Saturday, 26 June 2010

Kereta Ekonomi Transportasi Rakyat

03:50 4 Comments
Pernah merasakan gimana transportasi menjadi tonggak kehidupan rakyat kecil? Kalau iya, coba deh sekali-kali naik kereta kelas ekonomi.

Emang kenapa?

Alasan pertama

Tiketnya murah sekali. Bayangkan, tiket Surabaya-Jogja hanya 19500. ekonomis sekali kan? Harga sekian sangat terjangkau untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Saat kemarin saya naik kereta ekonomi sepulang dari Surabaya, rata-rata penumpang memang para penumpang kelas menengah ke bawah. Waktu saya penumpang di samping saya, mengapa dia memilih naik kereta? Jawabnya sederhana, murah dan cepat. Dia juga tidak pernah naik bus atau kereta bisnis atau eksekutif untuk pulang tiap bulan di rumahnya di Solo.

Jika dibandingkan dengan tiket bus AC, saya ambil contoh bus EKA, jarak Magelang-Surabaya dihargai 72000. tiket kereta eksekutif Jogja-Surabaya malah 85.000. mahal bener deh..

Selain itu, naik kereta jauh lebih cepat daripada naik bus. *Ya iyalaaaaah*
Perjalanan Surabaya-Jogja ditempuh dalam waktu 6,5 jam karena banyak crash dengan kereta lain. jadi crash itu macam ini, rel kan Cuma satu jalur, kalau ada kereta dengan kasta lebih tinggi lewat pada waktu bersamaan, kereta dengan kasta lebih tinggi harus didahulukan. Ekonomi belakangan.

Kalau naik eksekutif Surabaya-Jogja hanya 5 jam, tidak terpaut terlalu jauh kan?

Sedangkan jika menggunakan bus, jarak tempuh bisa 8 jam. Ukuran bis patas saja selama itu, apalagi bus ekonomi? Oh, tak terbayangkan..

Alasan kedua
Ada banyak sekali orang yang mencari penghidupan sebagai penjual asongan di dalam kereta. Dari penjual kacang rebus, ayam panggang, minuman dingin, kipas, sampe penjual pohon mangga ada lho! Serius! Ada satu lagi penjual, tapi saya ngga tahu dagangannya ini sebenarnya apa. Dari foto dibawah, mungkin ada yang tahu, apakah nama dan kegunaan benda tersebut?

saya nggak tahu ini benda apa..


Oke, kembali ke para penjual. Kalau saya hitung secara kasar, ada lebih dari 100 penjual hilir mudik di gerbong selama perjalanan. Sudah bisa ditebak, tentulah para penjual ini golongan wong cilik.

Glek, saya jadi ngerasain gimana susahnya cari duit deh. Kasian juga lihat mereka, tapi karena mereka tampak enjoy jadi tidak layak untuk dikasihani. Terlebih lagi, mau beli juga duit saya mepet. Hehe..

Kalau masih ragu naik kereta ekonomi, percaya deh sama saya. Aman kok. Asal kita bisa jaga diri dan nggak membawa bawaan terlalu banyak, kita dan barang kita aman kok. Tapi kan panas, ngga ada AC gitu? Nggak juga tuh. Kan ada kipas, kalo kipasnya nyala dan penumpang ngga penuh, ngga panas-panas banget. Saya sudah membuktikan.

Kalo penuh terus ngga dapet tempat duduk? Capek dooooong.. nah untuk ini, saya punya saran. Hindari naik kereta ekonomi pas weekend atau hari libur. Di jamin penuh. Pilihlah kereta yang jam keberangkatannya pagi. Kalau saya kemarin, naik dari stasiun Wonokromo dengan keberangkatan kereta pukul 06.06 dan saya dapet tempat duduk!!!

Satu lagi, kalau hendak menempuh perjalanan Surabaya-Jogja atau Jogja-Surabaya jangan naik Sri Tanjung, ngga add kipas di gerbongnya. Sebaiknya naiklah Pasundan. Saya kemarin naik itu. hehe..

inilah Pasundan itu..


