesetaraan

22:04 0 Comments


dimuat di Jawa Pos For Her 25 Februari 2011*

Oleh Qotrun Nada Haroen
Mahasiswi Teknik Informatika
 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jika ditanya siapa saja yang membentuk pribadi saya menjadi seorang perempuan, selain menjawab keluarga, saya akan menyebut nama lain, Pramoedya Ananta Toer. Bukan berlebihan rasanya menyebut salah satu penulis terbaik yang sempat dimiliki bangsa ini sebagai penulis feminis. Dari sekian banyak karyanya, mulai dari Gadis Pantai, Larasati, Arok Dedes hingga Tetralogi Bumi Manusia pun sangat menonjol dengan kefeminisannya, menyuarakan hak-hak dan perjuangan kaum perempuan, menunjukkan bahwa kaum yang seringkali disebut warga kelas dua sangat berhak mendapatkan kesetaraan.

Sejak mengenal karya Eyang Pram—saya suka memanggil almarhum dengan sebutan Eyang—saya menjadi lebih sering merenung tentang diri saya, tentang menjadi perempuan, tentang bersikap untuk mendapatkan hak tanpa melawan kodrat. Inilah yang menjadi pergulatan tiap saya membaca karya Eyang Pram, apa sesungguhnya kodrat seorang perempuan?

Dari Eyang Pram, saya tahu, gadis jawa jaman dahulu tak lebih dari sekadar aset bagi suaminya. Hak milik pada suami terhadap istrinya tak ubahnya seperti hak milik suami terhadap benda-bendanya, terhadap perabotnya. Perempuan praktis hanya menikmati dunia yang seluas-luasnya saat masih gadis, saat masih kanak. Begitu ia menjadi istri, dunia perempuan dibatasi oleh tembok-tembok rumahnya sendiri.

Sebagai seorang gadis jawa yang tumbuh di abad ke-21, batin saya mau tak mau bertanya, benarkah perempuan setelah sekian lama masih pada kasta yang sama?

Kini perempuan bisa bekerja di luar rumah, perempuan mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki—bahkan saya sendiri kuliah di ITS yang notabene didominasi kaum adam, seruan akan kesetaraan gender didengungkan dimana-mana, perempuan mulai masuk dalam jajaran pemerintahan, perempuan bisa meraih mimpinya apapun itu selama ia berusaha sama kerasnya atau justru lebih dari para pria.

Sayang, apa yang saya lihat sekarang tidak jauh lebih baik. Mimpi para gadis jawa bahkan mungkin gadis Indonesia, tidaklah lebih tinggi daripada ketika feodalisme masih diagungkan. Entah sudah menjadi mindset ataupun kesadaran kolektif, menjadi perempuan cukuplah mengerti soal dandan, cukuplah mengerti soal berbusana, agar mendapat lelaki yang mampu menghidupi maka pendidikan tinggi dijalani hanya sekadar gengsi dan tambahan gelar.

Memang benar banyak perempuan telah keluar dari zona nyaman itu dan membuktikan dia mampu, namun porsentasenya sangat sedikit dibandingkan yang tidak. Mari kita lihat para perempuan secara keseluruhan. Sudahkah tertanam kesadaran yang sama? Sudahkah para perempuan tidak hanya menjadi korban iklan? Sudahkah para perempuan memikirkan eksistensi diri melebihi dari kecantikan fisik? Sudahkan para perempuan paham bahwa menjadi seorang ibu tidak hanya berhenti pada darah daging sendiri tapi juga bagi negeri?

Jika jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu adalah ya, saya rasa tidak berlebihan jika mewajibkan seluruh gadis jawa—dimana Eyang Pram selalu membahas hal ini lebih rinci—dan gadis Indonesia seluruhnya untuk membaca karya-karya feminis Eyang Pram agar kaum perempuan sadar mereka telah ada di suatu era dimana mimpi tak lagi boleh dibatasi. Sangat disayangkan jika kita, para perempuan masih saja ngotot hanya soal penampilan. Perempuan layak dan harus berpikir lebih, bertindak lebih, dan berkarya lebih. Hanya dengan itu kesetaraan tidak di awang-awang.

Perempuan memang berbeda dalam kodratnya, tapi sebagai manusia, entah perempuan entah pria, semua setara.


 *saya agak lupa tanggalnya, antara 25-27 Februari lah pokoknya :-D alhamdulilah cuma sampe 25 besar aja tulisan ini :-D

Saturday 8 October 2011

Hey Kamu Yang Disana

23:32 0 Comments

Delilah, apa kabar kotamu, sayang? Jarak ribuan mil ini memisahkan kita, membuatku bertanya-tanya seperti apa rupa kotamu kini? Macetkah seperti biasa? Panaskah seperti yang biasa kau keluhkan? Atau justru penuh dengan canda dan tawa seperti yang biasa kau lontarkan padaku? Seperti caramu yang membuatku kangen setengah mati itu?

Malam ini kamu terlihat cantik, Delilah. Kita hanya saling menatap layar laptop masing-masing, memang. Tapi aku melihat kamu dengan hati dan aku melihat kamu yang cantik luar biasa. Ya, kita akui saja, rasa kangen seringkali melipatgandakan ketampanan atau kecantikan. Ibarat kota, kamu adalah alun-alun megah. Tempat segala perhatian tercurah untuk melepaskan penat dan gundah.

Delilah, kamu tak perlu khawatir soal jarak yang beribu mil ini. Jarak bisa saja memisahkan kita, tapi percayalah, setiap kali kamu merasa sendiri sebenarnya aku tak pernah kemana-mana. Dengarkan lagu yang sengaja kutulis untukmu. Dalam tiap liriknya, tiap baitnya, namamu kutasbihkan berkali-kali. Maka pejamkan matamu, dan rasakan aku disampingmu. Percayalah, lagu itu adalah aku, aku yang menjelma suara dan terbang beribu mil jauhnya hanya untuk menemani kamu dan membuatmu merasa tak pernah sendirian.

Semua memang tidak mudah, Delilah. Seiring waktu, rinfu itu membuat semuanya terasa makin sulit. Ibarat makan, kita berkali-kali makan tanpa pernah minum sekalipun. Tenggorokan kita sama-sama kering dan rasanya tak mampu lagi menelan apapun. Tapi percayalah, sayang. Suatu hari, rindu ini akan kubayar lunas.
Sekarang ini, rasanya begitu banyak yang ingin aku katakan kepadamu. Bahkan setiap lagu atau puisi yang aku tulis untukmu—yang kamu bilang selalu berhasil membuatmu lupa bernafas untuk beberapa detik itu—rasanya belum cukup untuk mengungkapkan semua itu. Rindu memang serakah, ia tak cukup dengan segala kata yang aku punya, ia selalu menuntut untuk bertemu.

Jutaan mil memang jauh, sayang. Tapi bukankah dunia punya pesawat dan kereta api? Juga kapal dan mobil? Bahkan sayang, ketika semua yang dunia punya itu tak bisa mengantarkanku untuk berdiri di sampingmu, aku akan berjalan kaki. I’d walk to you if I had no other way. Jangan pedulikan kawan-kawanmu yang menertawakan malam minggumu yang terpaksa kau jalani sendirian, balas saja dengan tertawa sayang. Biarkan mereka merasa bahagia dengan cukup tertawa, karena sesungguhnya mereka iri dengan cinta kita, cinta yang tak pernah mereka rasakan itu.

