Showing posts with label plesir. Show all posts
Showing posts with label plesir. Show all posts

Wednesday, 3 September 2014

Sweet Escape to East of Java

02:59 0 Comments
Bulan kemarin, saya dan teman-teman kampus merealisasikan rencana lama kami. Jalan-jalan ke Banyuwangi. Formasi awal ada delapan orang yang berangkat, di menit terakhir, satu orang ada yang ga bisa dan akhirnya digantikan orang lain. Jadi formasi yang berangkat ada saya, Awalia, Ardian, Fadhila, Fadli, Fahmi, Fajar, dan Jalu. Kenapa harus delapan? Biar irit biaya :D

Jadi kami sewa mobil dari Surabaya, semakin banyak orang patungannya akan lebih murah. Total patungan cuma 160ribu rupiah per orang minus Fahmi, karena si Fahmi udah nyetir PP Surabaya-Banyuwangi. Kasian amat lah ya kalau harus iuran juga. Selain itu, si Fahmi udah berbaik hati 'menampung' kami di rumahnya (Fahmi asli Banyuwangi) jadi sudah amat sangat mengurangi biaya penginapan. :D

Jadi dengan uang 160 ribu saya bisa kemana saja?

1. Baluran, Africa Van Java
Dari Surabaya, lewat jalur Pantura kami langsung ke Baluran dulu. Sampai Baluran pas sore, sekitar jam setengah 4. Mengutip dari website resmi Taman Nasional Baluran nih, 
Taman Nasional Baluran atau juga lebih di kenal dengan julukannya, Africa Van Java adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Tujuan kami ke Baluran adalah Padang Savana Bekol dan Pantai Bama. Untuk sampai ke  Bekol, kami masih harus menempuh kurang lebih 11 km dari jalan Utama. Hampir 45 menit, karena akses jalan dalam Taman Nasional Baluran cukup rusak. Yang bikin saya terkagum-kagum, di sepanjang jalan yang kami lewati adalah hutan kering karena sedang kemarau. Namun. ada satu area yang bener-bener hijau., evergreen. Jadi area ini selalu hijau sepanjang tahun. Nah antara daerah hutan kering dan hutan hijau ini ngga ada sekat, alami gitu. Saya takjub. Perbedaannya sangat drastis. Sayang ngga sempet foto, karena keasyikan takjub. :(

Setelah itu padang savana Bekol. Ini bener-bener Afrika. Beneran. Rasanya kayak ngga di Indonesia.
Africa van Java
Di Taman Nasional Baluran, terdapat hewan-hewan yang hidup secara bebas. IYAK, BEBAS TANPA KANDANG. Yang kebetulan kami lihat ada monyet, rusa, merak dan banteng, IYAK BANTENG NGGA DI KANDANG. LARI-LARI HAPPY DENGAN KAWANANNYA.

Bantengnya happy banget dilepas liar

 Jadi akhirnya kami ngga berani turun dong, sempet turun tapi langsung ngacir waktu banteng-banteng nan gagah itu lari ke arah kami. Langsung semua masuk mobil.
Kalau tinggal tengkorak banteng, kami baru berani turun. :D
Setelah puas dikejar banteng, kami meneruskan perjalanan ke Pantai Bama. di Pantai Bama banyak monyet. Saya ulangi, BANYAK MONYET. karena saking banyaknya, jumlah manusianya kalah. Jangan dilihat mata-mata monyet ini kalau Anda tidak ingin dikejar monyet. Jangan juga bawa hape atau dompet atau benda lain yang bisa menarik perhatian monyet.
Pantai Surut dan Monyet

Sayang saat kami sampai di Pantai Bama, laut sedang surut. Jadi jelek deh pantainya :( tapi kami tetep selfie :3
Behind the Selfie.
Setelah itu, kami langsung meneruskan perjalanan. Karena waktu sudah senja dan karena ini Taman Nasional, ngga ada lampu. Kami juga sudah diwanti-wanti untuk keluar sebelum jam 18.30. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi kota, ke rumah Fahmi. Pukul 8 malam kami sampai. lanjut beristirahat dan tidur sejenak plus makan malam. Setelah itu, jam 11 malam kami langsung menuju..

