Anehnya dari dua agen yang tersasar ini, sinyal kita menangkap keberadaan masing-masing dan voila! Bertemulah kita dan pertemuan pertama kita sangat tidak manis.
Berdebatlah kita atas semua perbedaan yang kita miliki, atas semua cara pandang yang tidak bisa seragam, atas kebiasaan yang sukar disatukan, atas kekeraskepalaan masing-masing.
Berseterulah kita dengan bahasa yang oleh para mahluk bumi dianggap terlalu mengawang-awang. Pembicaraan berat, kata mereka. Ini soal idealisme, kataku. Ini mempertahankan prinsip yang benar, ujarmu. Ini soal menjadi Merkurius yang bergerak cepat dan hangat, debatku. Ini tentang perencanaan yang makan waktu dan sikap hangat yang tidak diumbar disembarang tempat, sanggahmu.
Lalu pada akhir perdebatan, kita akan mengagungkan planet masing-masing dan bersikeras bahwa planetmu—menurutku—adalah planet yang menyedihkan karena begitu dingin dan planetku—menurutmu—adalah planet yang sebetulnya dengan panas yang dimiliki bisa membakar apa saja.
Perjalanan sejauh ini ke Bumi sebenarnya nyaris membuahkan hasil, sebelum kamu datang. Semua menjadi kacau dan aku justru sibuk membuktikan bahwa Merkurius adalah yang terbaik. Tak ubahnya kamu, melupakan urusan ekspansi dan mencari justifikasi bahwa Neptunus adalah yang paling mumpuni.
Hingga Bumi akhirnya utuh melakukan satu revolusi dan kita mulai menyadari.
Bahwa kita sebenarnya adalah yin dan yang. Sepenuhnya berbeda namun melengkapi, tidak sepaham karena kita ingin hidup yang beragam. Rajin berseteru karena kita memang berusaha menjadi padu. Selamanya Merkurius adalah Merkurius, Neptunus tetap Neptunus. Namun, begitu bertemu tak ada lagi aku atau kamu, yang tersisa hanya kita.
Dua alien aneh yang bersyukur terjebak ke Bumi dan ingin menetap disini.
sweeeeet :D
ReplyDeletevenus mana venus? :o
ReplyDeleteHm... jadi teringat "The Reversal Movement of Tao" :D
ReplyDeleteaku keinget sandalku yang ilang hua hua hua venussss
ReplyDeletesandalku venusssssss
ReplyDeleteaku munir rynem inget nggak nad ????? promoin blog yah????? haha
ReplyDeleteeciyee
ReplyDelete