Jadilah anak baik Delilah, bersabarlah. Dua tahun lagi kamu akan jadi sarjana, dan aku akan membuat sejarah yang tak akan pernah dilupakan dunia. Setelah itu waktu menjadi milik kita. Perjalanan senja menuju taman kota ang semula hanya kita cakapkan, akan menjadi aktivitas rutin yang menyenangkan. Lagu dan puisi yang selama ini kamu dengar melalui headset favoritmu itu akan kamu dengar langsung dari mulutku, dari gitarku, dari hatiku.

Dua tahun lagi sayang, aku akan pulang. Dan segera saja, kita akan menjadi sejarah baru.





Dikarang bebas dari lagu Hey There Delilah-Plain White T lagu kebangsaan bagi setiap pasangan LDR. Bertahun-tahun mendengar lagu ini, perasaan saya selalu sama. Rindu itu nyiksa, pake banget. Dan lagu ini ibarat cuka yang dituangkan di atas luka, bikin menjerit kesakitan. Rindu makin tak tertahan.
Dan saya menulis lagu ini, karena alasan yang sama, membayangkan Nicholas Saputra membuat satu lagu untuk saya, dan menyanyikannya untuk saya di kafe, di bawah balkon kamar, atau di alun-alun kota. *jadul banget* XD

Monday 3 October 2011

Where I spent my childhood

20:23 3 Comments
jalanan pagi yang berkabut
 Namanya Ngadirejo, kecamatan di utara kabupaten Temanggung. beruntung, saya lahir dan besar di pusat kecamatan. saya tidak harus kesusahan mencari angkutan umum ataupun berjalan jauh untuk mencapai pasar. beruntung rumah saya masih dalam cakupan telkom sehingga ada telepon rumah, beruntung air PAM di rumah saya berasal langsung dari sumber mata air yang jaraknya hanya sekitar 3 km dari rumah saya. air PAM yang bahkan jauh lebih bening daripada air galon di Surabaya.

Saya merindukan kabut pagi itu, meski jam sudah menunjukkan pukul 06.00, jalanan masih terasa mengambang. saya merindukan dingin itu, yang membuat saya kerasan di balik selimut lama-lama. saya merindukan orang luar biasa yang ada di Ngadirejo, Ibu.
icon Ngadirejo, tugu gosong

TIMELINE #15harimenulisdiblog

00:33 4 Comments

Saya suka mengintip timeline kamu tiap malam. Mengintip dari tweet terakhir yang saya baca hingga tweet terbaru yang kamu tulis. Dari apa yang saya baca itulah saya menduga kamu sibuk apa hari itu, kamu bercanda dengan siapa saja hari itu, kamu sedang memikirkan siapa hari itu.

Saya tidak punya akun twitter dan saya bersyukur saya tidak perlu punya akun kalau hanya sekadar ingin membaca timeline mu, mengamatimu dari kejauhan.

Saya bersyukur kamu masih membuka profilmu itu dan saya berharap selepas pengakuan ini, kamu tidak mengubahnya. Kamu tidak membuat saya harus secara terang-terangan mengikutimu.

Saya kadang kesal sendiri, tiap kamu menulis tentang perasaan, atau rindu, atau cinta. Saya hanya bisa sebatas menduga, siapa dibalik itu semua? Siapa yang betah sekali berada di pikiranmu—seperti kamu yang betah sekali berada di pikiran saya?

Karena saya hanya bisa menduga, saya menimbun tanda tanya tiap hari, mengumpulkan penasaran yang makin hari makin menggunung. Dan yang paling parah, perasaan yang mulai tak bisa dibendung.
Saya Cinta Kamu.

Kamu mengaku. Saya ternganga. Tak menduga kamu yang saya anggap acuh, ternyata begitu rajin mengamati, begitu peduli. Hanya saja kamu diam, hanya saja kamu seperti hantu, tak meninggalkan jejak. Tak ada bukti, karena itu sepanjang hari saya hanya terus berspekulasi. Menulis tentang cinta, tentang rasa, tentang rindu tanpa pernah merujuk kepada siapa pun. Karena orang yang ingin saya sebut, tak punya akun twitter. Kamu.

Pengakuan ternyata membawa kamu dan saya, menjadi kita. Doa kita yang sederhana: semoga cinta tak hanya tumbuh di timeline, semoga cinta kita menyempurnakan satu sama lain. amin

Thursday 29 September 2011

awan-awan yang kau lintasi di suatu perjalanan

03:35 2 Comments

Setiap kali kamu melintasi awan-awan itu, ingatlah
Semula awan sekadar tetesan, setelah bergulat dengan panas
Jadilah ia seringan kapas
Semula awan berkarib dengan tanah, kini ia memenuhi langit yang megah

Kudengar, kau kini sedang melintasi awan-awan itu menuju sebuah negeri yang belum pernah kujamah
Benarkah?
Benarkah kau terbang, hingga kakimu melayang, hingga langit itu tinggal sedepa dari dadamu?
Benarkah Tuhan sedang mengangkatmu begitu tinggi?

Jika benar, kuingatkan kembali, kau tentu akan menjejak tanah kembali
Kau akan kembali ke tempat ibumu pernah menimang
Sama seperti awan, yang menunggu waktu untuk kembali menjadi hujan
Untuk kembali pulang

Jika benar, aku sekadar mengingatkan, selalu ada pantai-pantai yang menunggu kembali jejak kakimu
Selalu ada pucuk-pucuk dahan yang rindu kau kecup embunnya tiap pagi
selalu ada, selalu ada yang menunggu engkau pulang dengan cerita dari tanah seberang


Sunday 25 September 2011

catatan pagi yang ditulis buru-buru

17:10 0 Comments


pagi ini sebuah catatan singkat
yang kutulis dengan buru-buru
tak sengaja terbaca olehmu

aku menuliskan beberapa hal tentang kita
seperti pesan pertama yang kau kirim
pertemuan pertama yang di luar rencana
juga percakapan-percakapan panjang di luar kepala

kamu sudah mulai lupa, ku kira
maka kutulis ini dengan doa
pagi ini kau membaca
dengan atau tanpa sengaja
kemudian kau akan menilik kembali

apakah rindu-rindu yang kau titipkan pada bulan separuh penuh kini mulai luruh?
ataukah kini rindu-rindu itu kau kirimkan untuk yang lain, yang cantiknya lebih utuh?

entah lelaki, aku hanya melihat kabut pagi ini
bayangmu samar dan terlihat pergi

Surabaya, 26 September 2011

Sunday 11 September 2011

My Name is Nada and I'm not a boy

22:22 8 Comments
Suatu obrolan di kampus. Saya dan teman-teman sedang asyik berdiskusi hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu jam sembilan kurang. Saya berdehem,”ehem, jam malem cewek nih. Udahan yuk diskusinya, lanjut besok”. Seorang teman *yang sangat kejam* nyeletuk,”Lho, disini kan cowok semua”. Kemudian dia dan yang lain tertawa puas. Puas.

Belum lagi waktu kemarin saya mboncengin temen saya. Kebetulan temen saya itu, sebut saja si A, adalah cowok. *oke, dia cukup geje untuk minta diboncengin cewek* sampe kemudian ada teman saya menyalip dari belakang. Sebut saja dia si B, dengan pedenya dia bilang,”Lho, ternyata Nada. Aku kira cowok”.

Bukan hanya sekali dua kali saya diperlakukan tak senonoh semacam itu. Dianggap sebagai cowok. Hello! Saya cewek, berjilbab lagi. *geregetan*

Sampai akhirnya seorang temen cewek bilang dengan santainya kepada saya,”Lha kamu tomboi begitu, slengekan, gimana ngga kaya cowok”.

