Sunday, 26 September 2010

Untuk Ibu'

10:00 2 Comments
Untuk Ibu', dari anak gadisnya yang akan menuju kota.

Ibu', saya akan baik-baik saja. saya akan berusaha sholat di awal waktu seperti Ibu, berusaha membaca Al-qur'an setiap ada kesempatan, berusaha makan tepat waktu, berusaha kuliah dengan serius, berusaha mencintai informatika, berusaha mengakrabi surabaya, berusaha menjaga diri sendiri dan amanah ibu sebaik mungkin, berusaha tidak ngebut kalau naik motor, berusaha agar tomboy saya tidak kumat, berusaha agar lebih efisien menggunakan waktu, berusaha menerapkan nilai-nilai kehidupan yang sering kali ibu ajarkan.

Ibu', saya sedang tumbuh menjadi gadis dewasa. di kota, saya akan menghadapi banyak macam manusia, di kota saya akan menghadapi banyak persoalan yang harus saya pecahkan sendiri. di kota, saya diuji, apakah yang telah ibu ajarkan selama ini saya serap dengan sungguh-sungguh, apakah meskipun Ibu' tidak melihat saya, setiap nasihat Ibu' tetap saya ugemi.

Tuesday, 7 September 2010

dari Nada SMP untuk Nada Mahasiswi

10:05 3 Comments

Saat liburan kemarin, saya menemukan binder lama saya waktu masih SMP, lebih tepatnya waktu masih kelas satu SMP. Jadi kurang lebih itu adalah binder 6 tahun lalu. Yang membuat saya agak tercengang dan mau tak mau mereview ulang adalah saya pernah menuliskan semacam self-correction dengan bahasa yang saya sendiri agak kurang yakin itu ditulis oleh Nada yang masih SMP sebab ternyata hampir semua yang saya tuliskan dulu masih sangat relevan untuk Nada yang kini menjadi mahasiswa.

Dan dibawah ini ada beberapa point dari self correction yang aslinya berjumlah 60-an itu.


1.    Nada, jadilah pemimpin dirimu sendiri!
Seingat saya, dulu saya menulis ini waktu menjadi pimpinan regu putri pramuka. Karena saya sendiri susah mengatur diri, regu saya kacau. Haha. Dan seperti karma, saya sekarang menjadi ketua kelas D. Oh, My..
2.    Nada, jangan kemayu!
Saya ingat betul, kakak-kakak cowok saya bilang saya itu kemayu. Perasaan bukan kemayu deh, tapi pesona jadi temen-temen kakak naksir saya. Hahahaha *dilempar sandal* 
3.    Nada, jangan iri dengan keberhasilan orang lain!
Agak lupa mengapa saya dulu menulis ini, tapi sekarang nasihat ini terasa nyata sekali. Betapa saya terlalu sering mendongak dan justru lupa melihat ke dalam diri sendiri.
4.    Nada, jagalah sikapmu dan tunjukkan bahwa seorang Nada itu bertata krama!
Saya malu baca nasihat ini, karena saya ini pethakilan. Usil dan sangat tidak girly. Dari dulu tidak pernah berubah!
5.    Nada, jangan sok ke-GR-an!
Sepertinya ini ada hubungannya dengan nasihat nomor dua! Haha! Tapi kok masih sangat relevan ya? Jangan GR.. Jangan mudah membuka hati..
6.    Nada, belajarlah bersosialisasi di lingkungan baru!
Ini nasihat yang sangat menohok, karena sampai sekarang saya masih belum bisa menerima seratus persen bahwa saya ini mahasiswi ITS. Ada bagian lain dari diri saya yang menolak dan memberontak. Ternyata, enam tahun lalu, Nada SMP menyadari ini dan menuliskan nasihat yang berguna untuk Nada mahasiswi.
7.    Nada, apa yang kamu raih sekarang bukan hanya berkat usaha kerasmu tapi juga berkat orang di sekitar kamu, maka jangan tinggalkan mereka yang telah membantumu!


