Semua ini bermula
dari rasa ingin tahu saya, saya ingin tahu bagaimana kesan pertama tentang saya
yang melekat di benak kawan-kawan dan kerabat saya. Karena rasanya aneh kalau
tiba-tiba nodong tanya kesan pertama, saya akhirnya membagi kesan pertama saya
dulu tentang mereka, tentang orang yang ingin saya ketahui bagaimana kesan
pertamanya terhadap saya.
Diluar dugaan
saya, hashtag #kesanPertama yang saya buat merembet luas dan menarik perhatian
teman-teman saya dan mereka akhirnya ikut bermain juga, membagikan kesan
pertama mereka ke teman-teman lain.
Menjadi
menyenangkan ketika pada pertemuan pertama ada yang mengira saya pendiam
sementara yang lain bilang saya heboh, ada yang bilang saya alim, ada yang
bilang saya keras kepala. Sampai akhirnya ada satu follower saya yang
menyimpulkan saya itu kompleks karena keberagaman kesan pertama terhadap saya.
Buat saya,
mengetahui kesan pertama menjadi semacam flash back pertemuan pertama saya
dengan orang tersebut. Menyenangkan mengingat kembali bagaimana teman-teman
saya mengingat kini yang berbeda dengan kesan pertama yang mereka tangkap.
Meskipun beberapa dari mereka menangkap kesan yang sampai sekarang masih ada.
Hehe..
Dan ternyata yang
lebih menyenangkan lagi ketika tahu ’permainan’ saya ini dinikmati oleh yang
lain. Teman-teman TC *istilah untuk jurusan saya, teknik informatika—yang waktu
pertama kali lahir bernama teknik computer—ITS* termasuk senior akhirnya ikut
berbagi kesan pertama juga. Juga teman SMA saya yang akhirnya membagikan kesan
pertamanya ke kawan-kawan kampusnya. Begitu juga dengan kawan blogger yang
akhirnya menyebarkan virus kesan pertama itu juga.
Satu yang bisa
saya simpulkan, satu pertemuan yang singkat seringkali tidak cukup untuk
mengenal seseorang. Seni bersosialisasi adalah proses mengenal orang-orang
dalam lingkungan kita hingga kita mengenal betul dan bisa terikat secara
emosional. Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari kesan pertamanya saja.
Setiap pribadi itu memiliki keunikan masing-masing yang selalu menarik untuk
dikulik. Itulah kenapa saya suka berteman dengan banyak orang.
Sebisa mungkin,
saya menjadi diri saya sendiri sejak pertemuan pertama dengan siapa saja yang
saya temui. Soal kesan pertama yang bisa berbeda seringkali itu karena situasi.
Tapi, kalau sampai kesan pertama itu masih diingat, berarti kita cukup dengan
dengan orang itu. Daaan, semakin banyak yang mengingat kesan pertama dengan
kita artinya semakin banyak orang yang merasa memiliki kedekatan emosional
dengan kita.
POkoknya pertamax dulu.... :D
ReplyDeleteihiy, kesan pertama... :D
ReplyDelete