JLEB. Jadi ternyata sikap saya yang tidak kalem sama sekali ini membuat orang-orang menyangsikan feminitas saya apalagi di  institut teknik yang mayoritas mahasiswanya adalah cowok. Saya semakin tersudutkan.. *nangis di sudut kelas*

Saya kemudian *menghajar* memaklumi teman-teman saya, dan berusaha memperbaiki diri. Tampil lebih kalem, lebih girly. Yang saya ngga bisa maklum adalah orang-orang yang mengira saya cowok karena nama saya. Sekali lagi, Nama saya.

Jadi pernah ada orang yang karena suatu urusan berkomunikasi dengan saya via sms. Orang tersebut belum pernah bertemu saya sebelumnya. Setelah beberapa hari, orang tersebut menelpon saya.
Dia: halo, ini nada haroen?
Saya : ya, ini nada.
Dia : lho, saya mau bicara sama nada.
Saya : ya, saya ini nada.
Dia : ini nada apa CEWEKNYA nada sih?
Saya : YA INI NADA.
Dia : Oh, jadi nada itu CEWEK ya.. HAHAHA, saya kira cowok sih soalnya namanya pake HAROEN.

Kalau saat itu dia di hadapan saya, udah saya ceburin dia ke rawa ITS. *emosi*

Trus ada lagi, ada orang kirim saya email. Undangan penelitian. Saya jelas kaget karena bidang penelitian tersebut bukanlah bidang saya. Saya akhirnya kirim balik untuk konfirmasi. Email balasan dari orang tersebut minta maaf bahwa dia salah kirim email dan parahnya dia menyebut saya MAS HARUN, ya Mas HARUN!

Saya masih ngga habis pikir kenapa nama Nada bisa terdengar seperti cowok. Saya yang salah otau orang-orang itu mengalami disorientasi..

Well, tapi saya akhirnya memaafkan orang-orang semacam itu. Semoga Tuhan segera memasukkan orang-orang tersebut ke surgaNya, segera saja *doa jahat tapi baik*

Nah, hari ini, kebetulan saya pakai Rok coklat dan kemeja pink juga jilbab dengan warna yang sama, warna pink. Komentar teman saya: “Wah, Nada ya? Sejak kapan pakai pink?”
“Tumben dek hari ini feminim sekali.” *blushing* :">

Komen yang paling ngeselin,” kamu kok gayanya ngga bisa ditebak gitu nad, kemarin tomboy abis, Sekarang jadi necis”. :-|

sungguh tega wajah kalem begini disebut tomboy :D



Saturday 3 September 2011

Sepasang Tua Bercengkerama Dalam Senja

01:41 7 Comments

suatu senja, saat secangkir kopi yang kau suguhkan masih mengepul
saat kursi kayu jati di beranda jati masih tegak menopang
kau datang membawa senyuman
kita kemudian bersebelahan, saling menghitung uban

matahari yang sejak pagi berlari-lari cemburu melihat kita yang tak peduli waktu
seperti kerut-kerut yang menggerutu, sebab acuh kita padanya, pada usia

kamu lalu berbincang masa lalu, mengeluarkan selembar kertas lusuh dan membacakan puisi untukku

aku mencintaimu biasa saja, sayang.
sebab cintaku untukmu adalah kebiasaan.

aku mencintaimu sederhana saja, sayang.
senyum dan cinta yang sama di tiap masa.

aku mencintaimu semampuku saja, sayang.
semampu aku bernafas, selama itu pula cintaku tak tuntas.

aku mencintaimu sepenglihatanku saja, sayang.
entah kau terlihat muda atau keriput, cintaku tak akan surut.

ku kecup kamu dengan syahdu
ku dekap kamu sepenuh kalbu

selepas senja, cucu-cucu kita tiba
apa yang hendak kita berikan kepada mereka?
tanyamu sambil menggenggamku

mudah saja, pelajaran jatuh cinta setiap hari kepada orang yang sama.

Lereng Sindoro, 3 September 2011
credit    picture  from here

Saturday 20 August 2011

antara cuci mata, cuci dompet dan melempar cowok ke ring basket.

08:41 4 Comments
gambar dapat dari mbah gugel

buat saya, shopping selalu menyenangkan dengan dua catatan. saya emang lagi ada duit dan saya shopping sama cewek.

jelas lah ya, kalau jalan-jalan ngga ada duit itu namanya cukup 'cuci mata', kalo ada duit namanya 'cuci dompet'. dan sayangnya keduanya sama-sama bikin menyesal.

yang pertama, cuci mata, bikin 'gregetan' karena saya cuma bisa lihat doang, pegang-pegang doang dan ngga bisa bawa pulang. begitu sampai rumah ada perasaan,"aduuuh, belum tentu tiap jalan-jalan nemu yang kaya tadi. padahal itu lucu dan bagus bangeet".

tapi sebenernya, cuci dompet lebih bikin sengsara. kalau saya lagi kalap, dompet jadi tipis, maka disaat saya bener-bener butuh duit entah buat bayar kos, isi pulsa, bayar utang, dsb, saya seolah pengen teriak.

"NADAAAA!!! DUIT ITU SEHARUSNYA KAMU TABUNG AJA, KAMU SIMPEN! KALO LAGI KAYAK GINI AJA BINGUNG! BELAJAR MANAGE UANG DONG!"

setelah itu saya akan sibuk dengan kertas coret-coretan, berhitung dengan diri sendiri, kenapa duit-duit saya jadi cepet pergi.

sebenarnya saya belajar, bukan belajar manage uang sih, tapi belajar menerima. kalau lagi ada rejeki ya diterima duitnya, kalo lagi ngga ada duit ya dierima keadaannya. ntar juga kalo bener-bener butuh, Allah pasti kasih. Pasti.

Saya belajar yakin aja dan alhamdulilah, it's work :D *tapi tetep ya, Nad, kamu ndak boleh boros*

nah, soal shopping sama cewek itu jelas. jelas seru, jelas pendapatnya dan jelas antusiasnya. beda kalo saya shopping dianterin cowok. pasti udah ngedumel karena katanya saya milih terlalu lama padahal semuanya kalo dipake juga bakal sama aja. saya terlalu lama ngitung diskon mana yang jatuhnya lebih murah, saya terlalu lama ngelihat barang-barang mahal yang sebenarnya saya tahu duit saya ngga cukup.

kemudian cowok yang nganterin saya dengan sedikit kesel, udah duduk ngglosor dipojokan atau kalau nggak berdiri menghentak-hentak kaki sambil bilang, "buruan, dong!"

saya berasa pengen ngebuang manusia bernama cowok itu ke ring basket.

karena akhirnya saya ngga dapet apa-apa selain rasa kesal. rasa kesal yang setara dengan dibangunin waktu mimpi kita lagi indah-indahnya.

karena itulah, belanja paling indah adalah dengan manusia bernama, Ibu. selain karena sama-sama perempuan, saya ngga usah khawatir kalau duit saya kurang *evilgrin*

kalau kamu, suka belanja sama siapa?

Tuesday 16 August 2011

holiday wholeday part 3

04:03 2 Comments

Apa jadinya jika kecantikan Candi Prambanan di malam hari dikombinasikan dengan sebuah Sendratari kolosal? A Wonderful Ramayana Ballet, that’s it!

