Sunday, 1 November 2015

1450

15:44 0 Comments

Dear Boi,
Ini kartu pos ke lima yang kukirim untukmu. Sudah sampaikah 4 yang lain? Kau memintaku untuk mengirimimu kartu pos dari kota-kota yang kukunjungi. Katamu, kartu pos selalu punya kemampuan magis yang tidak bisa kau jelaskan dengan akal. Jelas-jelas aku bisa mengirimimu potret atau video dalam sekejap, lebih jernih dan actual. Katamu, justru segala sesuatu yang langsung datang tanpa penantian itu membuat segalanya terasa murah. Ada yang mahal dan begitu berharga dalam sebuah penantian.
Kali ini sengaja kupilih kartu pos ukuran besar, agar aku bebas bicara tanpa terbatas ruang. Lelah aku, Boi. Selama ini kita sudah terpisah ruang—lebih tepatnya jarak yang begitu jauh—jadi biarlah kali ini aku gunakan sedikit ruang yang ada untuk sekadar berbagi kata-kata.
Sudah 1450, Boi. Apakah kau menghitung? Bukankah kau begitu gemar dengan menghitung angka? Apalagi ini soal kita. Luar biasa, Boi. Mengutip lagu kegemaranmu saat kanak-kanak, kita sudah mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera. Kita sudah melewati begitu banyak jalan yang terjal. Kadang kita terdiam sesaat di persimpangan, untuk sekadar memutuskan apakah kita masih menjadi rekan seperjalanan atau kita cukupkan perjalanan ini sampai di persimpangan-persimpangan itu. Beberapa kali kita memilih untuk berpisah, namun rupanya jalan yang kita pilih bermuara di persimpangan yang sama dan lagi-lagi menjadi teman perjalananmu adalah hal yang menyenangkan dalam hidup ini.
Terima kasih, Boi. Kali ini pun kita sepakat untuk menempuh jalan yang berbeda setelah tiba di persimpangan dua lima. “Kejar saja mimpimu”, katamu waktu itu. “Toh aku tahu, muara kita satu”. Siapapun yang tiba lebih dulu di persimpangan jalan, biasanya kita menunggu hingga yang lain datang sebelum melanjutkan langkah. Meskipun kali ini, aku tahu kau akan lebih dulu tiba. Boi, maukah kau menungguku seperti kau sabar menunggu kartu pos-kartu pos itu? Maukah kau menjadikanku mahal dan berharga dalam penantianmu?

Penuh Sayang,


Gadis