Bukan pada senja-senja gerimis itu aku menaruh harap
Bukan pula pada pagi-pagi berkabut tipis aku menyelinap
Bukan juga pada senyummu yang menyembuhkan ratap aku terkesiap
Berulang kali sudah kunasehati hati, kamu dan segala lingkar cahaya adalah niscaya
Kamu dan segala baik dan senyum, bukanlah cinta
Lalu tak ada guna menjaga hati yang berbunga-bunga
Berteman sudah, isyaratmu
Bersahabatlah, pintaku
Hujan kemudian semakin deras
Melunturkan ngilu yang sudah terkuras
Namun katamu membuat semua makin terasa meranggas
”Gadis, aku tak jatuh cinta padamu karena aku yang tak pantas”
Lelaki, sedemikiankah aku tak patut dihargai bahkan untuk sekadar ucapan terima kasih meski kasihku tak pernah sampai?
termangu di teras rumah, di teras hati |
Ngadirejo, awal Juli 2011
Puisi yang terlintas begitu saja dan jemari saya menuntut saya menuliskannya..
semua akan indah pada waktunya :D
ReplyDeletewow ... keren banget nih puisi :)
ReplyDeleteKeren Nad :) *geleng-geleng*
ReplyDeleteGak kebayang, kalau ada anak TC lain yang bisa bikin puisi :))
hm.. seharusnya lelaki jatuh cinta lagi membaca puisimu..
ReplyDelete@dee: kayak rangkuman pengajian tuh :D
ReplyDelete@jhon: yuuup, makasih :)
@massa'ad: emang kalo ada yang lain kenapa mas? kan bagus, bisa diajak duet. haha :))
@masarief: err.. seharusnya yaa.. =((
mbak naaad ada award buat kamu :D http://pianisbelel.blogspot.com/2011/07/awww-ard.html
ReplyDelete