Setelah berkali-kali cuma lewat saja tiap mau balik ke Temanggung, akhir bulan Juli kemarin, saya berhasil membujuk kakak saya untuk menyaksikan sendratari Ramayana. Awalnya kakak saya agak males, soalnya harga tiket paling murah saja 75.000. sebagai sesama mahasiswa yang menjunjung asas hemat di akhir bulan, harga segitu cukup mahal. Tapi ternyata bujuk rayu saya lebih maut daripada asas itu, Kakak saya akhirnya terbujuk juga.

Jadilah sekitar pukul 19.00 kami berangkat, Sendratari Ramayana sendiri dimulai pukul 19.30. tempat pertunjukan memang terpisah dari Candi Prambanan, tidak persis di depan Candi Prambanan. Namun, Candi Prambanan justru menjadi latar panggung yang menarik dengan jarak yang proporsional.

Pertunjukan sendratari selama kurang lebih dua jam benar-benar membuat kami puas, tata panggung yang luar biasa, make up para penari yang benar-benar total, gerak tari yang luwes, bisa rancak bisa lembut, membuat saya betah menyaksikan hingga akhir pertunjukkan.

Sendratari Ramayana sendiri menceritakan tentang kisah Rama-Shinta. Jadi pastilah ada Shinta, Rama, Rahwana dan Anoman. Saya paling suka tokoh Anoman, karena dia keren sekali. Ada salah satu adegan si Anoman ini salto melewati api yang membara!

Emang ceritanya gimana? Nggak seru dong kalo saya kasih tahu. Hehe.. sebaiknya Anda Nonton sendiri saja jika berkesempatan datang ke Jogja. Untuk kali ini cukuplah saya pamer foto dulu. Haha..
atas: Candi Prambanan di malam hari
tengah: Rama dan Sinta sedang beraksi
bawah: kakak saya diapit dua rahwana seusai pentas

Selain ke Prambanan, kakak saya juga sempat mengajak saya ke rumah Dome atau lazim juga di sebut rumah teletubies. Rumah Dome yang berjumlah sekitar 20 ini berada di dusun Ngelepen , kecamatan Prambanan. Para penghuni rumah dome adalah korban gempa Jogja pada tahun 2007 yang desanya telah ambles ke dalam bumi.
atas: Taman Kanak-kanak dome tampak dari samping
tengah: mejeng di depan TK Dome
bawah : Pusat Kesehatan Dome yang dijaga seorang bidan 
Sampai di akhir posting ini, saya baru tersadar masih ada tempat yang belum saya ceritakan selama liburan ini. dan hal itu membuat saya tersadar (juga) betapa saya doyan banget travelling kemana-mana :))

Friday 29 July 2011

holiday wholeday part 2

00:18 5 Comments

Surabaya-Magelang-Temanggung-Jepara-Karimun Jawa-Jakarta-Temanggung-Magelang-Malang-Surabaya-Temanggung-Surabaya-Jakarta-Jogja-Temanggung.
peta dari mbah gugel

Itulah liburan saya selama sebulan ini. Liburan memang sebulan tapi saya seolah cuma singgah sejenak di rumah, di Temanggung. Di Magelang, selain acara keluarga, saya sempat jalan-jalan bersama sepupu sekaligus sahabat terbaik saya, sista Wava. Jalan-jalan di kota Magelang sama halnya membangkitkan kenangan masa SMA. Sudut-sudut kota itu menjadi saksi bagaimana saya menjadi remaja.

Kemudian, Malang. Masih bersama sista Wava. Saya menemaninya menyelesaikan urusan administrasi kampus. Pemberkasan, begitu istilah yang dipakai oleh Universitas Brawijaya. Tempat sepupu saya kini menjadi mahasiswa baru jurusan Sastra Jepang. Tampaknya, mulai semester depan saya akan lebih sering main ke Malang. Hehe..

Setelah itu Surabaya, nothing special. Menyelesaikan urusan kampus dan Kompas. Seperti biasa.

Selanjutnya Jakarta. Dalam waktu kurang dari dua minggu saya ke Jakarta dua kali. Yang pertama, menemani Ibu saya kondangan di Hotel Sahid. Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj ngunduh mantu dan Ibu saya diundang. Rencana awal, kakak saya yang akan menemani. Namun karena ternyata kakak saya, Mas Ova, harus KKN, jadilah saya menggantikan. Saya nggak kemana-mana saat itu, selain di hotel dan ke kantor PBNU, kantor kakak saya, Mas Nabil. Lumayan juga ikut kondangan, saya bisa lihat Ruth Sahanaya dan Once manggung. Lumayan juga performa mereka—bukan lumayan lagi ding, tapi WOW—apalagi live begitu. Haha.

Karena yang punya gawe adalah seorang ketua PBNU, undangan yang hadir benar-benar kelas atas—kecuali saya. Haha. Semua menteri hadir dan terlebih lagi mantu Pak Said adalah adik dari Menteri PDT. Dan tak Cuma menteri, presiden dan wakilnya pun hadir. Kamu nggak minta foto atau salaman, Nad? Ogah. *sok jual mahal* kalau rasanya patut, saya malah pengen demo, mumpung petinggi negara semua hadir. Pasti didengar, tapi soal ditanggapi, lain lagi.

Namun karena saya sedang menemani Ibu, rencana gila itu urung saya lakukan.

Perjalanan saya ke Jakarta berikutnya adalah perjalanan dinas Kompas Kampus * hasyah*. Setelah mengadakan Campus Competition di tiga kota, Medan, Jakarta dan Surabaya Minggu kemarin ini adalah awarding day. Saya sebagai volunter Kompas Kampus bersama 5 teman saya yang lain berangkat dari Surabaya. Lumayan juga lah, pas Awarding day nonton konser gratis. Ada Morgan Bis Abend—band baru yang jazzy banget— para personelnya alumnus Kompas Muda, ada boyband 3in1—jangan bayangkan mereka sama kayak SM*SH—yang dancenya keren abis. Gimana ngga keren karena basic personelnya dari karate, cappoeira dan break dance. I mean, they really dance. They really do and they’re really a man. Dengan badan yang sixpack lumayan lah bisa buat saya dan temen-teman cewek jerit-jerit heboh karena girang. Dan yang terakhir ada Saykoji. Untuk yang terakhir ini, kayaknya saya ngga perlu cerita perform panggung mereka. Yang pasti, keren!
bersama volunteer dan tim surabaya-malang. ITS juara dua lhoo :)

Selain datang ke awarding day, saya juga sempat ke Kota Toea. Sayangnya waktu saya datang, Kota Toea sedang crowded sekali. Ada semacam festival dengan panggung dan stand-stand jualan yang banyak banget. Sialnya lagi, museum Fatahillah sudah tutup. Dengan kondisi yang crowded itu, susah juga cari background foto untuk nuansa oldies. Kayaknya ini isyarat Tuhan, saya harus ke Kota Toea lagi suatu hari nanti. Entah untuk liburan atau malah foto prewedding. Haha.
di kota toea :)
dan cerita liburan saya masih ada satu lagi :D

Thursday 28 July 2011

holiday wholeday part 1

07:39 7 Comments

Saya menyebut liburan kuliah saya kali ini sebagai traveling yang sebenarnya. Bermula dari awal liburan, begitu UAS saya selesai, saya langsung meluncur ke karimun jawa bersama tante saya yang masih berjiwa muda. Pengalaman itu menjadi sangat menarik buat saya karena untuk pertama kalinya saya akan naik kapal, untuk pertama kalinya saya akan menjejakkan kaki di luar Jawa. Dan saya ngga kecewa sebab Karimun Jawa luar biasa memesona!

