Saya sedang baca koran waktu sepupu kecil saya yang berumur 4 tahun mendekat. Namanya Fahim, anaknya tampan dan cerdas. Dia menyodorkan satu butir kelengkeng kepada saya,”Mbak Nada, bukain dong”.
Saya mengupaskan kelengkeng itu untuk Fahim. Dengan polosnya dan tanpa saya duga, si Fahim bertanya,
Fahim berkata begitu bukan semata karena saya mengupaskan kelengkeng untuknya, tapi memang selama setahun saya di Surabaya ini, saya sayang betul padanya. Saya menemaninya bermain, mendongeng untuknya, mengantarkannya pergi. Tiap kali saya pulang ke tempat Paman saya, Fahim sudah pasti menyambut saya. Wujud kangen, piker saya
Saya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Senang betul ada ungkapan polos semacam itu keluar dari Fahim.
“Karena Mbak Nada itu Mbaknya Fahim,” seketika jawaban itu yang keluar.
Saya pikir jawaban itu jawaban yang mudah di mengerti anak umur 4 tahun.
Fahim protes,”Wah, jawabannya gitu,” ujarnya sambil tertawa kemudian sibuk bermain kembali.
Sebenarnya ya Dek, Mbak Nada sendiri tidak tahu apa jawabannya. Bahkan apakah Mbak Nada benar-benar baik hati, Mbak Nada tak tahu. Semoga saja, Mbak Nada bisa sebaik apa yang Fahim nilai kepada Mbak Nada. :)
Lantas barusan ini Fahim menanyakan pertanyaan yang sama kembali tapi ia ajukan kepada ibunya, kepada Bulik saya. Jawaban Bulik saya rasa lebih memuaskan daripada jawaban saya.
”Karena jadi orang itu harus jadi orang baik, Dek..”
Dan Fahim pun tersenyum..
saya dan Fahim yang cakep itu |
Mbak Nada memang baik Dek, tapi tidak hanya sama sampeyan. :p
ReplyDeleteiya, Mbak Nada juga baik sama Mas ROzaq :))
ReplyDeletemending gitu yangs, daripada baik tapi gak baik sama aku. :))
ReplyDeletemasi inget ?? :p
wah, itu unyu banget (si fahim, red) :3
ReplyDeletesemoga aja si fahim ini 'fahim' buat jadi orang baik (oo-)
Hmm Anak IC dr magelang za, bsa gak add aku add gk bisa
ReplyDeleteJadi orang harus baik :) itu ucapan sederhana yang mengena :)
ReplyDelete