Tambahan lagi, naik kereta itu asyik, karena sepanjang perjalanan mata kita sejuk melihat sawah, hutan. Nggak kayak naik bus, mata kita dijejali keriuhan kota..

Naik kereta api, tuuuuuuuuuut, tuuuuuuuuuuuuut, tuuuuuuuuuuuuuut..

Sunday, 20 June 2010

Tuan Muda

19:32 3 Comments
Mari kita telisik lagi langkah-langkah kita, Tuan Muda. Sudah sejauh manakah saya dan anda mencuri dan dicuri? Sudah sejauh manakah saya dan anda saling mengerti dan memahami? Ah, saya perlu menghela napas panjang sebelum mengurai kisah kita ini.

Banyak yang berkata, kisah kita ini baru seumur jagung. Jika seumur jagung artinya tidak akan lama, saya jelas menolak Tuan Muda. Biji-bijian jagung justru biji-bijian yang dapat bertahan lama, tidak cepat membusuk. Jelas jagung akan berumur lebih panjang daripada semangka atau mangga, misalnya. Tapi tetap, orang-orang mengatakan kisah kita seumur jagung.

Saya akui Tuan Muda, kisah kita ini memang tidak seperti semangka atau mangga yang manis. Sebab, tidak pernah ada sesuatu yang romantis. Setiap kali saya berusaha menciptakan suasana romantis, Tuan Muda selalu berujar,”Ah, kamu ini melankolis”. Dan runtuhlah usaha saya menjadi gerimis.

Gerimis itu membasahi hati saya, membuatnya becek dan lembek, tapi saya suka sebab dengan becek dan lembek itulah biji-bijian yang saya tanam akan berkecambah dan tumbuh. Tapi tidak demikian dengan Tuan Muda. Tuan Muda adalah pagar besi, yang kokoh dan tinggi, yang akan berkarat jika terus digerus gerimis. Sebab itu, Tuan Muda selalu berkata,”Saya tidak suka semua yang melankolis”.

Ya, memang banyak sekali yang saya sukai namun Tuan Muda benci. Tak terhitung lagi apa yang Tuan Muda pahami dan tekuni namun saya tidak kunjung mengerti. Bahkan untuk urusan hati, kita juga berbeda. Tuan Muda menyukai Nona Muda yaitu saya, dan saya malah menyukai Tuan Muda. Sungguh berbeda bukan? Tapi itulah yang akhirnya membawa kita kepada kisah ini. Kisah yang akan kita telisik ini..

Saat awal kita bersua, saya ingat betul Tuan Muda begitu humoris bahkan sesekali romantis. Pesan-pesan Tuan Muda penuh canda dan berhasil membuat saya sesekali tertawa. sampai satu waktu Tuan Muda berbicara dengan nada yang berbeda, “Saya ini sesungguhnya tidak humoris, tidak romantis, tidak banyak basa-basi, tidak banyak bicara”.

Begitulah Tuan Muda, sejak hari itu Tuan Muda benar-benar menjadi diri Tuan Muda sendiri. Tapi saya tidak lantas membenci, saya akhirnya sampai pada titik pemahaman, laki-laki yang menyenangkan—humoris, romantis, pintar, berwawasan luas, bertanggung jawab—tidak selalu satu paket. Sebab sebagaimana manusia, laki-laki jelas makhluk yang tidak sempurna. Mereka punya sesuatu yang di mata perempuan dianggap kekurangan, seperti ya hal-hal yang saya sebutkan tadi.

Titik pemahaman itulah yang seperti Tuan Muda katakan kepada saya,”Saya menerima kamu apa adanya. Lebihmu dan kurangmu”. Saya tentu sejuk mendengarnya. Saya tidak perlu menjadi sempurna, saya hanya perlu dan harus menjadi diri saya apa adanya.

Kita adalah manusia biasa, yang sering disebut tempat salah dan lupa. Sesekali Tuan Muda berbuat sesuatu yang menurut saya salah dan saya demikian juga. Dan sering kita lupa bahwa kita bukanlah makhluk yang sempurna. Disinilah Tuan Muda, pemahaman kita satu sama lain terus diuji. Sampai pada batas mana kita bertoleransi dan mengerti?