Berbeda dengan pantai-pantai pesisir selatan Jawa dengan ombak-ombak besar yang pernah saya datangi, laut Jawa di sekeliling Karimun Jawa sangat tenang ketika saya tiba disana. Saya rupanya cukup beruntung mengalami pelayaran dengan laut yang ‘lembek’, istilah orang Karimun untuk laut yang tenang.

Setelah perjalanan enam jam di kapal ekonomi, akhirnya saya tiba di dermaga Karimun Jawa. Saya sudah di sambut oleh agen wisata—ya, saya memilih menggunakan jasa agen. Meskipun tidak murah sekali, tapi lumayanlah untuk kantong mahasiswi—dengan es kelapa muda dingin. di sana saya di kelompokkan bersama wisatawan lokal lain yang menggunakan jasa agen wisata yang sama.

Dengan membayar Rp 450000, saya sudah dapat tiket kapal PP, biaya penginapan di homestay, makan selama 3 hari 3 malam, sewa kapal, sewa alat-alat snorkeling, sewa guide, dan tentunya dokumentasi foto underwater dan upwater.

Karimun jawa adalah kepulauan di laut Jawa yang masih termasuk wilayah kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Terdiri dari 27 pulau namun hanya 5 pulau yang dihuni. Dari 27 pulau tersebut saya berkesempatan mengunjungi 6 pulau, pulau Karimun Jawa itu sendiri, pulau Kecil, pulau Cemara Besar, pulau Cemara Kecil, pulau Menjangan kecil dan pulau Gosong. Selain pulau Karimun Jawa, pulau-pulau yang saya kunjungi adalah pulau-pulau tak berpenghuni.
nemo, bukti saya sampai karimun jawa dan terumbu karang yang cantik

jump-jump-jump on Gosong Island!

Laut yang dangkal dan jernih, membuat snorkeling menjadi aktivitas wajib tiap perahu ditambatkan. Kadang saya snorkeling di dekat pantai, kadang pula di tengah laut. Bergantung pada terumbu karang mana yang bagus untuk dilihat. Sayangnya karena saya tidak bisa berenang dan mengandalkan pelampung untuk snorkeling, saya ngga bisa dapat foto bagus di atas karang. Tapi saya sudah cukup puas bisa melihat langsung ratusan macam ikan berenang di rumah asalnya, bermain-main di sela-sela terumbu karang yang beraneka warna dan bentuk, dan merasakan birunya laut dan jernihnya langit. Pasir-pasir pantai yang rata-rata adalah pasir putih memukau saya. Dan karena pada dasarnya saya tidak suka tempat-tempat crowded, pantai-pantai itu jadi terasa seperti surga. Hanya ada saya dan rombongan kecil saya dan pantai-pantai tropis itu kami nikmati sendiri.

Saat malam, saya menyempatkan diri ke dermaga Karimun Jawa yang sepi. Di sana, saya merebahkan badan, memandang langit. Beruntung langit sedang cerah, berjuta bintang seolah dihamparkan bagai permadani. Yang luar biasa, permadani itu berkelip dan seolah bergerak. Yang membuat saya terkenang, deburan-deburan ombak yang melebur tepat di bawah saya. Dan angin laut terasa begitu syahdu membelai.

Meskipun Karimun Jawa dan keindahan laut dan pantainya begitu memukau saya, tinggal terlalu lama akan menimbulkan kejenuhan. Sebab wisata di Karimun Jawa masih melulu snorkeling dan pantai. Jadi untuk anda yang berencana berlibur kesana, saya rasa 3 hari adalah waktu yang cukup.

Setelah 3 hari yang indah itu, liburan saya masih belum berakhir..

Wednesday 20 July 2011

Karena jadi orang itu harus jadi orang baik, Dek..

13:17 6 Comments
Saya sedang baca koran waktu sepupu kecil saya yang berumur 4 tahun mendekat. Namanya Fahim, anaknya tampan dan cerdas. Dia menyodorkan satu butir kelengkeng kepada saya,”Mbak Nada, bukain dong”.

Saya mengupaskan kelengkeng itu untuk Fahim. Dengan polosnya dan tanpa saya duga, si Fahim bertanya,

”Mbak Nada kok baik hati sih?”

Friday 1 July 2011

percakapan dua manusia lewat senja ; sebuah puisi

08:51 6 Comments

Bukan pada senja-senja gerimis itu aku menaruh harap
Bukan pula pada pagi-pagi berkabut tipis aku menyelinap
Bukan juga pada senyummu yang menyembuhkan ratap aku terkesiap

Berulang kali sudah kunasehati hati, kamu dan segala lingkar cahaya adalah niscaya
Kamu dan segala baik dan senyum, bukanlah cinta
Lalu tak ada guna menjaga hati yang berbunga-bunga

Berteman sudah, isyaratmu
Bersahabatlah, pintaku

Hujan kemudian semakin deras
Melunturkan ngilu yang sudah terkuras
Namun katamu membuat semua makin terasa meranggas
”Gadis, aku tak jatuh cinta padamu karena aku yang tak pantas”

Lelaki, sedemikiankah aku tak patut dihargai bahkan untuk sekadar ucapan terima kasih meski kasihku tak pernah sampai?

termangu di teras rumah, di teras hati


Ngadirejo, awal Juli 2011


Puisi yang terlintas begitu saja dan jemari saya menuntut saya menuliskannya..


Thursday 23 June 2011

tentang kawan, tentang cinta

07:27 9 Comments

Ini adalah malam galau. Besok pagi saya ada UAS mata kuliah Organisasi Komputer dan saya belum paham apapun (baca: belum belajar sama sekali) saya malah tergoda ini-itu, mulai dari tergoda jajan, main sama sepupu kecil saya sampe nemenin tante saya belanja ke minimarket deket rumah.

Ujung-ujungnya saya online, conference YM sama temen-temen SMA saya dan blog walking. Saya ngga sengaja nemu tumblr temen sejurusan dan baca. Dan terhanyut. Bukan karena apa-apa, tapi karena temen saya itu menulis seperti bercerita dan saya jadi sadar saya udah lama banget ngga nulis seperti itu.

Postingan-postingan saya sekarang lebih ke pikiran-pikiran saya, bukan ke perasaan saya, dengan gaya bercerita baku dan sok-sok jurnalis.

Saya ternyata rindu menulis dengan lepas, menulis dengan hati yang bebas. Menulis seperti bercerita. Dan malem ini saya ingin bercerita banyak hal, sebodo amat deh besok UAS ( oke, ini jangan ditiru)

Setahun saya di Surabaya ini, saya nemu banyak temen yang asyik dan seru banget. Mulai dari temen sekelas yang paham kegokilan saya, temen-teman yang punya minat di organisasi, temen-temen jago ngoding dan masih banyak lagi. Saya sayang semua temen saya itu, bener-bener sayang. Mereka lah yang bikin Surabaya ngga sepanas yang sebenarnya, mereka yang bikin TC ngga seruwet aslinya.

Dan detik-detik menjelang pengumuman SNMPTN ini bikin saya galau. Di satu sisi-sisi saya pengen banget universitas inceran saya itu tapi di sisi lain, saya udah sayang banget sama temen-teman saya ini, ternyata saya udah mulai sayang sama jurusan saya.