2. IJEN, THE BEAUTY OF BLUE FIRE
Sebenarnya ini main destination kami. Kepingin lihat natural blue fire yang konon hanya ada dua di dunia. Satu di Indonesia dan satu di Kanada. Kalau ngga natural bisa lihat dimana? Kompor gas. :D
Sehari sebelumnya, saya sudah jogging. Awal menyuruh kami mempersiapkan fisik biar tidak kaget saat harus mendaki Ijen. Rupanya, setelah berbulan-bulan ngga pernah olah raga, mendaki gunung ini lumayan juga menguras tenaga. Tapi saya emang ngga pengen berhenti terlalu sering dan terlalu lama, karena dingin.

Sebelum berangkat, Ibu sudah membekali saya dengan senter dan gula merah. Untungnya saat kami mendaki, sedang bulan purnama jadi jalanan cukup terang, dan untuk gula merah ini ternyata sangat membantu. Saat kecapekan saya emut saja secuil gula merah, langsung punya tenaga lagi! Waw! Karena dingin, saya pake sweater ditambah jaket, plus kaos kaki, kaos tangan. Dingin emang. Lha kok pas di atas ketemu bule cuma pake tanktop. T.T

dan ternyata saat saya kesana sedang peak season, karena summer. Jadi buanyaaaak banget bule. Untuk sampai ke puncak, saya dan teman-teman butuh waktu 90 menit. Nah, untuk melihat blue fire, kami harus turun ke kawah. Nah turun ke kawah ini cukup berbahaya karena jalan terjal dan berbatu. Salah pijak kami bisa cedera terantuk batu-batu gede. Alhamdulilah saya dan kawan-kawan selamat sampai kawah. Kami sudah diwanti-wanti oleh Fahmi untuk menggunakan masker yang dibasahi. Untuk apa? Menahan serangan mendadak asap belerang. Masker biasa tidak mempan, jadi usahakan kalau mau ke ijen pakailah masker yang emang standar untuk gas beracun (banyak bule yang pakai) atau masker kain yang bisa dibasahi.

Blue Fire
Ih kok biasa aja? Iya soalnya kamu lihat pake lensa kamera, you'll be amazed when you see it by your own eyes. Bagus banget. Untuk turun ke kawah, kira-kira perlu waktu 45 menit. Begitu sampai di bawah, saya langsung kena serangan belerang :( Akhirnya, saya dan Fadli memutuskan untuk naik ke puncak, karena takut dengan serangan belerang. (iya kami cemen) sementara yang lain masih betah di bawah. Yakali, naik turun susah lihat blue fire 10 menit doang.

Di puncak kami disambut dengan hawa dingin yang SubhanAllah! ditambah dengan gerimis :( untung Fadli bawa payung. Kami menunggu yang lain naik ke puncak dan memutuskan menunggu sampai subuh, untuk mengambil foto kawah. Sayangnya, udah dibela-belain kedinginan dan kehujanan malah ada kabut :( jadi kami ngga bisa dapet foto kawah :(

Udah dibelain-belain kayak gini sampai nyaris hipotermia :(
Malah jadi tukang ronda begini di tengah belantara kabut
Akhirnya, setengah tujuh kami memutuskan untuk turun dan cari sarapan. Kami menuju warung Tempong, rekomendasi Fahmi. Ini pedesnya nampar abis! Setelah kenyang, kami balik sebentar ke rumah fahmi, balikin sarung (iya yang saya pake itu) dan barang-barang lain yang kami pinjam. Setelah itu kami langsung lanjut ke...


3. PANTAI PULAU MERAH, SURGANYA OMBAK
Awesome. Pantai ini garis pantainya puanjaaang dan masih bersih. Ombakya gede dan pasirnya putih. Sayang kurang beruntung jadi ga ketemu bule-bule surfing. So far, karena saya suka pantai yang sepi. Saya menikmati banget pantai ini. :)
No caption needed
Overall, saya dan kawan-kawan menikmati perjalanan kami ini :) setelah puas main di pantai. Kami mampir ke rumah Neneknya Fadjar untuk istirahat dan makan siang :D akhirnya sempet tidur juga, tapi malah jadi pegel semua :(
Setelah itu menjelang maghrib kami melanjutkan perjalanan pulang ke Surabaya. Sempat terjebak macet dan berkali-kali berhenti karena Fahmi kecapekan (ya iyalah dua hari nyetir nonstop tanpa istirahat) kami sampai di kampus lagi pukul 7 pagi :D

