Dua orang manusia duduk saling
berhadapan. Tanpa kata bersahutan. Hanya sesekali mata mereka
bertatapan. Selebihnya, diam.
Dua orang manusia berjalan bersisian.
Tanpa perlu saling bergandengan, hati mereka sudah bertautan.
Dua orang manusia membaca bersamaan.
Membaca perasaan yang sering kali digembar-gemborkan orang.
Tersipulah mereka, dengan senyum merona merah. Rindu itu sudah pecah.
Tak lagi galau, tak lagi gelisah.
Dua orang manusia berucap bersamaan.
“Hatiku ini sudah kuserahkan. Hatimu
itu sudah kuamankan. Maukah menjadi rekan perjalanan dalam
kehidupan?”.
Aku yang mendengar berucap lirih,”Itu
mantra, Itu cinta”.
Keduanya berjalan menuju matahari yang
sinarnya malu-malu
memulai dari awal untuk mengeja rindu
Kamu yang melihat berbisik
pelan,”Sayang, itu kita, bukan?”
Kampoeng Ilmu, 26 November 2011