Meskipun tiap kali ditanya temen, saya jawab dengan mantap akan pindah kalau diterima, dalam hati saya ragu juga. Benarkah teman-teman saya nantinya akan sehebat teman-teman TC saya? Benarkah mereka nanti adalah teman-teman yang dengan senang hati bantuin temannya? Benarkah mereka nanti adalah teman-teman yang mendukung saya?

Saya ngga tahu dan saya galau.

Saya ngga yakin seratus persen saya bakal diterima. Tapi saya pengen diterima. Usaha saya untuk meyakinkan keluarga untuk pindah udah pol-polan dan kini ketika keluarga saya berkata ya, justru teman-teman saya yang bikin saya galau.

Saya nggak akan lupa pengkaderan kita, makan siang rame-rame di plaza lama lantai dua, bikin bendera himpunan, arak-arakan pas SW, parodi IIE di Tunjungan Plaza, juga hutan-hutan pinus saksi SYS kita. Saya nggak akan lupa kalian semua teman.
saya sayang kalian semua, TC 2010 :')

Yeah, I do, I do, I do love you..

Ngomongin soal love, aiih.. should I tell you, readers? Saya jadi malu.. :">

Yang jelas, setahun setelah dia pergi, saya masih yaman sendiri. Setahun setelah saya resmi mandiri, saya masih asyik dengan sepi. ini rekor single terlama saya, dan ternyata asyik juga. saya ndak perlu capek-capek mikiran orang karena ternyata untuk mikirin diri sendiri dan keluarga dan sahabat aja waktu masih kurang. haha :))

tapi emang sih ada seseorang sempat memberikan saya senyum dan kebaikan hati  dan saya sempat merasa 'nyaman', tapi saya buru-buru sadar laki-laki itu memang baik, tapi tak Cuma kepada saya. Alih-alih capek kegeeran, lebih baik saya rajin berteman bukan?

Nah, laki-laki yang mencuri hati, saya nggak akan mencuri hati kamu, karena saya tahu, saya nggak mampu. Saya cukup bahagia jadi temanmu, karena untuk berharap lebih, saya rasa belum waktunya, bukan tingkatan saya untuk merasai cinta.

Saya nikmati saja senyum kamu dari kejauhan, saya nikmati saja..

Thursday 16 June 2011

KETIKA HARUS MEMILIH

21:39 1 Comments


Saat saya masih duduk di bangku SMA, tradisi pemilihan ketua OSIS adalah tradisi yang terlewat sambil lalu saja. Selain karena saya memang tidak terlibat di OSIS, saya sendiri memang tidak mengenal calon-calon ketua OSIS. Maka saya pun memilih asal pilih, seperti memilih kucing dalam karung.

Saat itu, bagi saya demokrasi masih menjadi tempelan saja. Sekadar untuk legitimasi pergantian kepemimpinan tanpa sempat berpikir bahwa pemimpin memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan golongan yang dipimpinnya. Tidak terbesit pikiran bahwa proses pemilihan terkecil pun, akan menjadi bagian sejarah saya dalam mengenal demokrasi dari lingkupnya yang paling kecil.

Maka ketika kini saya sudah menjadi mahasiswa, saya berusaha mengubah pola pikir asal pilih itu tadi. Apalagi saat sudah menjadi mahasiswa, isu-isu organisasi sedikit banyak akan berdampak pada akademik dan prestasi. Bagaimana bisa?

Organisasi mahasiswa—apakah itu BEM, Himpunan Mahasiswa, UKM, dsb—membawa banyak pengaruh bagi mahasiswa, setidaknya bagi saya pribadi. Jika, katakanlah Himpunan Mahasiswa Jurusan, memiliki berbagai kebijakan dan kegiatan yang mendukung minat saya, tentunya saya menjadi lebih terfasilitasi selama berada di kampus. Namun, di kampus bukan hanya saya satu-satunya mahasiswa, jadi tentunya kebijakan yang nantinya akan diambil oleh pemimpin harus bisa mengayomi seluruh komponen kampus.

Lantas pertanyaannya adalah, bagaimana memilih pemimpin yang tepat yang bisa mengayomi semua mahasiswa? Hal ini akan menjadi lebih mudah jika kita mengenal calon-calon yang akan kita pilih dan mengetahui kapabilitas dari masing-masing calon. Kita bisa memilih secara obyektif. Namun, masalah akan timbul jika kita baru mengenal calon-calon saat kampanye saja—seperti pengalaman saya saat SMA dulu. Bagaimana agar tidak memilih kucing dalam karung?

Menurut saya setidaknya ada 3 point
-    pelajari track record masing-masing calon. Konsistensi calon menjadi satu jaminan bahwa ketika dia terpilih dia bisa membawa himpunan atau organisasi dengan lebih baik
-    jangan memilih hanya karena kenal nama, pastikan anda mengenal calon yang anda pilih beserta visi dan misi yang ia usung
-    kalau point satu dua menurut anda terlalu makan waktu, hal paling mudah adalah tanyakan kepada kawan anda yang mengenal calon tersebut. Atau tanyakan kepada teman anda yang anda rasa paling punya kompetensi siapa yang ia pilih dan mengapa ia memilih calon tersebut.

Di jurusan saya sendiri, Teknik Informatika ITS, kondisi sedang ’panas’ menjelang pemilihan umum ketua himpunan jurusan. Nah, siapakah yang saya pilih? :)

Bisa di cek siapa dia di sini

Sunday 22 May 2011

Karena Wanita Bukan Barang Untuk Dijual

07:38 5 Comments

Baru saja salah seorang teman saya ngetweet yg intinya kurang lebih karena dia gendut, dia ngga laku. Saya langsung jawab tweet teman saya itu begini,”Karena perempuan itu bukan barang untuk dijual”.

Ya, sering kali saya sendiri terjebak pada pemikiran bahwa menjadi perempuan harus mempercantik diri. Tapi untuk apa? Agar dipandang? Agar dilirik? Oleh siapa? Agar disukai? Oleh siapa? Memang kenapa jika kenyataannya tak ada yang tertarik pada fisik saya? Memang kenapa jika tak ada yang ’naksir’ saya?

Pasti, saya yakin, ada rasa minder. Itu wajar. Sangat wajar. Apalagi jika sampai lelaki yang kita suka bahkan melirik pun tidak. Tapi apakah memang se-urgent itu soal laku? Semenyedihkan itu kah jika dalam usia muda perempuan tak ada laki-laki yang tertarik menjadikannya kekasih?

Ketika SMA saya memang sempat punya pikiran semacam itu, tapi seiring waktu kesadaran itu muncul perlahan. Menjadi wanita adalah bukan soal laku atau tidak laku ketika masih gadis, tapi soal pantas-memantaskan diri untuk jodoh terbaik yang sedang disiapkan Tuhan.

Wow, sudah omongan berat ini. :D
Tapi ya, kenyataannya memang begitu.

So girls, kalau kamu sekarang kamu udah punya pacar dan merasa dia itu jodohmu, pertahankan dan juga jangan sampai melewati batas.

Dan buat yang masih single.

Fisik memang bisa membuat lelaki tertarik, tapi yang bisa membuat hubungan bertahan adalah sikap, pemikiran dan attitude kamu. Kamu boleh khawatir soal berat badan, soal jerawat, soal komedo tapi kamu harus lebih khawatir kalau kamu merasa apa yang ada dalam dirimu belum bisa kamu banggakan. Jadilah pribadi yang bisa menghargai, menghormati termasuk kepada diri sendiri. Jadilah pribadi yang menerima dan mengerti, termasuk kepada diri sendiri.
berduri tapi dicari, karena durian punya inner beauty :D *ini sih saya yang pengen duren*

Sok banget deh kamu, Nad. Jadi kamu sudah merasa bisa menghargai, menghormati, menerima dan mengerti? Jadi kamu merasa punya inner beauty yang luar biasa?
Bukan, saya pun masih dalam tahap belajar dan memperbaiki. Terus dan terus.