Kalau ada yang ingin ditanyakan bisa komen di postingan ini atau ke ask.fm/nadaharoen :)

Sunday, 1 September 2013

The Beautiful Sunrise of Posong

00:47 0 Comments
Ibu saya adalah tipe Ibu yang tidak suka berada di luar rumah kecuali ada alasan seperti bekerja, silaturahmi, kebutuhan keluarga dan mengajar. Nyaris Ibu tidak pernah mengajak kami untuk bepergian dengan alasan jalan-jalan semata. TIDAK PERNAH.

Suatu hari, saat Ibu sedang menelepon saya, Ibu bercerita penuh antusias mengenai tempat wisata yang sengaja Ibu kunjungi bersama kakak saya, saat subuh. Jadi yang membuat saya kaget adalah, Ibu, Wisata, dan Antusias.

Waktu pulang kemarin, Ibu pun mengajak saya ke tempat tersebut yang tentunya dengan senang hati saya setuju. Kami berangkat tepat setelah sholat shubuh menuju Posong. Mana, Nad? Posong. Posong adalah gardu pandang di lereng Sindoro untuk menikmati sunrise di kecamatan Kledung, Temanggung.

Dari rumah saya di Ngadirejo Temanggung, Posong bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Kira-kira ada jalan makadam sepanjang 3 KM sebelum sampai Posong. Lalu seperti apakah sunrise disana? Pictures below will tell you how beautiful the sunrise was. No more word needed. :)
Sunrise

Sumbing Mt and Merbabu Mt.

another sunrise
Sumbing Mt.

Sumbing yang Gagah

Blue Sky above Sindoro Mt.

Me and Ibu

Tertarik ke Posong? Silakan tinggalkan komentar :)

Tuesday, 16 August 2011

holiday wholeday part 3

04:03 2 Comments

Apa jadinya jika kecantikan Candi Prambanan di malam hari dikombinasikan dengan sebuah Sendratari kolosal? A Wonderful Ramayana Ballet, that’s it!

Setelah berkali-kali cuma lewat saja tiap mau balik ke Temanggung, akhir bulan Juli kemarin, saya berhasil membujuk kakak saya untuk menyaksikan sendratari Ramayana. Awalnya kakak saya agak males, soalnya harga tiket paling murah saja 75.000. sebagai sesama mahasiswa yang menjunjung asas hemat di akhir bulan, harga segitu cukup mahal. Tapi ternyata bujuk rayu saya lebih maut daripada asas itu, Kakak saya akhirnya terbujuk juga.

Jadilah sekitar pukul 19.00 kami berangkat, Sendratari Ramayana sendiri dimulai pukul 19.30. tempat pertunjukan memang terpisah dari Candi Prambanan, tidak persis di depan Candi Prambanan. Namun, Candi Prambanan justru menjadi latar panggung yang menarik dengan jarak yang proporsional.

Pertunjukan sendratari selama kurang lebih dua jam benar-benar membuat kami puas, tata panggung yang luar biasa, make up para penari yang benar-benar total, gerak tari yang luwes, bisa rancak bisa lembut, membuat saya betah menyaksikan hingga akhir pertunjukkan.

Sendratari Ramayana sendiri menceritakan tentang kisah Rama-Shinta. Jadi pastilah ada Shinta, Rama, Rahwana dan Anoman. Saya paling suka tokoh Anoman, karena dia keren sekali. Ada salah satu adegan si Anoman ini salto melewati api yang membara!

Emang ceritanya gimana? Nggak seru dong kalo saya kasih tahu. Hehe.. sebaiknya Anda Nonton sendiri saja jika berkesempatan datang ke Jogja. Untuk kali ini cukuplah saya pamer foto dulu. Haha..
atas: Candi Prambanan di malam hari
tengah: Rama dan Sinta sedang beraksi
bawah: kakak saya diapit dua rahwana seusai pentas