Untuk saya, ini nasihat yang sangat manis. Saya sampai hari ini masih sering lupa daratan dan saya ‘ditampar’ oleh Nada SMP hari ini, untuk sadar dan mengakui bahwa Nada menjadi mahasiswi bukan karena usaha sendiri.
8.    Nada, dalam kerinduan yang seharusnya kamu lakukan bukanlah termenung dan menunggu, namun buatlah kerinduanmu menjadi penantian indah dan bermakna!
Tampaknya ini saya tulis ketika sedang rindu berat, tapi saya lupa saya merindukan siapa! Haha! Manis juga nasihat ini..
9.    Nada, carilah dan jadilah teman yang sholehah!
Nasihat berat adalah menjadi teman yang sholehah. Bisakah saya dan sudahkah saya menjalankannya? Aih, Nada mahasiswa dibikin bertanya-tanya oleh Nada SMP.
10.    Nada, Ngajine ojo glah-gleh!
Ngaji disini bukan hanya membaca Alquran, tapi juga menelaahnya lewat kitab-kitab kuning, tradisi pesantren. Inilah yang masih glah-gleh, masih inkonsisten saya lakukan. Hiks, sedih kalau mengingat betapa saya sudah banyak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengaji dengan baik.
11.    Nada, ingat! Sifat jelekmu yang segunung nggak akan bisa ditutupi dengan sifat baik klise yang secuil. Kamu harus bisa mengontrol diri!
Benar sekali apa yang dikatakan Nada SMP! Sampai hari ini self-control saya masih kacau sekali!
12.    Nada, LiLlahi ta’ala! Kunci segalanya!
Jika saya tidak salah, Nasihat ini saya dapat dari Ibu lantas membekas. Bahwa apa saja yang kita lakukan bukan karena Tuhan tidak akan punya arti. Apa maknanya melakukan karena Tuhan? Melakukan segala sesuatu dengan tujuan bukan untuk diri sendiri. Lakukan segala sesuatu karena Tuhan dan biarkan Tuhan memberikan segala yang kita butuhkan.
13.    Nada, jangan pacaran!
Saya kurang paham mengapa ini bisa menjadi nasihat terakhir yang saya tuliskan. Haha!




Hari ini saya dibikin mengingat kembali seperti apa saya enam tahun lalu lantas membandingkannya dengan saya sekarang ini. Sungguh saya belum membuat perbedaan sikap dan kedewasaan yang berarti bahkan dalam beberapa hal saya masih dinasihati oleh Nada enam tahun lalu. Tuhan, saya malu…



[credit picture here]




Saturday, 21 August 2010

STOP NKMJ!

04:30 2 Comments
#StopNKMJ! #StopNKMJ! #StopNKMJ!

Apa sih NKMJ sampai perlu distop? Saya juga bertanya begitu kepada masova ketika masova memposting soal #StopNKMJ di akun twitternya. Dan olala, terkejutlah saya ketika tahu apa NKMJ.

Teman-teman bisa baca dari sini agar lebih paham apa sih NKMJ itu.

Intinya, NKMJ itu umpatan. Umpatan yang nggak banget karena menggunakan kata-kata kelamin. Oke, umpatan aja udah cukup buruk, ini masih ditambahin ngumpat pake kata-kata kelamin jadi parahnya sudah amat sangat akut sekali.

Keparahan ini semakin menjadi ketika NKMJ tidak hanya diserukan lewat ucapan mulut yang hanya didengar orang di sekeliling, tapi lewat jejaring social. Betul sekali, di jejaring social dimana semua orang di seluruh dunia bisa membacanya, membaca umpatan NKMJ yang parah banget itu.

Bukan mau dibilang sok suci dan menggurui soal ini, tapi saya ingin mengingatkan teman-teman dan diri saya sendiri bahwa semaya-mayanya dunia maya penggunanya tetaplah nyata. Mengutip kata masova di balik social media itu ada orang, bukan layar monitor komputer.. Mengumpat di sana, sama dengan mengumpat orang beneran.. #StopNKMJ

Internet adalah bagian dari kehidupan, hasil teknologi yang tetap tidak bisa lepas dari kebudayaan sebab didalamnya terdapat interaksi antar penggunanya. Dimana ada interaksi disitu ada etika. Ini yang dilupakan oleh sebagian pengguna dunia maya.


Well, pasti ada yang berkomentar, akun gue kenapa loe yang ngatur? Guys, bebas bukan berarti sebebas-bebasnya. Kebebasan kita dibatasi kebebasan orang lain. Jika tingkah kita mengusik orang lain, berarti kita sudah bebas kebablasan.

Sekali lagi kebablasan. Dan kebablasan menunjukkan bahwa kita belum siap berteknologi. Bahwa kita tidak bisa menempatkan teknologi tidak hanya sebagai alat tapi juga media sosialisasi. Bahwa kita masih gaptek karena tidak tahu etika dalam menggunakan teknologi.

Teman-teman, ayolah kita tumbuhkan bersama-sama kesadaran untuk menciptakan internet yang sehat. Tunjukkan kalo kita adalah generasi teknologi terdidik dan beretika. Kecerdasan kita dalam bertingkah laku menunjukkan seberapa majunya bangsa kita. kalau kita masih mengumpat di ranah public sama saja kita semakin menarik bangsa kita dari peradaban luhur.