Dan postingan ini bukan untuk menyalahkan atau menyudutkan kawan saya itu, postingan ini adalah untuk semua gadis dan khususnya untuk pengingat saya pribadi dalam bersikap.

Sunday 8 May 2011

saya dan 188 teman

20:01 9 Comments

Weekend kemarin ini, saya dan teman-teman seangkatan di TC (teknik informatika) camp di Desa Pungging, Pasuruan. Ngapain aja kami disana? Macem-macem, mulai dari ikut memerah susu sapi, bersihin kandang, bikin telecenter, ngajar anak SD sampe sesi dengan senior-senior se kampus.

Iya, jadi emang acara kemarin itu judulnya Informatics Social Responsibility tapi pada hakikat utamanya adalah bagian puncak dari pengkaderan. Walaupun sebelum berangkat hati saya sangat nggerundel soal proposal yang ‘beda’, pada akhrinya saya dan 188 teman saya berangkat camping.

Setelah dihadapkan masalah ini itu, dapat ‘pressing’ dari segala penjuru hingga akhirnya outbond di hutan pinus—bener-bener hutan, serius!—akhirnya pengkaderan di TC berakhir sudah. Saya dan 188 kawan saya kini telah diterima di himpunan dengan gelar C1A. Apaan tuh maksudnya? C artinya Computer, nama generasi TC 1A adalah bilangan heksadesimal yang jika diubah ke bilangan desimal adalah 26. jadi, saya ini adalah angkatan ke-26 di Teknik Informatika ITS.

logo angkatan saya, bisa dibaca 2010 TC ITS
Sayangnya, dokumentasi ada di pihak senior, jadi sampe sekarang saya belum bisa upload foto acara camp itu. Tapi ini bukan hoax lho, walaupun saya menganut asas no pict= hoax.

Kesibukan pengkaderan itulah yang bikin saya ngga sempet posting berhari-hari, padahal aslinya udah banyak yang numplek di kepala minta dilahirkan. Too many things to share but I’ve limited time. Contohnya aja yang pengen saya tulis, dialog sama Pak Muhamad Nuh, Mendiknas kita—saya pernah janji mau posting tapi belum sempet, terus soal dinamika kampus, ada lagi soal cerita-cerita yang unyuu..

Next posting deh, yang penting I’ve already arrived at my lovely place, my room and my blog :) 

Monday 25 April 2011

Kamu memang baik, tapi..

10:08 12 Comments
Teruntuk kamu yang seringkali tanpa pamit masuk ke dalam mimpiku..

Sebelum kamu teruskan membaca suratku ini, anggap saja kita ini sudah saling jatuh cinta. Anggap saja kita ini sudah sepakat untuk saling memiliki, anggap saja kita sudah tak lagi bisa jatuh cinta kepada yang lain.

Sudah? Kamu sudah beranggapan begitu? Baiklah, kalau begitu, silakan teruskan membaca. Jika belum, ambil jeda sejenak dan bayangkan aku ini adalah seseorang yang begitu kamu idamkan. Bayangkan saja, anggap saja..

Karena kita sudah saling mencintaimu, jangan keberatan kau kupanggil sayang..

Friday 22 April 2011

3 Film, 3 Genre, 1 komentar: Tonton Semuanya!

09:48 6 Comments
Gnomeo and Juliet , ?, dan Fair Game. Ketiga film ini saya tonton di tiga bioskop yang berbeda dalam waktu satu bulan terakhir dan saya puas nonton ketiga-tiganya. Tiap film dari tiga film yang saya sebut ini punya keunikan tersendiri dan selalu membuat saya tersenyum lebar setelah menonton ketiganya.

Gnomeo and Juliet berkisah tentang dua patung taman dari halam rumah yang berbeda namun saling jatuh cinta. Patung-patung kurcaci taman ini ternyata hidup ketika pemilik rumah meninggalkan rumah. Nah, sayangnya kedua pemilik rumah yang meskipun tinggal berseberangan ternyata bermusuhan. Hal ini juga terbawa hingga ke patung-patung kurcaci tersebut. Tapi akhirnya, dua kurcaci dari taman yang berseberangan ini jatuh cinta. Tentulah itu Gnomeo dan Juliet. 

Oke, oke. Emang ini cerita Romeo and Juliet banget. Bahkan di tengah film ada Shakespeare juga. Jadi jalan ceritanya kayak apa, bisa ditebak. Cinta Gnomeo dan Juliet ditentang habis-habisan.

Film ini jelas menarik karena animasinya yang lucu. Patung-patung kurcaci yang imut itu dan juga ada patung kodok yang selalu bikin saya tertawa. Tapi terlepas dari animasinya yang waw, film ini menarik buat saya karena endingnya yang ngga seperti cerita Romeo dan Juliet. Emang kaya apa endingnya? Tonton sendiri doooong :P

Next, ”?” alias Tanda Tanya. Saya suka film Indonesia dari sutradara-sutradara yang namanya udah jadi jaminan. Meskipun beberapa kali kecewa dengan film Hanung, semisal Ayat-ayat Cinta, kali ini saya bener-bener penasaran sama film satu ini karena bawa-bawa Banser NU segala. Sebagai seorang warga Nahdliyin, saya jadi penasaran.

”?” berkisah tentang perbedaan agama dan konflik yang muncul di tengah masyarakat karena perbedaan itu. Dan apa yang dipaparkan Hanung di film ini bener-bener real, benar-benar terjadi. Semisal olok-olokan terhadap etnis lain, pengucilan di tengah masyarakat karena pindah agama, masalah rumah tangga karena suami terlalu lama menganggur, hingga percintaan yang harus kandas karena beda agama.

Kata temen nonton saya, Film ini memang harus ditonton sambil berpikir, kita ngga boleh nonton apa adanya tanpa memahami lebih jauh. Saya ambil satu contoh, ketika Surya, seorang Muslim, memerankan tokoh Yesus saat drama penyaliban di malam Natal. Hal ini tentu menimbulkan kontroversi, baik di dalam film maupun di luar film, sampai-sampai MUI ikut-ikutan mengeluarkan fatwa.

Kita tidak bisa serta merta menghakimi begitu saja bahwa Surya itu kafir. Di situ Surya bekerja dan soal keimanannya, hatinya terjaga. Sekali lagi, iman itu soal hati dan kita tak bisa menghakimi dari apa yang kita lihat sepintas saja. Saya ingat kata-kata Pastur di film itu, 
”Keimanan seseorang tidak akan berubah hanya karena sebuah adegan drama”. 
Benar-benar pesan yang bagus.

Dan masih ada banyak pesan bagus di film ini yang membuat saya merekomendasikan film ini untuk ditonton. Inilah salah satu film Indonesia yang bermutu!

Film ketiga, Fair Game. Ternyata ini film yang berdasarkan kisah nyata. Ceritanya cukup seru dan informatif. Mengapa? Karena dari film ini saya baru tahu ada kasus mengenai Joe Wilson dan istrinya, Valerie Palmes yang berkaitan dengan perang irak. Film ini menceritakan bagaimana kebohongan alasan invasi irak. Valerie Palmes dan tim CIA-nya sesungguhnya tidak menemukan sama sekali adanya mesin penghancur masal ataupun bom nuklir di Irak. Tapi seorang staf kepresidenan menekan CIA yang seolah melupakan adanya temuan tabung uranium.

