Sunyi tidak pernah sedemikian menyakitkan
Saat aku sendirian, bahkan
Sunyi tidak pernah sedemikian menakutkan
Diam tidak pernah sedemikian mencengkeram
Diam biasanya hanya menjadi pertanda
betapa dua orang lelah berkata-kata
Diam tidak pernah sedemikian menyiksa
Lalu ketika kita duduk bersama
Dan sunyi menjadi orang ketiga di antara kita
Sunyi menjelma menjadi luka
Luka yang menculik kata-kata
dan kita hanya diam tanpa bahasa
aku ingin sekali bicara, sayang
tapi air mata mendahuluiku
aku ingin sekali berucap, sayang
tapi ucapanmu lebih dulu menikamku
aku ingin sekali berkata
"Untuk kali ini, aku tidak baik-baik saja"
tapi aku tak bisa
aku ingin sekali menunjukkan, sayang
apa dan dimana luka itu berada
tapi aku tak kuasa
kurasa, sunyi kini jadi puisi