Semua ingin Indonesia lebih beradab dan lebih baik kan? Yuk kita mulai dari diri kita sendiri, kita mulai dari mengontrol ‘mulut’ kita di dunia maya kemudian mengontrol tingkah laku kita dalam dunia nyata. TUNJUKKAN BAHWA KITA BERBUDAYA DAN PUNYA SOPAN SANTUN! #StopNKMJ

Wednesday, 18 August 2010

takut menyesal (alasan saya nangis)

06:55 8 Comments
Ini soal ketakutan. Ralat lebih tepatnya, ini bayangan soal penyesalan. Ya, saya takut menyesal.

Bermula dari membuka halaman facebook dan saya menemukan di dinding seorang kawan tentang kematian kawan dari kawan saya itu. Almarhum Kahai AT (Allahu Yarham), seorang mahasiswa UGM jurusan hukum angkatan 2006. Mengalami kecelakaan, lantas koma dan akhirnya meninggal.

Entah karena apa saya tergerak untuk membuka halaman facebook mas Kahai ini dan saya menemukan begitu banyak ucapan selamat jalan. Orang ini semasa hidupnya, ternyata begitu dicintai banyak orang.

Sampai akhirnya jari saya refleks meng-klik link note di halaman facebook almarhum. Seorang gadis menuliskan note tentang Almarhum, seorang gadis yang dicintai Almarhum.

Satu yang saya tangkap, keduanya saling mencintai tapi tak pernah ada ungkapan. Ini yang disesalkan oleh sang gadis.

Ini yang membuat saya merinding. Ini yang membuat saya menangis.

Mengapa?

Well, saya nggak akan bicara dari sudut agama, penghambaan atau ibadah. Itu lebih berat lagi, soalnya. Saya akan cerita dua hal.

Pertama. Saya sadar maut itu datang tanpa prediksi. Sekarang saya masih bisa memposting untuk blog saya ini tapi siapa tahu besok saya mengalami kecelakaan lantas meninggal seperti mas Kahai? Tidak ada yang menjamin saya masih hidup besok. Saya yakin, Anda pasti sudah sering mendengar ungkapan semacam itu dan mungkin nyaris terdengar klise. Tanggapan yang apatis bisa jadi seperti ini,”Iya, gue tahu. Mati ya mati aja. Yang penting sekarang gue happy”. Bisa jadi, lho.

Tapi akan terasa beda jika ungkapan itu lahir karena Anda melihat secara nyata, seorang Pemuda, yang begitu gagah, cerdas, baik, muda dan sehat tanpa diduga menghadapi kematian. Unpredictable.

Karena kematian begitu unpredictable, saya jadi punya pertanyaan, kalo saya mati besok apa yang sudah saya tinggalkan hari ini?

Untuk alasan pertama ini, saya masih merenung, belum nangis Bombay.

Kedua. Mas Kahai ini belum sempet menyatakan cinta ke gadis yang disukainya. Ini yang bikin saya nangis Bombay.

saya kemudian membayangkan diri saya ada dalam posisi si cewek. Dalam kasus saya, saya yang belum sempat membalas ucapan cinta (cewek dalam kasus mas Kahai juga begitu). Kita sebut cowok dalam kasus saya ini masnico begitu (nama asli disamarkan).

Saya dapet kabar dari teman masnico kalo masnico kecelakaan dan sekarang koma. Saya kelabakan, bingung, pengen cepet nemuin. Karena kami beda kota saya akhirnya njebol tabungan dan naik pesawat karena ngga pengen kehabisan waktu. Sampai disana, saya lihat masnico tergeletak lemah, tubuhnya dipenuhi selang dan kabel. Di sebelahnya ada oscilope yang menunjukkan detak jantungnya, detak jantungnya yang melemah.


Saya melihat mata masnico tertutup. Saya genggam jemarinya, entah dia merasakan atau tidak, lantas saya berbisik di telinga masnico,” I Love You”.
Setelah itu oscilope menunjukkan sebuah garis lurus. ------------------------

Masnico meninggal. Saya menangis. Betapa saya tidak menjawab dari dulu kata itu padahal saya juga merasakannya.

Serius. Meski itu hanya terjadi dalam benak saya, sesore tadi saya menangis sampai mata saya bengkak. Saya tidak ingin terlambat dan melewatkan banyak kesempatan untuk menjawab hingga akhirnya saya harus berebut waktu dengan maut. Sungguh saya tak mau Tuhan.

Saya tidak ingin itu terjadi, dan apa yang ada dalam benak saya itu jelas bukan doa. Itu hanya sebuah bayangan buruk yang sangat bisa terjadi.

Posisi kedua. Saya yang koma. Saya yang tidak bisa menjawab lagi pernyataan cinta masnico. Apakah masnico akan tahu betapa saya menyayanginya? Ralat, betapa saya mencintainya?

Saya nangis Bombay lagi. Benar-benar nangis Bombay.

Masnico, semoga kamu baca dan tidak tertawa, saya beneran nangis.