Termasuk mengerti tanpa berkomunikasi, berkata tanpa bicara, bersua tanpa tatap muka. Saya harus benar-benar menimbang kekuatan saya Tuan Muda, untuk bertahan dalam hubungan yang Tuan Muda sebut,”Cinta Platonik”.

Saya lebih suka menyebutnya,”Long Distance Relationship”.

Sekali lagi Tuan Muda, saya bertanya, seberapa yakinkah Tuan Muda akan kekuatan Platonik itu?

Saya jelas tidak menunggu Tuan Muda, saya menunggu dan menjalani waktu yang kelak akan mengantarkan Tuan Muda kembali ke hadapan saya sembari membawakan saya seikat bunga lily.

Sunday, 13 June 2010

Sepatu Luna Maya

00:55 6 Comments
Sepertinya heboh soal Luna-Ariel_Cut Tari tak jua reda. Meski sudah bukan trending topic di twitter lagi, tampaknya berita itu tetap heboh. Saya termasuk orang yang tidak mengikuti berita itu lewat televisi (di rumah tidak ada televisi) hehe, saya juga bukan orang yang pernah nonton videonya. Jadi ya, saya tidak bisa ikut komentar itu asli apa bukan. Hoho.

Hari sabtu kemarin, saya sedang jalan-jalan, katakanlah shopping begitu, dengan sepupu saya, Dek wava. Niat utama sabtu kemarin adalah berburu sepatu yang girly, untuk saya pakai pas kuliah nanti. Setelah muter-muter, pilihan saya jatuh ke flat shoes hitam beludru dengan harga yang masih bisa saya jangkau, 60.000 kurang seratus rupiah.

Sepatu itu nyaman saya pakai dan meskipun tidak sepantas sepatu kets jika saya pakai, sepatu hitam itu lumayan pantas lah.


Setelah memantapkan hati, petugas toko segera membungkus sepatu itu dan memasukkannya ke kardus, SECARA KEBETULAN kardus yang ternyata bergambar Luna Maya. Hohoho.
Dek Wava jadi heboh dan berkomentar, “ Wah, Mbak, sepatunya Luna Maya, bisa ‘ketularan’ tuh! Hahaha..”

Tentu dek wava mengungkapkannya dengan nada bercanda. Petugas toko pun ikut-ikutan tertawa.

Saat itu, saya baru menyadari betapa reputasi bintang iklan sangat berpengaruh terhadap produk yang diiklankan. Saya pikir sih ngga ada juga orang yang lebay, setelah tahu skandal Luna lantas ngga mau memakai sabun Lux, atau misal sepatu beludru hitam seperti saya.

Tapi pastinya, jika ada produk yang lain yang berkualitas sama dan bintang iklannya lebih ‘bersih’ para consumer akan pindah. Kalau saya sih pengecualian, soalnya sudah terlanjur bayar itu sepatu. :-D

Betapa citra itu ternyata sangat penting. Bukan berarti kita harus jaga image, bersikap berpura-pura, tapi kita harus mengendalikan diri kita agar berlaku yang pantas dan sopan. Kita sebagai orang timur—sebenernya di tengah globalnya dunia ini, batasan timur dan barat di luar segi geografis mulai memudar—harusnya memperhatikan norma-norma sosial dan norma susila yag ada di lingkungan kita.

Selain untuk ‘membentuk’ citra, berperilaku sesuai norma juga akan membangun kenyamanan bagi diri kita sendiri dan masyarakat. Lihat deh, heboh Luna-Ariel itu meresahkan banyak orang sampai Mabes Polri saja turun tangan. Banyak orang tua yang khawatir kalau-kalau anaknya mengakses video mesum itu, kekhawatiran ini jelas bentuk ketidaknyamanan, bukan?

Sudah saatnya kita mengingat kembali kebebasan individu tetap tak bisa lepas dari batasan sosial, agama dan susila. Sok banget deh ini bahasa saya. Hahaha

Balik lagi soal kenyamanan, meskipun sepatu saya bintang iklannya si Luna Maya, sepatu saya tetap nyaman dipakai kok.

Wednesday, 2 June 2010

Lovely Day

00:09 9 Comments

saya dan temen-temen waktu masih kelas X.