Selain ke Prambanan, kakak saya juga sempat mengajak saya ke rumah Dome atau lazim juga di sebut rumah teletubies. Rumah Dome yang berjumlah sekitar 20 ini berada di dusun Ngelepen , kecamatan Prambanan. Para penghuni rumah dome adalah korban gempa Jogja pada tahun 2007 yang desanya telah ambles ke dalam bumi.
atas: Taman Kanak-kanak dome tampak dari samping
tengah: mejeng di depan TK Dome
bawah : Pusat Kesehatan Dome yang dijaga seorang bidan 
Sampai di akhir posting ini, saya baru tersadar masih ada tempat yang belum saya ceritakan selama liburan ini. dan hal itu membuat saya tersadar (juga) betapa saya doyan banget travelling kemana-mana :))

Friday, 29 July 2011

holiday wholeday part 2

00:18 5 Comments

Surabaya-Magelang-Temanggung-Jepara-Karimun Jawa-Jakarta-Temanggung-Magelang-Malang-Surabaya-Temanggung-Surabaya-Jakarta-Jogja-Temanggung.
peta dari mbah gugel

Itulah liburan saya selama sebulan ini. Liburan memang sebulan tapi saya seolah cuma singgah sejenak di rumah, di Temanggung. Di Magelang, selain acara keluarga, saya sempat jalan-jalan bersama sepupu sekaligus sahabat terbaik saya, sista Wava. Jalan-jalan di kota Magelang sama halnya membangkitkan kenangan masa SMA. Sudut-sudut kota itu menjadi saksi bagaimana saya menjadi remaja.

Kemudian, Malang. Masih bersama sista Wava. Saya menemaninya menyelesaikan urusan administrasi kampus. Pemberkasan, begitu istilah yang dipakai oleh Universitas Brawijaya. Tempat sepupu saya kini menjadi mahasiswa baru jurusan Sastra Jepang. Tampaknya, mulai semester depan saya akan lebih sering main ke Malang. Hehe..

Setelah itu Surabaya, nothing special. Menyelesaikan urusan kampus dan Kompas. Seperti biasa.

Selanjutnya Jakarta. Dalam waktu kurang dari dua minggu saya ke Jakarta dua kali. Yang pertama, menemani Ibu saya kondangan di Hotel Sahid. Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj ngunduh mantu dan Ibu saya diundang. Rencana awal, kakak saya yang akan menemani. Namun karena ternyata kakak saya, Mas Ova, harus KKN, jadilah saya menggantikan. Saya nggak kemana-mana saat itu, selain di hotel dan ke kantor PBNU, kantor kakak saya, Mas Nabil. Lumayan juga ikut kondangan, saya bisa lihat Ruth Sahanaya dan Once manggung. Lumayan juga performa mereka—bukan lumayan lagi ding, tapi WOW—apalagi live begitu. Haha.

Karena yang punya gawe adalah seorang ketua PBNU, undangan yang hadir benar-benar kelas atas—kecuali saya. Haha. Semua menteri hadir dan terlebih lagi mantu Pak Said adalah adik dari Menteri PDT. Dan tak Cuma menteri, presiden dan wakilnya pun hadir. Kamu nggak minta foto atau salaman, Nad? Ogah. *sok jual mahal* kalau rasanya patut, saya malah pengen demo, mumpung petinggi negara semua hadir. Pasti didengar, tapi soal ditanggapi, lain lagi.

Namun karena saya sedang menemani Ibu, rencana gila itu urung saya lakukan.

Perjalanan saya ke Jakarta berikutnya adalah perjalanan dinas Kompas Kampus * hasyah*. Setelah mengadakan Campus Competition di tiga kota, Medan, Jakarta dan Surabaya Minggu kemarin ini adalah awarding day. Saya sebagai volunter Kompas Kampus bersama 5 teman saya yang lain berangkat dari Surabaya. Lumayan juga lah, pas Awarding day nonton konser gratis. Ada Morgan Bis Abend—band baru yang jazzy banget— para personelnya alumnus Kompas Muda, ada boyband 3in1—jangan bayangkan mereka sama kayak SM*SH—yang dancenya keren abis. Gimana ngga keren karena basic personelnya dari karate, cappoeira dan break dance. I mean, they really dance. They really do and they’re really a man. Dengan badan yang sixpack lumayan lah bisa buat saya dan temen-teman cewek jerit-jerit heboh karena girang. Dan yang terakhir ada Saykoji. Untuk yang terakhir ini, kayaknya saya ngga perlu cerita perform panggung mereka. Yang pasti, keren!
bersama volunteer dan tim surabaya-malang. ITS juara dua lhoo :)

