Thursday 16 June 2011

KETIKA HARUS MEMILIH



Saat saya masih duduk di bangku SMA, tradisi pemilihan ketua OSIS adalah tradisi yang terlewat sambil lalu saja. Selain karena saya memang tidak terlibat di OSIS, saya sendiri memang tidak mengenal calon-calon ketua OSIS. Maka saya pun memilih asal pilih, seperti memilih kucing dalam karung.

Saat itu, bagi saya demokrasi masih menjadi tempelan saja. Sekadar untuk legitimasi pergantian kepemimpinan tanpa sempat berpikir bahwa pemimpin memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan golongan yang dipimpinnya. Tidak terbesit pikiran bahwa proses pemilihan terkecil pun, akan menjadi bagian sejarah saya dalam mengenal demokrasi dari lingkupnya yang paling kecil.

Maka ketika kini saya sudah menjadi mahasiswa, saya berusaha mengubah pola pikir asal pilih itu tadi. Apalagi saat sudah menjadi mahasiswa, isu-isu organisasi sedikit banyak akan berdampak pada akademik dan prestasi. Bagaimana bisa?

Organisasi mahasiswa—apakah itu BEM, Himpunan Mahasiswa, UKM, dsb—membawa banyak pengaruh bagi mahasiswa, setidaknya bagi saya pribadi. Jika, katakanlah Himpunan Mahasiswa Jurusan, memiliki berbagai kebijakan dan kegiatan yang mendukung minat saya, tentunya saya menjadi lebih terfasilitasi selama berada di kampus. Namun, di kampus bukan hanya saya satu-satunya mahasiswa, jadi tentunya kebijakan yang nantinya akan diambil oleh pemimpin harus bisa mengayomi seluruh komponen kampus.

Lantas pertanyaannya adalah, bagaimana memilih pemimpin yang tepat yang bisa mengayomi semua mahasiswa? Hal ini akan menjadi lebih mudah jika kita mengenal calon-calon yang akan kita pilih dan mengetahui kapabilitas dari masing-masing calon. Kita bisa memilih secara obyektif. Namun, masalah akan timbul jika kita baru mengenal calon-calon saat kampanye saja—seperti pengalaman saya saat SMA dulu. Bagaimana agar tidak memilih kucing dalam karung?

Menurut saya setidaknya ada 3 point
-    pelajari track record masing-masing calon. Konsistensi calon menjadi satu jaminan bahwa ketika dia terpilih dia bisa membawa himpunan atau organisasi dengan lebih baik
-    jangan memilih hanya karena kenal nama, pastikan anda mengenal calon yang anda pilih beserta visi dan misi yang ia usung
-    kalau point satu dua menurut anda terlalu makan waktu, hal paling mudah adalah tanyakan kepada kawan anda yang mengenal calon tersebut. Atau tanyakan kepada teman anda yang anda rasa paling punya kompetensi siapa yang ia pilih dan mengapa ia memilih calon tersebut.

Di jurusan saya sendiri, Teknik Informatika ITS, kondisi sedang ’panas’ menjelang pemilihan umum ketua himpunan jurusan. Nah, siapakah yang saya pilih? :)

Bisa di cek siapa dia di sini

1 comment:

jangan cuma baca, tapi komen juga ya