Film ini memang membuat berpikir, bukan jenis film santai, tapi jelas ini film yang sangat bermutu. Saya jadi tahu bagaimana Gedung Putih yang semena-mena membuat keputusan invasi Irak. Saya juga belajar menjadi warga negara yang setia kepada Negara dengan memperjuangkan kebenaran bukan dengan tunduk dan menerima semua apa yang dikatakan penguasa. Karena kita adalah negara demokrasi dan memang demokrasi itu tidak mudah (saya merasa bagian ini agak nyambung dengan pengkaderan. Haha :D )

Jadi kalau anda ingin nonton komedi animasi, ada Gnomeo and Juliet. Kalau drama Indonesia bermutu, ada ”?” (Tanda Tanya) dan kalau ingin film yang berbobot ada Fair Game. Ketiganya ngga mengecewakan, paling tidak untuk penikmat film seperti saya.

 Jadi, mau nonton yang mana? ;)

Wednesday 20 April 2011

Sunday 17 April 2011

ketika saya sudah lama tidak posting di blog

06:05 15 Comments
Rasanya sudah lama sekali saya ngga posting di blog. Padahal banyak sekali hal yang lalu yang sesungguhnya sangat menarik untuk dibagi. Sebut saja, lolosnya saya jadi finalis lomba menulis di Jawa Pos (sayang ngga menang), acara Talkshow dan Seminar Indonesia Mengajar bersama Mata Najwa di Unair ( cerita ini sudah di posting oleh Massa’ad. Makasiiiih..:) ), kepulangan saya ke Temanggung dan Magelang, sedikit acara jalan-jalan di Semarang, dialog bersama Menteri Pendidikan Nasional (yang ini akan saya posting, saya janji :D ) hingga kedatangan kakak saya (yang entah karena apa, justru lebih sering dikira pacar saya) di kota Pahlawan ini.

Bukannya tidak ada niatan untuk berbagi tapi produktivitas saya sedang menurun tajam. Saya ingat sekali kata kakak saya,
seseorang yang menulis pasti membaca tapi seseorang yang membaca belum pasti menulis.
 Jadi jawabannya adalah saya kurang membaca akhir-akhir ini.

Friday 1 April 2011

Gadget Competition

07:09 2 Comments
Selain menggelar CreaT-shirt Design Competition, Kompas MuDA Surabaya juga mengadakan satu kompetisi lagi, Gadget Competititon. Apaan tuh, Nad? Begitu reaksi teman-teman saya tiap saya kasih info ini. So, I’m gonna tell you what Gadget Competition is..

Pernah denger soal QR Code kan ya?  Kalau belum pernah, silakan klik di sini untuk info lebih lengkap. Jadi ya, kalo kita tanya sama si wikipedia katanya sih :
arahkan kamera ponselmu ke kode di atas, tentunya setelah kamu mengaktifkan aplikasi QR Code Reader

Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di Jepang Hal ini dikarenakan kemampuannya menyimpan data yang lebih besar dari pada kode batang sehingga mampu mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standarisasi internasional dan standarisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dan telah digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang

Dan fungsi dari QR Code itu sendiri

Kode QR berfungsi bagaikan hipertaut fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring dan konten luring. Kehadiran kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui ponsel secara efektif dan efisien. Pengguna juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode QR untuk orang lain dengan mengunjungi salah satu dari beberapa ensiklopedia kode QR .

Trus gimana cara make QR code ini? Lagi-lagi keterangan lengkap udah ada dari si Wikipedia

Kode QR dapat digunakan pada ponsel yang memiliki aplikasi pembaca kode QR dan memiliki akses internet GPRS atau WiFi atau 3G untuk menghubungkan ponsel dengan situs yang dituju via kode QR tersebut. Pelanggan, yang dalam hal ini adalah pengguna ponsel hanya harus mengaktifkan program pembaca kode QR, mengarahkan kamera ke kode QR, selanjutnya program pembaca kode QR akan secara otomatis memindai data yang telah tertanam pada kode QR. Jika kode QR berisikan alamat suatu situs, maka pelanggan dapat langsung mengakses situs tersebut tanpa harus lebih dulu mengetikkan alamat dari situs yang dituju. Jika ingin mengakses kode QR dengan ponsel tanpa kamera, maka hal pertama yang harus dilakukan oleh pengguna adalah dengan menjalankan terlebih dahulu aplikasi peramban yang ada pada ponsel, lalu masukkan URL halaman yang bersangkutan, selanjutnya masukkan “ID” atau 7 digit nomor yang tertera di bawah kode dan klik tombol Go, maka pengguna akan memperoleh konten digital yang diinginkan. Hal ini tentu mempermudah pelanggan dalam mendapatkan informasi yang ditawarkan oleh pemilik usaha. Jenis-Jenis aplikasi yang dapat membaca kode QR antara lain misalnya Kaywa Reader , yang dapat di instal pada ponselnokia,iMatrix, aplikasi untuk iPhone dan ZXing Decoder Online yang dapat digunakan untuk mendekode kode QR berupa imaji dengan memasukkan URL image maupun dengan menguploadnya

Jadi udah jelas ya apa itu QR Code? Sekarang saya bakal jelasin apa itu gadget competition. Gadget competition itu semacam treasure hunt, tapi kali ini yang diburu adalah QR Code. That’s why it’s called gadget competition cause you have to have gadget to play!

Saat kompetisi nanti, peserta harus beradu cepat untuk menemukan QR code dan melaksanakan tugas atau menjawab pertanyaan yang tersimpan dalam QR code itu. Seru banget kan?

Syarat kompetisi ini:
-    usia 15-22 tahun
-    satu tim terdiri dari 3 orang
-    punya gadget yang kompatibel untuk install QR code reader, QR code reader sendiri bisa di download gratis di sini -    membayar uang pendaftaran per tim Rp15.000,-



Gadget Competition sendiri bakal diadakan di  hari Sabtu, 16 April 2011 di Gramedia Expo Surabaya.

ayo, buruan daftar ang be there guys!

CP:
Nada twitter: @nadaharoen ym: nadaharoen
Ricky twitter: @RickyRino

Wednesday 23 March 2011

CreaT-shirt Design Competiton

08:38 4 Comments
CreaT-Shirt Design Competition

Will be hold on 17 April 2011 at Gramedia Expo Surabaya starts from 13.00 till drop.

Yap para kawan semua, yang senang dengan urusan desain mendesain, bisa ikutan kompetisi yang digelar Kompas MuDA Surabaya ini. Tiap tim maksimal 3 orang, bisa pelajar bisa kuliah, bisa juga lintas sekolah. Kalau minat, cukup bayar 25ribu aja dan alat-alat yang kamu butuhkan, karena kaos putih udah disediakan oleh panitia.

Soal hadiah, nggak usah ditanya, jutaan!

Selain itu, di hari yang sama bakal ada workshop entrepreneur yang bakal diadain di hari yang sama dan workshop ini gratis! Hayooo, demen kan sama yang gratisan? :))

Buat yang berminat bisa hubungi CP yang tertera di poster atau hubungi saya lewat sms, twitter ataupun facebook.

Segera daftar dan persiapkan diri!