Selain datang ke awarding day, saya juga sempat ke Kota Toea. Sayangnya waktu saya datang, Kota Toea sedang crowded sekali. Ada semacam festival dengan panggung dan stand-stand jualan yang banyak banget. Sialnya lagi, museum Fatahillah sudah tutup. Dengan kondisi yang crowded itu, susah juga cari background foto untuk nuansa oldies. Kayaknya ini isyarat Tuhan, saya harus ke Kota Toea lagi suatu hari nanti. Entah untuk liburan atau malah foto prewedding. Haha.
di kota toea :)
dan cerita liburan saya masih ada satu lagi :D

Thursday, 28 July 2011

holiday wholeday part 1

07:39 7 Comments

Saya menyebut liburan kuliah saya kali ini sebagai traveling yang sebenarnya. Bermula dari awal liburan, begitu UAS saya selesai, saya langsung meluncur ke karimun jawa bersama tante saya yang masih berjiwa muda. Pengalaman itu menjadi sangat menarik buat saya karena untuk pertama kalinya saya akan naik kapal, untuk pertama kalinya saya akan menjejakkan kaki di luar Jawa. Dan saya ngga kecewa sebab Karimun Jawa luar biasa memesona!

Berbeda dengan pantai-pantai pesisir selatan Jawa dengan ombak-ombak besar yang pernah saya datangi, laut Jawa di sekeliling Karimun Jawa sangat tenang ketika saya tiba disana. Saya rupanya cukup beruntung mengalami pelayaran dengan laut yang ‘lembek’, istilah orang Karimun untuk laut yang tenang.

Setelah perjalanan enam jam di kapal ekonomi, akhirnya saya tiba di dermaga Karimun Jawa. Saya sudah di sambut oleh agen wisata—ya, saya memilih menggunakan jasa agen. Meskipun tidak murah sekali, tapi lumayanlah untuk kantong mahasiswi—dengan es kelapa muda dingin. di sana saya di kelompokkan bersama wisatawan lokal lain yang menggunakan jasa agen wisata yang sama.

Dengan membayar Rp 450000, saya sudah dapat tiket kapal PP, biaya penginapan di homestay, makan selama 3 hari 3 malam, sewa kapal, sewa alat-alat snorkeling, sewa guide, dan tentunya dokumentasi foto underwater dan upwater.

Karimun jawa adalah kepulauan di laut Jawa yang masih termasuk wilayah kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Terdiri dari 27 pulau namun hanya 5 pulau yang dihuni. Dari 27 pulau tersebut saya berkesempatan mengunjungi 6 pulau, pulau Karimun Jawa itu sendiri, pulau Kecil, pulau Cemara Besar, pulau Cemara Kecil, pulau Menjangan kecil dan pulau Gosong. Selain pulau Karimun Jawa, pulau-pulau yang saya kunjungi adalah pulau-pulau tak berpenghuni.
nemo, bukti saya sampai karimun jawa dan terumbu karang yang cantik

jump-jump-jump on Gosong Island!

Laut yang dangkal dan jernih, membuat snorkeling menjadi aktivitas wajib tiap perahu ditambatkan. Kadang saya snorkeling di dekat pantai, kadang pula di tengah laut. Bergantung pada terumbu karang mana yang bagus untuk dilihat. Sayangnya karena saya tidak bisa berenang dan mengandalkan pelampung untuk snorkeling, saya ngga bisa dapat foto bagus di atas karang. Tapi saya sudah cukup puas bisa melihat langsung ratusan macam ikan berenang di rumah asalnya, bermain-main di sela-sela terumbu karang yang beraneka warna dan bentuk, dan merasakan birunya laut dan jernihnya langit. Pasir-pasir pantai yang rata-rata adalah pasir putih memukau saya. Dan karena pada dasarnya saya tidak suka tempat-tempat crowded, pantai-pantai itu jadi terasa seperti surga. Hanya ada saya dan rombongan kecil saya dan pantai-pantai tropis itu kami nikmati sendiri.

