Gnomeo and Juliet , ?, dan Fair Game. Ketiga film ini saya tonton di tiga bioskop yang berbeda dalam waktu satu bulan terakhir dan saya puas nonton ketiga-tiganya. Tiap film dari tiga film yang saya sebut ini punya keunikan tersendiri dan selalu membuat saya tersenyum lebar setelah menonton ketiganya.
Gnomeo and Juliet berkisah tentang dua patung taman dari halam rumah yang berbeda namun saling jatuh cinta. Patung-patung kurcaci taman ini ternyata hidup ketika pemilik rumah meninggalkan rumah. Nah, sayangnya kedua pemilik rumah yang meskipun tinggal berseberangan ternyata bermusuhan. Hal ini juga terbawa hingga ke patung-patung kurcaci tersebut. Tapi akhirnya, dua kurcaci dari taman yang berseberangan ini jatuh cinta. Tentulah itu Gnomeo dan Juliet.
Oke, oke. Emang ini cerita Romeo and Juliet banget. Bahkan di tengah film ada Shakespeare juga. Jadi jalan ceritanya kayak apa, bisa ditebak. Cinta Gnomeo dan Juliet ditentang habis-habisan.
Film ini jelas menarik karena animasinya yang lucu. Patung-patung kurcaci yang imut itu dan juga ada patung kodok yang selalu bikin saya tertawa. Tapi terlepas dari animasinya yang waw, film ini menarik buat saya karena endingnya yang ngga seperti cerita Romeo dan Juliet. Emang kaya apa endingnya? Tonton sendiri doooong :P
Next, ”?” alias Tanda Tanya. Saya suka film Indonesia dari sutradara-sutradara yang namanya udah jadi jaminan. Meskipun beberapa kali kecewa dengan film Hanung, semisal Ayat-ayat Cinta, kali ini saya bener-bener penasaran sama film satu ini karena bawa-bawa Banser NU segala. Sebagai seorang warga Nahdliyin, saya jadi penasaran.
”?” berkisah tentang perbedaan agama dan konflik yang muncul di tengah masyarakat karena perbedaan itu. Dan apa yang dipaparkan Hanung di film ini bener-bener real, benar-benar terjadi. Semisal olok-olokan terhadap etnis lain, pengucilan di tengah masyarakat karena pindah agama, masalah rumah tangga karena suami terlalu lama menganggur, hingga percintaan yang harus kandas karena beda agama.
Kata temen nonton saya, Film ini memang harus ditonton sambil berpikir, kita ngga boleh nonton apa adanya tanpa memahami lebih jauh. Saya ambil satu contoh, ketika Surya, seorang Muslim, memerankan tokoh Yesus saat drama penyaliban di malam Natal. Hal ini tentu menimbulkan kontroversi, baik di dalam film maupun di luar film, sampai-sampai MUI ikut-ikutan mengeluarkan fatwa.
Kita tidak bisa serta merta menghakimi begitu saja bahwa Surya itu kafir. Di situ Surya bekerja dan soal keimanannya, hatinya terjaga. Sekali lagi, iman itu soal hati dan kita tak bisa menghakimi dari apa yang kita lihat sepintas saja. Saya ingat kata-kata Pastur di film itu,
”Keimanan seseorang tidak akan berubah hanya karena sebuah adegan drama”.
Benar-benar pesan yang bagus.
Dan masih ada banyak pesan bagus di film ini yang membuat saya merekomendasikan film ini untuk ditonton. Inilah salah satu film Indonesia yang bermutu!
Film ketiga, Fair Game. Ternyata ini film yang berdasarkan kisah nyata. Ceritanya cukup seru dan informatif. Mengapa? Karena dari film ini saya baru tahu ada kasus mengenai Joe Wilson dan istrinya, Valerie Palmes yang berkaitan dengan perang irak. Film ini menceritakan bagaimana kebohongan alasan invasi irak. Valerie Palmes dan tim CIA-nya sesungguhnya tidak menemukan sama sekali adanya mesin penghancur masal ataupun bom nuklir di Irak. Tapi seorang staf kepresidenan menekan CIA yang seolah melupakan adanya temuan tabung uranium.
Film ini memang membuat berpikir, bukan jenis film santai, tapi jelas ini film yang sangat bermutu. Saya jadi tahu bagaimana Gedung Putih yang semena-mena membuat keputusan invasi Irak. Saya juga belajar menjadi warga negara yang setia kepada Negara dengan memperjuangkan kebenaran bukan dengan tunduk dan menerima semua apa yang dikatakan penguasa. Karena kita adalah negara demokrasi dan memang demokrasi itu tidak mudah (saya merasa bagian ini agak nyambung dengan pengkaderan. Haha :D )
Jadi kalau anda ingin nonton komedi animasi, ada Gnomeo and Juliet. Kalau drama Indonesia bermutu, ada ”?” (Tanda Tanya) dan kalau ingin film yang berbobot ada Fair Game. Ketiganya ngga mengecewakan, paling tidak untuk penikmat film seperti saya.
Jadi, mau nonton yang mana? ;)
mauuuuuuu !
ReplyDeletePengen nonton semua :D
ReplyDeleteeh, anyway, nada anak despro atau IT ? secara yang di depan robotika kan 2 itu :p
aku follow twitternya ya ^_^
ga nonton ketiganya, karena kas negara lagi defisit
ReplyDelete@hestia: pokoknya kalo ntar nonton di TP sama aku, jangan nonton 3 film ini karena aku uda nonton semuanya. hahaha :))
ReplyDelete@mbak fenty: ayo mbak, ditonton semua mumpung masih tayang :D
saya Informatika, mbak. pengen despro tapi kagak bisa gambar :D oke doke, aku follow mbak fenty juga yaa..
@dee: kasian amat kau nak :P
Pengen nonton dari pertama kali muncul tapi masih belum ada kesempatan. Eh, btw, mbak Nada liatnya di bioskop mana aja? Mungkin april akhir ato mei awal ada kesempatan nonton... :D
ReplyDeletegnomeo and juliet aku nonton di GM, kalau ? aku nonton di TP, kalau fair game di Pakuwon. nonton di pakuwon aja, XXI tapi tiket lebih murah daripada 21. haha :D
ReplyDelete