Hari ini menyenangkan sekali buat saya.
mengapa???
Pagi tadi saya ke sekolah, mengambil ijazah. Tapi bukan karena itu saya senang. Bisa bertemu dengan teman-temanlah yang bikin saya senang. Sayang tidak semua bisa datang, tapi beberapa seperti chatty, nyopa, alin, el, meli, teteh, kokoh, dll banyak yang datang. Senengnyaaa.. setelah sekian lama, hamper sebulan ngga ketemu, terus tadi bisa ketemu dan ngobrol sampe mulut berbusa.

Pertemuan memang menjadi terasa mahal jika tidak terjadi setiap hari, mahal dan sangat berarti. Itu pelajaran yang bisa saya petik hari ini. Terus seharian ini ngapain aja? Setelah cap jari tengah kiri dan tanda tangan buat arsip sekolah, saya ke kantin 2Anak-anak IPA 1 IPA 2 udah berkumpul disana dan reaksi mereka waktu saya datang,”NADA??? KAMU PAKE ROK? FEMINIM BANGET!”

Ya, sehari-hari di sekolah saya emang ngga feminim, jadi begitu mereka melihat saya pake rok dan ngga pake sepatu kets saya jadi kelihatan feminim kali ya. Padahal di rumah juga seringnya saya gitu. Oke lanjut. Setelah temen-temen berkomentar giliran saya ngucapin selamat ulang tahun buat Alin yang ulang tahun hari ini. Happy birthday dear.. 

Abis itu saya ngobrol sama chatty di kantin 4, soal bandung, soal ITB, ITS. Trus datanglah teteh, trus ngobrol juga deh soal UI. Fyi, teteh diterima di UI jurusan teknik industri lewat PMDK. Sementara chatty di UGM jurusan planologi. Oke obrolan kita yang seru itu berlanjut lagi, kemudian datanglah audra. Waduuuh, abis itu jadi banyak banget yang datang. Lagi seru-serunya ngobrol, saya dapet sms. Udah ditunggu Bu Rima, wali kelas saya di X-6. saya pamit, kebetulan anak IPA 1 yang saat itu di kantin 4 Cuma saya yang lain IPA 2 semua. Jadi saya pamit sendirian deh.

Setelah nyampe di X-6, salaman sama Bu Rima, langsung terima ijazah juga fotokopian yang udah di legalisir. Saya baru sadar, saat mencermati tadi, per 26 April 2010 ternyata saya udah bukan murid SMA 1 Magelang lagi. Saya pikir ya, selama ini, karena belum nerima ijazah saya masih berstatus siswa, ternyata salah! Haduuuh, dudulnya saya.

Lanjut, lanjut. Abis itu lihat soft copy buku alumni. Not bad lah. Satu hal yang saya syukuri, ngga ada yang tahu kalo puisi di buku alumni yang judulnya gedung tua itu saya yang bikin. Hahaha. Puisi yang jelek, saya jadi malu. Hahaha :-D

Abis itu lihat-lihat foto jadul di laptopnya Alin, waduuuuw, waktu masih jaman kelas X muka saya dan temen-temen beda sama sekarang.

Setelah puas lihat foto dan ngobrol-ngobrol, kami berenam, saya, Alin, Nyopa, Hunny, Chaty, dan El memutuskan untuk makan mie ayam di depan SMA 4. rasanya biasa sih, tapi karena makannya rame-rame gitu jadi enak deh rasanya. Kebersamaan itu emang yaaa, luar biasa deh.

Saya pasti bakalan kangen banget sama teman-teman SMA saya ini. Apalagi di ITS Cuma saya yang dari SMA 1 Magelang. Saya sadar dari dulu sih kalo saya sayang mereka, tapi hari ini saya semakin sadar mereka itu udah mewarnai hari-hari saya dan membuat hari-hari saya menjadi berarti. Love U, guys..

Jadi intinya apa?
- saya lulus tanggal 26 April 2010
- saya itu feminism
- alin ulang tahun hari ini
- sahabat dan teman-teman itu sangat berarti

udah deh, segitu aja. ini emang postingan geje. :-D