Saat malam, saya menyempatkan diri ke dermaga Karimun Jawa yang sepi. Di sana, saya merebahkan badan, memandang langit. Beruntung langit sedang cerah, berjuta bintang seolah dihamparkan bagai permadani. Yang luar biasa, permadani itu berkelip dan seolah bergerak. Yang membuat saya terkenang, deburan-deburan ombak yang melebur tepat di bawah saya. Dan angin laut terasa begitu syahdu membelai.

Meskipun Karimun Jawa dan keindahan laut dan pantainya begitu memukau saya, tinggal terlalu lama akan menimbulkan kejenuhan. Sebab wisata di Karimun Jawa masih melulu snorkeling dan pantai. Jadi untuk anda yang berencana berlibur kesana, saya rasa 3 hari adalah waktu yang cukup.

Setelah 3 hari yang indah itu, liburan saya masih belum berakhir..

Sunday, 30 January 2011

Indrayanti Beach

02:08 8 Comments
Damai. Tenang. Indah. Bersih. Private.


Itulah yang saya rasakan liburan kemarin saat ke Pantai Indrayanti.
indrayanti beach






Iya, kalo dilihat dari foto, pantai ini adalah macam pantai di Kuta Lombok dengan pasir putih dan tebing di kanan-kiri, tapi secara geografis pantai ini tetaplah terletak di Gunung Kidul, Jogja.
gunung kidul via google maps


Damai?
Iya dong, pantai yang langsung menghadap Samudera Hindia ini punya horison yang seolah tanpa batas. Membuat jiwa ini merasa bebas.. *ceileeee*


Tenang?
Sebenenarnya ombaknya nggak tenang, besar dan gahar malah. Tapi, nuansa pantai ini memang masih tenang. Karena usia pantai ini yang masih muda *artinya baru saja dibuka sebagai tempat wisata* menjadikan pantai Indrayanti ini kurang begitu dikenal dibandingkan pantai-pantai di pesisir yang sama seperti Baron, Kukup, Krakal, Sundak dan Siyung. Tapi menurut saya, justru disitulah kelebihan pantai Indrayanti ini. Tidak crowded. Saya pribadi sih lebih suka pantai yang tenang macam ini, liburan benar-benar menikmati alam bukan melihat para pengunjung yang sibuk lalu lalang.


Indah?
As you see in the picture, this is an awesome beach! Pasirnya yang putih, ombaknya yang berbuih, lautanya yang biru, juga karang yang gahar. Di ujung kanan pantai ini ada semacam cekungan yang berisi batu-batu karang. Ada celah yang menghubungkan cekungan ini dengan laut lepas, begitu ombak datang saya langsung merasakan sensasi yang asyik, terhempas di antara karang. Seru! Di pantai ini juga disediakan pondok-pondok panggung. Kita bisa duduk-duduk dan ombak pun menghampiri kita hingga ke bawah pondok.


Bersih?
Dari sekian pantai yang pernah saya kunjungi, pantai Indrayanti adalah pantai terbersih yang pernah saya temui! Mencitrakan diri sebagai pantai bersih, Pantai Indrayanti tidak hanya menjadikan itu sebagai jargon semata. Para penjaga pantai secara rutin membersihkan pantai ini dan selain itu ada peraturan tegas yang melarang pengunjung buang sampah sembarangan. Satu puntung rokok atau sampah yang dibuang sembarangan akan membuat pengunjung mengeluarkan kocek sepuluh ribu rupiah, denda! Karena kebersihannya pulalah, pantai ini menjadi berbeda dengan pantai-pantai lain.


Private?
Yup. Serasa pantai milik pribadi. Ketika saya datang kesana, hanya saya dan kawan-kawan saya sajalah pengunjung pantai ini. Selang beberapa jam kemudian datanglah rombongan lain. Praktis, hari itu pantai ini hanya milik saya dan rombongan lain itu. Serasa orang kaya bisa menikmati pantai indah itu dan tidak banyak orang lain berdatangan. Hehehe.. kalau Anda ingin menikmati sensasi private ini juga, jangan datang saat weekend.


Satu lagi, pantai ini menyediakan jet ski untuk pengunjung lho. Tapi siap-siap merogoh kocek seratus lima puluh ribu rupiah untuk sensasi jet ski selama lima belas menit saja.


So, this is a very high recommended beach to visit! Come and enjoy!